Zen sedang dituntun menuju sebuah ruangan, dimana jika beberapa orang yang melihat dirinya saat ini di pastikan akan kebingungan, karena seorang pria dengan pakaian biasanya saat ini sedang dituntun oleh seorang CEO pada gedung miliknya sendiri.
“Tuan Uriel ada di dalam tuan” kata pria bernama Bram itu sambil membukakan pintu sebuah ruangan untuk Zen.
Tentu Zen hanya tersenyum saja menerima perlakuan seperti itu dan mulai memasuki ruangan yang dimana pintunya sudah dibukakan untuknya.
“Terima kasih Tuan Bram” Namun suara dari dalam ruangan itu dari seorang pria didalamnya, membuat Bram mengangguk saja dan mulai menutup pintu dari ruangan itu setelah memastikan bahwa Zen sudah masuk kedalamnya.
“Siapa pria itu, mengapa Tuan Uriel ingin bertemu dengannya?” gumam pria bernama Bram itu, lalu beranjak dari sana.
Disisi lain, Zen saat ini sudah masuk kesebuah ruangan dimana dia melihat seorang pria dan wanita sedang menantinya di sana. Tentu Zen sangat mengenal sang pria dan langsung mendekat kearahnya.
“Yo.. adikku Uriel” kata Zen langsung memeluk adiknya itu yang merupakan salah satu Heavenly Sins yaitu Chastity atau sifat kesucian.
“Apa kabarmu Kak” balas Uriel sopan, dan membalas pelukan Kakak sepupunya itu.
“Tentu saja sangat baik” balas Zen yang melepaskan pelukan Uriel, namun pandangannya langsung menatap seorang wanita yang sedang menatap Zen kebingungan.
“Ah... perkenalkan ini Istriku, Kelani” Balas Uriel yang memperkenalkan Istrinya kepada Zen.
“Ho... kamu sudah menikah?” tanya Zen.
“Dia merupakan istri dari pernikahanku yang ke-207” Balas Uriel dengan bangga.
Istri Uriel, Kelani masih bingung dengan siapa yang sedang ditemui oleh Suaminya itu. Bahkan dari percakapan mereka, suaminya tidak segan-segan menceritakan rahasianya kepada pria itu dan membuatnya cukup kebingungan.
“Ah... Istriku perkenalkan ini Kakak sepupuku yang pernah aku ceritakan sebelumnya” Kata Uriel yang menyadari dirinya belum memperkenalkan Zen secara langsung kepada Istrinya yang kelihatan kebingungan.
“Ah... maafkan aku Kakak Ipar” balas Kelani yang menyadari bahwa Zen merupakan seseorang yang beritanya sedang hangat dikalangan keluarga mereka, teruma keluarga dari Suaminya.
“Tidak perlu sungkan. Lagipula aku ingin bertemu dengan Uriel karena ingin menanyakan sesuatu” balas Zen yang langsung duduk pada sofa yang terdapat di ruangan tersebut.
Tentu saja Uriel dan istrinya ikut duduk pada sofa yang berada dihadapan Zen dan menantikan Zen untuk menanyakan sesuatu yang ingin dirinya tanyakan kepada Uriel.
Dari ruang kehampaan, Zen mengambil sebuah dager yang dia temukan dahulu dan meletakan tepat di atas meja yang menghalangi dirinya dengan Adik sepupunya itu. Tentu saja Uriel langsung melihat benda itu dan mulai mengidentifikasinya.
“Dragon Glass” kata Uriel lalu mulai menatap Kakaknya dan meminta penjelasan bagaimana Kakaknya menemukan benda ini.
“Aku menemukannya dari seorang yang aku bunuh” balas Zen dan mendapatkan anggukan dari Uriel yang mengangguk paham.
“Lalu, mengapa Kakak menunjukan benda ini kepadaku?” tanya Uriel. Karena memang tidak seperti biasanya Kakaknya akan menanyakan sesuatu secara langsung.
“Hm.. aku hanya ingin tahu saja, mengapa benda dari dunia kita bisa terlempar ke dunia ini” Balas Zen, yang mengambil benda tersebut dan memasukan kembali kedalam ruang kehampaan, karena dia merasakan beberapa orang ingin memasuki ruangan ini.
Tentu saja Uriel juga merasakannya dan membiarkan orang yang datang itu masuk, karena mereka merupakan pelayan yang disuruh oleh CEO mereka untuk membawakan beberapa minuman dan cemilan.
“Terima kasih” Balas Kelani mewakili suaminya dan Kakak Iparnya setelah melihat para pelayan itu pergi setelah menghidangkan makanan.
“Hahh.. sebenarnya Kak, di dunia ini bukan hanya Dewa saja yang tinggal didalamnya, tetapi para keturunan mahluk mistik juga ikut tinggal didalamnya, termasuk para kaum Ras Naga” Balas Uriel yang membuat Zen cukup terkejut.
“Ho... bukankah saat kita pertama kali datang ke dunia ini, kita hanya merasakan aura para Dewa? Bahkan aku tidak bisa merasakan keberadaan para mahluk-mahluk itu saat tiba di dunia ini” Balas Zen kebingungan.
“Ya, karena mereka baru datang sekitar 2500 tahun yang lalu ke dunia manusia” Balas Uriel.
Sekitar 2500 tahun yang lalu, dunia manusia dilanda sebuah bencana yang besar, dimana sebuah sobekan ruang muncul di Bumi. Dari dalam sobekan itu, munculah berbagai ras baru yang muncul dan hendak mengambil alih bumi.
Termasuk para keturunan mahluk-mahluk astral yang digunakan sebagai budak oleh para penjajah untuk menghancurkan Dunia Manusia. Tentu saja para Seven Heavenly Sins yang dibantu seluruh Dewa yang tinggal di bumi, ikut serta menghalangi rencana mereka.
Hingga akhirnya, peperangan yang sudah berlangsung beberapa tahun itu, akhirnya selesai dengan kemenangan pihak Bumi atau manusia. Karena pada masa itu, selain para Dewa, Manusia juga ikut membantu Seven Heavenly Sins untuk melawan para musuh.
Dengan bantuan mereka, Manusia juga mendapatkan berbagai benda mistik dari sisa perang, terutama beberapa senjata yang terbuat dari Dragon Glass, yang terbuat dari sisik Naga dari Ras Naga, baik yang selamat maupun yang sudah mati dan merupakan sisa-sisa senjata dari peperangan yang sudah mereka jalani.
Berkat peperangan itu juga, semua ras budak yang merupakan keturunan hewan mistik dibebaskan dan mendapatkan sebuah tempat khusus di Bumi dengan pengawasan khusus dari para Dewa. Dan saat ini mereka hidup berdampingan dengan para manusia hingga saat ini.
“Hm... cerita yang menarik. Lalu mengapa benda seperti ini masih berkeliaran. Tentu saja pria yang membawa benda ini tidak membawanya hanya untuk sebagai aksesoris semata bukan?” Balas Zen setelah mendengar penjelasan dari Uriel.
“Apakah Kakak sudah mendengar kisah tentang penghakiman?” tanya Uriel kemudian.
“Penghakiman?” balas Zen dengan raut wajah kebingungan, karena memang dia baru mendengar perkataan adiknya itu.
Masa Penghakiman, adalah masa dimana pihak Seven Heavenly Sins dan semua Dewa serta mahluk mistik yang berada di bumi, termasuk para kultivator kerajaan Cina, sepakat untuk hidup berbaur dengan para manusia. Masa ini, Semua eksistensi tinggi yang berada di Bumi, akan membuat diri mereka seolah-olah mereka mati dan menyebarkan kabar bahwa para Dewa tidak akan ada lagi di Bumi.
Dengan terjadinya masa itu, Manusia akan menganggap bahwa mereka sajalah yang akan tinggal di Bumi tanpa ada eksistensi tinggi yang akan tinggal diantara mereka. Seluruh sejarah sengaja dibuat agar terlihat seperti itu, dan menyebabkan pada saat ini, keberadaan mereka hanya menjadi Legenda atau cerita masyarakat saja.
“Lalu?” kata Zen yang meminta kelanjutan dari perkataan adiknya itu.
“Namun, beberapa pihak dari Manusia yang sangat mempercayai legenda tersebut, tidak sengaja menemukan eksistensi dari para keturunan mistik dan menciptakan sebuah organisasi yang bertujuan memburu pihak yang eksistensi mereka berbeda dengan para Manusia” Balas Uriel mengakhiri kisahnya.
“Hm.. termasuk menemukan beberapa catatan tentang cara membunuh mereka bukan?” tanya Zen kemudian karena organisasi tersebut menggunakan beberapa benda mistik untuk memburu para mahluk itu.
“Tepat. Tetapi niat awal mereka hanya untuk menangkap untuk tujuan penelitian, bukan untuk diburu dan dibunuh” balas Uriel lalu mengambil cangkir teh yang berada didepannya dan mulai meminum isinya.
“Lalu, apa nama organisasi mereka?” Tanya Zen.
Uriel yang mendengar pertanyaan Kakaknya, lalu menaruh cangkirnya kembali di atas meja setelah meminum sedikit isinya sebelum menjawab pertanyaan dari Kakaknya itu.
“Anomanex”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Crimson Abyss
Hei anda sins itu dosa wahai author yang baik
2022-12-02
1
aku tersesat....
semngattt
2022-04-11
0
aku tersesat....
semnagtt kak
2022-04-11
0