Bukan Kesalahan Fatal

"Hei..hei..! berani kau berteriak kepadaku.."

"Bbuukkan tuan, bbukan itu maksud saya.."

"Lantas apa maksudmu berteriak seperti itu..! kau membantah perintahku..!"

"Makk.. makksud saya.." ucap Aira terbata - bata, bagaimana tidak dia belum pernah melihat seorang pria mandi apalagi menggosok punggungnya tentu saja itu membuatnya gugup. Ia melirik sekilas ke arah Eda. Pandangan mata Eda seperti mengatakan laksanakan tugas itu jangan banyak membantah. "Saya takut jika ketika menggosok akan melukai punggung tuan, karena saya belum pernah melakukannya.."

"Abi.." panggil Eda. "Di kamar mandi tuan ada alat untuk menggosok punggung.. segera lakukan perintah tuan.."

"Baiklah bu Eda.."

Aira mengikuti Haiden menuju kamarnya. Sampai di sana Haiden segera melepas jas dan kemejanya..

"Aaagghhh...!"

"Kenapa lagi..!"

"Maaf tuan tadi saya lihat ada kecoa.." ucap Aira berbohong. Ia menundukkan kepala mengalihkan pandangannya karena malu melihat Haiden yang hampir telanjang dada.

"Jangan bohong, rumahku ini sangat bersih.."

"Hmm.. anu.. itu mungkin mata saya yang keliru.. maaf tuan.."

"Heh.. aneh.." Haiden menggelengkan kepalanya. "Cepat gosok punggungku, aku tunggu di dalam.."

"Bbbaik tuan, saya akan cari alat penggosok punggungnya dulu.."

"Tidak perlu.. pakai saja scrub yang ada disitu.."

"Bbbaik tuan.." Aira menarik napas panjang. Dadanya berdegub kencang ini pertama kalinya ia memegang laki - laki.

"Ayo cepat..! nanti malam aku ada pertemuan penting.."

Aira masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat pemandangan yang begitu menakjubkan. Badan yang gagah, berotot, putih bersih, memiliki bulu di dadanya yang pasti sangat di damba oleh semua wanita. Banyak wanita yang mau menggantikan posisinya saat ini. Dengan sedikit menelan ludah karena tidak memungkiri bahwa ia sedikit terpesona dengan tubuh tuan barunya itu. Semua wanita pasti iri kepadaku ia tersenyum.

"Hei.. kenapa bengong.. Ayo cepat..! kau ingin aku kedinginan di sini.."

"Ttidaak tuan.." Aira dengan cepat melangkahkan kakinya mendekat ke bathtub. Ia tidak ingin membuat kesalahan lagi karena akan berakibat fatal terhadap perusahaan.

Ia mengambil sedikit scrub dan kemudian mulai menggosok punggung Haiden. Hmmm punggungnya halus sekali. Punggungnya sudah putih bersih tanpa noda ataupun cacat kenapa harus digosok sih.. Heh orang kaya memang kadang melakukan hal yang tidak masuk akal batin Aira.

Ketika Aira mulai menggosok punggung, Haiden mulai memejamkan mata menikmati setiap pijatan yang diberikan Aira. Aneh kenapa hari ini aku bisa tertawa lepas hanya dengan melihat wajahnya yang mirip badut.. dasar pria bodoh.. ternyata Baskara mengirim jaminan yang tidak mengecewakan.. akan aku lihat nanti bagaimana kinerjanya.. tapi terus terang aku masih penasaran dengan Ivanka lamun Haiden.

"Abi.." panggil Haiden

"Ya tuan.."

"Apakah om kamu tidak pernah menyuruhmu bekerja..?"

"Tidak tuan saya selalu membantu om dan tante saya di rumah bahkan saya bekerja di sebuah cafe.."

"Aneh.."

"Aneh di mana tuan..?"

"Tanganmu halus seperti wanita.."

Deg.. deg.. jantung Aira berdegub kencang "Hmm itu..itu karena saya rajin menggunakan lotion tuan.."

"Masuk akal juga.. apakah kau kenal dekat dengan Ivanka..?" Haiden memulai obrolan.

"Tidak terlalu tuan karena ia kuliah di luar negeri, kami jadi jarang bertemu.."

"Apakah dia punya seorang kekasih..?"

"Setahu saya belum.."

"Bagus.."

"Bagus apa tuan..?"

"Bukan urusanmu.. lanjutkan menggosoknya.."

"Baik tuan... untuk pundak dan leher juga sekalian tuan.."

"Hmm.." jawab Haiden singkat. Karena ia memejamkan mata menikmati pijatan dari tangan Aira. Aira mulai menggosok bagian leher dan pundaknya, tanpa Haiden sadari sentuhan itu membangunkan sesuatu yang tertidur di bawah sana.

Gila, tangan Abi sangat lembut dalam memijat, aku tidak pernah merasakan perasaan nyaman dan rileks seperti ini. Seakan beban dan penatnya pekerjaan jadi hilang batin Haiden.

"Cukup kau boleh keluar, aku akan berendam sebentar.."

"Baik tuan.." jawab Aira lega. Akhirnya pekerjaan yang penuh cobaan berat ini selesai. "Saya permisi tuan untuk membuat teh.."

"Hemmm.."

Aira segera keluar dan menuju ke dapur. Ia sempat menarik napas panjang meregangkan otot - ototnya. Merasakan kelegaan yang luar biasa.

"Capek.." tanya Eda tiba - tiba.

"Tidak bu Eda.. aku cuma belum terbiasa menggosok punggung orang.."

"Kemarikan tanganmu.."

"Buat apa bu..?"

"Sudah jangan banyak tanya.. kemarikan..!"

Aira segera menyerahkan tangannya, Eda langsung memegang dan memeriksa sebentar. Ia sempat mengerutkan keningnya.

"Kenapa bu..?"

"Tidak apa - apa.."

"Kembalilah bekerja, lakukan tugasmu sebaik - baiknya.."

"Baik bu, kalau begitu saya antar teh ini dulu ke atas.."

"Hmmm.."

Aira segera membawa teh hangat ke dalam kamar Haiden. Tok..tok..tok..

"Masuk.."

Aira segera masuk ke dalam dan meletakkan teh hangat itu di meja kerja. Saat itu Haiden sedang memainkan handphone nya dengan menggenakan bathrobe. Tak lama kemudian ia memandang ke arah Aira dan meletakkan handphonenya dekat dengan teh itu.

"Kau tahu ini hari apa..?"

"Tahu tuan.. ini hari rabu.."

"Kau sudah membaca buku data pribadiku..?"

"Sudah tuan.."

"Eda..! Eda..!" panggil Haiden.

Aduh kesalahan apalagi yang sudah aku perbuat, kasihan bu Eda kalau kena marah lagi batin Aira dengan muka pucat, tampak keningnya sudah penuh peluh.

"Tuan memanggil saya..?"

"Apakah kau sudah memberikan buku data pribadiku kepadanya..?"

"Sudah tuan.."

"Kenapa dia membuat teh seperti ini..?"

"Maaf tuan saya akan mendidiknya lagi.."

"Tuan tolong jangan salahkan bu Eda, saya tahu hari ini hari Rabu. Sesuai jadwal, tuan akan minum teh dengan perasan jeruk lemon, akan tetapi saya tadi melihat tuan begitu capek jadi saya tambah dengan daun mint untuk menyegarkan badan.."

Haiden menatap tajam ke arah Aira, kemudian berjalan mendekat ke arahnya.. "Kau adalah pelayan baru disini..! dan ingat kau adalah jaminan..! jangan pernah merubah jadwal yang sudah aku tetapkan..! aku tidak suka.. mengerti..!! teriak Haiden sambil mencengkeram rahang Aira. "Sekarang keluar..!!!"

"Baik.. mmaaf tuan.." belum selesai Aira berkata Eda sudah mengangkat tangannya tanda agar dia segera keluar. Aira segera menuruti perkataan Haiden dan Eda.

"Maaf tuan saya gagal mendidiknya.. apa perlu saya buatkan teh yang baru..?" ucap Eda

"Tidak perlu.. kau keluarlah.."

"Baik tuan saya permisi.."

Sementara itu Aira menitikkan air mata, rahangnya sakit akibat cengkeraman Haiden. Genap sudah penyiksaan hari ini, yang ada dirinya babak belur dari kening, hidung dan sekarang rahang. Belum lagi lututnya yang agak memar karena sering terantuk meja akibat celana yang kebesaran.

Tok..tok..tok.. pintu kamarnya di ketuk. Aira segera membuka pintu.

"Bu Eda.."

"Ini salep penghilang rasa nyeri oleskan pada bagian yang sakit.."

"Baik bu.."

"Ini baju dan celanamu, ini sudah aku sesuaikan dengan ukuran tubuhmu.."

"Wah terima kasih bu Eda.." ucap Aira senang

"Ingat kata - kataku.. lakukan sesuai yang di petunjuk jangan merubah, menambah ataupun mengurangi kita disini hanya pelayan mengerti.."

"Aku mengerti.. maafkan aku bu Eda.."

Eda hanya diam tanpa berkata apa - apa kemudian pergi meninggalkan Aira sendiri.

Dengan cepat Aira mengoleskan pada bagian tubuhnya yang sakit. Memang rasanya nyut nyutan nyeri sekali. Dalam lamunannya ia tergidik ngeri ketika mengingat kejadian tadi. Dalam sekejap, mata terindah itu berubah menakutkan seakan bisa membunuh lawannya.

☘☘☘☘☘

Sial berani - beraninya seorang pelayan merubah kebiasaanku apalagi dia hanya jaminan yang tidak aku inginkan. Haiden dengan kesal duduk di sofanya. Tampak ia menghubungi seseorang

"Datang keruanganku.."

Setelah itu ia meletakkan handphone nya dan memandang ke secangkir teh yang telah ia tolak itu. Sebenarnya ia cukup penasaran dengan rasanya karena ketika teh itu di hidangkan memiliki aroma yang menggoda.

Tok..tok..tok..

"Masuk Noah.."

Pintu terbuka dan Noah masuk untuk menghadap

"Bagaimana kau sudah mendapatkan data tentang Mr David..?"

"Sudah tuan.. Ternyata itu bukan perusahaan milik Mr David.."

"Maksudmu..?"

"Mr David sudah memindahkan kepemilikan atas namanya secara ilegal.."

"Siapa pemilik aslinya..?"

"Tuan Alfredo, dia merupakan paman dari Mr David.."

"Dimana sekarang dia..?"

"Menurut kabar dia sedang di luar negeri, akan tetapi dari informan yang saya terima tuan Alfredo telah di bunuh.."

"Sial, David rupanya ingin menipuku.." Haiden mengepalkan tangannya. Dia menarik napas panjang kemudian tanpa sadar meneguk teh buatan Aira. Hmm.. ternyata teh ini sangat nikmat dan segar batin Haiden. Dia meneguk lagi dan lagi hingga habis tanpa sisa. Emosinya menjadi lebih tenang, badannya juga menghangat.

"Noah kita ikuti saja permainan David, aku ingin melihat sampai dimana keberaniannya melawan bisnis Lukashenko.. Awasi terus gerak geriknya.."

"Baik tuan.."

"Aku akan ganti baju, siapkan mobil dan beberapa penjaga seperti biasa.."

"Baik tuan.."

"Oya tolong panggilkan Abi untuk mengurus baju yang akan aku kenakan.."

"Baik tuan.."

Noah segera keluar dan memanggil Abi untuk membantu Haiden berpakaian. Dia menemukan Eda dan Abi sedang duduk di meja dapur.

"Abi.. tuan memanggilmu.."

"Baik pak Noah.."

"Panggil saja aku Noah.."

"Baik Noah.." ucap Aira kembali. "Bu Eda aku pergi dulu.."

"Ingat kata - kataku.." pesan Eda dan dijawab anggukan oleh Aira

Aira bergegas menuju kamar Haiden.

"Maaf tuan memanggil saya.."

"Hmm.."

"Ada perintah tuan..?"

"Siapkan bajuku, aku akan keluar makan malam.."

"Baik.. tuan akan makan malam dengan siapa..?" tanya Aira.

Haiden mengerutkan dahinya.. "Bukan urusanmu aku pergi dengan siapa..!"

"Bukan.. bukan itu maksud saya. Tujuan saya menanyakan adalah untuk menyesuaikan bajunya, tuan pergi makan malam dengan pria atau wanita, di rumah makan apa.. jadi nanti tuan tidak salah kostum.."

"Aku pergi dengan pria, di restoran Italia.."

"Baik akan saya pilihkan yang cocok.." Aira segera menuju walk on closet untuk mencari baju yang cocok. Beruntung Aira sering melihat gaya pakaian ayahnya dulu dalam bertemu relasi bisnis, sering melihat gaya Dave ketika bersantai, bahkan gaya Gilang dalam bekerja di kafe tidak luput dari penglihatannya. Ah ini dia kemeja warna biru navy dan celana warna abu tua pasti cocok untuk tuan pikir Aira.

"Sudah..?"

"Sudah tuan.. karena ini bukan acara makan malam formal mungkin tuan bisa memakai kemeja dan celana ini.."

"Kamu yakin..?"

"Saya yakin tuan.."

"Tunggu disini.. awas kalau kamu buat kesalahan lagi maka tidak akan ada ampun.." ancam Haiden.

Aira harap - harap cemas. Tuhan tolong aku semoga tuan Haiden suka.

Tak berapa lama Haiden keluar.. "Bagaimana menurutmu..?"

"Wow.. tuan sangat tampan.."

"Sepertinya begitu, aku dari dulu memang selalu cocok mengenakan baju apapun.." Haiden melihat dirinya di cermin besar dengan puas. "Jam dan sepatuku..?"

"Sudah saya siapkan tuan.. saya taruh disini.." jawab Aira.

"Bagus.."

"Terima kasih tuan.."

"Aku akan memberimu satu kesempatan lagi.. ingat jangan melakukan kesalahan..!"

"Baik tuan, terima kasih atas kebaikan hati tuan.."

"Abi.."

"Ya tuan.."

"Besok jangan kau gunakan parfum vanilla lagi.. Kau seperti seorang wanita.."

"Maaf tuan ini bukan parfum tapi sabun mandi saya tuan.."

"Oh.. ganti sabun kamu.."

"Baik tuan.."

Haiden keluar dari kamar, Aira mengikuti tuannya itu turun kebawah untuk pergi makan malam. Mobil telah siap, beberapa pelayan juga sudah bersiap di sana termasuk Eda.

"Bagaimana penampilanku Eda.."

"Tuan sangat tampan mengenakan kemeja itu.." puji Eda. Haiden tersenyum puas dengan kinerja Aira.

Setelah mobil itu pergi Aira segera masuk untuk istirahat. Akan tetapi Eda sekali lagi mengingatkan agar ia tidak tidur dulu sebelum tuan pulang.

Heh.. baiklah agar tidak mengantuk aku akan baca buku saja di taman samping.

Aira membuat teh dan camilan untuk di bawa ke taman samping.

"Bu Eda mau juga aku buatkan teh.."

"Tidak usah, aku mau ke kamar saja.. ingat jangan melakukan kesalahan.."

"Siap bu.." jawab Aira sambil tersenyum.

Setelah semuanya selesai ia segera membawa minuman dan makanan itu ke taman samping. Wow taman ini indah sekali, aku jadi teringat dengan rumah peninggalan ayah. Tanpa terasa air matanya menetes, ia buru - buru mengusapnya takut di lihat oleh pelayan yang lain.

Ia rindu dengan masa - masa ketika ayah dan bundanya masih hidup. Semuanya terasa indah sampai kecelakaan maut itu menghilangkan kebahagian di hati Aira. Sekarang yang ada hanya penderitaan, tapi Aira yakin suatu saat dia akan menemukan orang yang tepat yang akan membuatnya bahagia selamanya. Musibah yang dia terima membuatnya menjadi pribadi yang kuat.

Ia kemudian mulai membaca buku, buku mengenai biografi orang - orang terkenal yang inspiratif. Karena angin yang semilir tanpa terasa kantuk melanda. Ia memejamkan matanya sebentar di bangku taman. Sampai Akhirnya ia mendengar suara mesin mobil, Aira tersentak kaget.. Jangan - jangan itu tuan pulang, aku harus bergegas batin Aira. Ia berlari kecil menuju depan pintu. Ketika hampir sampai ia menghentikan langkahnya karena melihat Bella berjalan ke arah mobil Haiden. Begitu Haiden turun Bella langsung memeluknya. Haiden hanya diam ketika di peluk Bella.

Sial kenapa aku harus melihat pemandangan ini, apakah aku nanti dianggap membuat kesalahan lagi.. apa yang harus aku lakukan, lebih baik aku bersembunyi saja.

Aira segera bersembunyi akan tetapi naas baginya karena tanpa sengaja menyenggol sebuah pot tanaman yang ada di sama.

Guubraakkk..

"Siapa.itu..!!!" teriak Haiden. Keluar atau ku tembak kepalamu..!!!"

Dengan tangan dinaikkan di atas kepala Aira keluar dari persembunyiannya

"Abi...!!!"

☘☘☘☘☘

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

yah.. nasibnya. Aira . sabar semoga selamat ya... 🤭😍

2024-04-30

2

Okta Via

Okta Via

hahaha bnyk bner ulah abi.seru Thor ceritanya

2022-08-23

8

Tieny Roesmiasih

Tieny Roesmiasih

coba nyimak.. moga aja bagus 🙏

2022-01-08

3

lihat semua
Episodes
1 Negosiasi
2 Resign
3 Pertemuan Pertama
4 Pertama Bekerja
5 Bukan Kesalahan Fatal
6 Saya.. saya Abi tuan
7 Siapa kau..
8 Salahkan Orang Tua mu
9 Jadi Sasaran
10 Jangan Ganggu Milikku
11 Hampir Saja
12 Gagal Bersenang Senang
13 Hadiah termurah
14 Lelahnya
15 Kunjungan Mendadak
16 Ini pelayanku
17 Rompi Anti Peluru
18 Pertama Kali ke Kantor
19 Gara Gara Kacang
20 Pembalasan atau Karma
21 Jaga Putraku
22 Aku Masih Normal
23 Kepulangan Abi
24 Besar Juga
25 Makan Bakso
26 Satu Petunjuk
27 Kecelakaan bu Eda
28 Jangan Buat Aku Khawatir
29 Kau Akan Hancur di Tanganku
30 Perjamuan Makan Malam
31 Tuan Mau Apa...
32 Syal
33 Terjebak dalam Lift
34 Aku Ikuti Permainanmu
35 Pura Pura
36 Panggil Aku El
37 Stempel Keakraban
38 Berkemah 1
39 Berkemah 2
40 Berkemah 3
41 Berkemah 4
42 Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43 Pemecatan Bella
44 Jaminan Seumur Hidup
45 Margarita Sialan
46 Double Punishment
47 Kepulangan Azkara
48 Misi Azkara
49 Sebuah Pengakuan
50 Jebakan Baskara
51 Bik Sumi
52 Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53 Menjadi lebih Kuat..
54 Permintaan Maaf Ivanka
55 Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56 Tembakan
57 Namaku Aira
58 Perkenalan dari Awal
59 Hantu Jadi Jadian
60 Kamar Mandi
61 Cemburukah...
62 Undangan..
63 Private Party Ivanka
64 Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65 Kancing Baju
66 Kemeja Itu Milikku..
67 Tertangkapnya Roberto
68 Bukit Kembar
69 Genap Sepuluh
70 Liburan 1
71 Liburan 2
72 Aku Mencintaimu Tuan..
73 Kamu dimana Aira
74 Misteri Baju Robek
75 Akhirnya Ketemu..
76 Kembali ke Sisimu
77 Kembali Lagi dari Nol..
78 Mulai Tahu Segalanya
79 Berkorban Sementara
80 Dia Milikku
81 Aku Bukan Pembawa Sial
82 Hampir Unboxing
83 Menikah
84 Bermain dan terus bermain
85 Rencana busuk
86 Cemburu Buta
87 Membayar Jaminan
88 Terkuak Satu demi Satu
89 Membayar Dosa
90 Perang di Mulai
91 Perang di Mulai 2
92 Game Over
93 Oh Syukurlah..
94 Nasib Dave
95 Sidang Dave
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Negosiasi
2
Resign
3
Pertemuan Pertama
4
Pertama Bekerja
5
Bukan Kesalahan Fatal
6
Saya.. saya Abi tuan
7
Siapa kau..
8
Salahkan Orang Tua mu
9
Jadi Sasaran
10
Jangan Ganggu Milikku
11
Hampir Saja
12
Gagal Bersenang Senang
13
Hadiah termurah
14
Lelahnya
15
Kunjungan Mendadak
16
Ini pelayanku
17
Rompi Anti Peluru
18
Pertama Kali ke Kantor
19
Gara Gara Kacang
20
Pembalasan atau Karma
21
Jaga Putraku
22
Aku Masih Normal
23
Kepulangan Abi
24
Besar Juga
25
Makan Bakso
26
Satu Petunjuk
27
Kecelakaan bu Eda
28
Jangan Buat Aku Khawatir
29
Kau Akan Hancur di Tanganku
30
Perjamuan Makan Malam
31
Tuan Mau Apa...
32
Syal
33
Terjebak dalam Lift
34
Aku Ikuti Permainanmu
35
Pura Pura
36
Panggil Aku El
37
Stempel Keakraban
38
Berkemah 1
39
Berkemah 2
40
Berkemah 3
41
Berkemah 4
42
Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43
Pemecatan Bella
44
Jaminan Seumur Hidup
45
Margarita Sialan
46
Double Punishment
47
Kepulangan Azkara
48
Misi Azkara
49
Sebuah Pengakuan
50
Jebakan Baskara
51
Bik Sumi
52
Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53
Menjadi lebih Kuat..
54
Permintaan Maaf Ivanka
55
Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56
Tembakan
57
Namaku Aira
58
Perkenalan dari Awal
59
Hantu Jadi Jadian
60
Kamar Mandi
61
Cemburukah...
62
Undangan..
63
Private Party Ivanka
64
Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65
Kancing Baju
66
Kemeja Itu Milikku..
67
Tertangkapnya Roberto
68
Bukit Kembar
69
Genap Sepuluh
70
Liburan 1
71
Liburan 2
72
Aku Mencintaimu Tuan..
73
Kamu dimana Aira
74
Misteri Baju Robek
75
Akhirnya Ketemu..
76
Kembali ke Sisimu
77
Kembali Lagi dari Nol..
78
Mulai Tahu Segalanya
79
Berkorban Sementara
80
Dia Milikku
81
Aku Bukan Pembawa Sial
82
Hampir Unboxing
83
Menikah
84
Bermain dan terus bermain
85
Rencana busuk
86
Cemburu Buta
87
Membayar Jaminan
88
Terkuak Satu demi Satu
89
Membayar Dosa
90
Perang di Mulai
91
Perang di Mulai 2
92
Game Over
93
Oh Syukurlah..
94
Nasib Dave
95
Sidang Dave
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!