Resign

"Loh, non Aira mau kemana pagi - pagi begini.."

"Aku ada urusan bentar bik.. Oya nasi goreng nya sudah aku siapkan di meja makan.."

"Waduh saya kalah cepat sama non Aira.."

"Nggak apa - apa bik.. lagian Ivanka sama Dave kurang cocok kan sama masakan bik Sumi, daripada nanti di buang.."

"Bener juga non, cuma..."

"Cuma kenapa bik.."

"Cuma saya kasihan sama non Aira, pagi - pagi sudah menyiapkan sarapan, masih kerja terus sorenya masih harus bersih - bersih kamar nyonya dan tuan, belum lagi kalau malam kadang minta dimasakin lagi.."

"Sudah, tidak perlu kasihan bik saya ikhlas kok. Apalagi om dan tante sudah merawat ku sampai saat ini bik.."

"Yang sabar non.."

"Iya.. makasih ya bik.. aku pamit dulu keburu siang.."

"Hati - hati di jalan non.."

Aira segera pergi ke kafe untuk mengajukan surat pengunduran diri. Sebenarnya cukup di sayangkan karena ia sudah cocok bekerja di sana. Gajinya pun cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari - hari. Dengan mengendarai sepeda motor hasil kerja kerasnya Aira memantabkan hatinya.

"Sudah nggak usah dilihatin terus.. memang non Aira cantiknya alami.."

"Heh..! kamu itu lo wan ngagetin saja.."

"Habis dari tadi di panggil malah melamun saja.. memang kenapa..?"

"Aku itu cuma kasihan sama non Aira, dia itu kan masih ada hubungan keluarga sama tuan Baskara tapi kok malah mirip pembantu.."

"Eh hati - hati kalau ngomong, kedengeran sama nyonya bisa di pecat kamu nanti.."

"Iya.. iya.. sudah sini sarapan dulu sebelum antar nona Ivanka ke kampus.."

"Hari ini non Ivanka sama den Dave naik mobil sendiri ke kampus.."

Tiba - tiba terdengar teriakan dari arah meja makan.

"Bik Sumi...!"

"Ya non.." jawab bik Sumi. "Kamu ambil nasi sendiri, non Ivanka memanggil.."

Bik Sumi bergegas menuju ke meja makan.

"Mana Aira..?"

"Tadi non Aira pergi pagi - pagi sekali non katanya mau ada urusan.."

"Kurang ajar itu anak, kemarin aku kan pesan telur setengah matang.. kenapa tidak dibuatkan.."

"Maaf non, saya kurang tahu.."

"Andai masakanmu enak, sekarang sudah aku suruh kamu buat masak telur.."

"Maaf non.." ucap bik Sumi

"Kamu itu, digaji mahal - mahal tapi masak saja nggak pernah enak. Harusnya aku suruh mama buat memecat kamu.."

"Ampun non, jangan pecat saya.." mohon bik Sumi mengiba.

"Hei.. hei..! kenapa pagi - pagi sudah ribut begini..!"

"Ini ma.. aku kemarin minta Aira sarapan telur setengah matang tapi malah adanya nasi goreng.."

"Aira nya mana..?" tanya Nungki

"Sudah pergi pagi - pagi sekali, mungkin ketemu sama om - om.." ucap Ivanka dengan nada sewot

"Aira tidak pamit mau kemana bik..?"

"Tidak nyonya, pamitnya cuma mau ada urusan sebentar.."

Nungki segera diam sepertinya ia tahu ke mana Aira pergi. Sekilas senyum terukir di bibirnya, ternyata anak itu benar - benar menuruti apa yang kami perintahkan. Lega rasanya tahu kalau aku masih bisa menikmati kemewahan ini.

"Ivanka sayang, mulai sekarang kamu harus terbiasa dengan masakan bik Sumi.."

"Cuih, jangan harap ma.. masakan bik Sumi sama sekali tidak enak.."

"Mulai sekarang biasakanlah makan masakan bik Sumi mengerti..!" tegas Nungki sekali lagi.

"Mama sekarang mulai membebas tugaskan anak gembel itu.."

"Bukan membebas tugaskan, tapi mama akan mengirim dia untuk bekerja dengan Haiden.."

"Haiden..?" Ivanka tampak berpikir.. "Haiden Lukashenko ma..? pemilik Lukashenko Internasional..?

"Iya.." jawab Nungki dengan mengambil nasi goreng dan meletakkan dipiringnya.

"Kenapa.. kenapa Aira yang dikirim kesana ma..? Mama kan tahu aku sudah lama ingin dekat dengan Haiden.."

"Kalau untuk jadi istri mama pasti akan mengirimmu, tapi ini sebagai pesuruhnya, sebagai budaknya dan mama yakin kamu tidak akan mau.."

"Kenapa bisa begitu ma..?"

"Aira jadi jaminan atas hutang - hutang papa mu.."

"Jaminan..? aku tidak menyangka kalau ternyata profesi sebagai pembantu cocok dengannya.."

"Iya, dia tidak cocok hidup seperti kita.."

"Hmmm, tapi aku pikir dia ada gunanya juga.."

"Maksud kamu..?"

"Aku bisa mendapatkan informasi pribadi tentang Haiden dan itu memudahkan langkahku untuk mendekatinya.."

"Haiden bukan orang yang mudah untuk di dekati Ivanka sayang, teman wanita banyak tapi tak satu pun bisa memenangkan hatinya.." kata Nungki dengan pendapatnya

"Karena aku nanti yang akan memenangkan hatinya, mama lihat saja hasil akhirnya, siapa yang akan jadi pemenang.."

"Tentu saja kamu sayang.." Hahahahhhh.. mereka tertawa bersama..

☘☘☘☘☘

Dengan kecepatan tinggi Aira melajukan sepeda motornya menuju kafe 'Casanova'. Tak berapa lama ia sampai di sana. Bertemu dengan satpam penjaga.

Aku harus cepat sebelum teman - teman yang lain datang. Kalau tahu aku hari ini resign pasti akan repot.

"Pagi mbak Aira, tumben pagi - pagi sudah berangkat.."

"Iya nih pak mau ketemu sama pak gilang.. pak gilang nya sudah datang.."

"Sudah mbak.. tuh mobilnya.."

Sebuah mobil Fortuner berwarna silver sudah terparkir di sana. Gilang memang seorang atasan yang disiplin tak heran jika di usia yang muda dia sudah meraih banyak kesuksesan..

"Kalau begitu saya masuk dulu pak.."

"Iya silahkan mbak.."

Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang kerja gilang. Tampak seorang laki - laki berumur dua puluh lima tahun sedang mengecek pembukuan dikomputer.

"Selamat pagi pak.."

"Eh Aira, selamat pagi.." Gilang mengalihkan pandangan ke Aira. Ia melihat sebentar ke arah jam dinding. "Tumben pagi - pagi sudah datang..?"

"Saya ada perlu sebentar dengan bapak.."

"Hmm baiklah.. ayo silahkan duduk.."

"Sebelumnya saya minta maaf kalau kedatangan saya pagi ini mengganggu pekerjaan bapak.."

"Tidak apa - apa Aira.. kafe juga bukanya masih lama.." jawab Gilang sambil fokus dengan Aira.

"Begini pak.." Aira menyerahkan surat resign.. "Saya mau keluar dari pekerjaan saya.. Ini surat resign nya.."

"Resign..? kamu mau resign..? kenapa..? apa kamu ada masalah dengan teman kerja..? atau apa..?"

"Bukan.. bukan masalah itu pak.. justru saya sudah kenal baik dengan teman - teman disini bahkan sudah seperti keluarga saya sendiri.."

"Lantas apa yang membuatmu resign..?"

"Saya akan bekerja di perusahaan om saya, berat rasanya menolak permintaannya karena beliau yang telah merawat saja sejak kecil.." jawab Aira berbohong

"Baiklah saya bisa mengerti, tapi bila kamu suatu saat butuh pekerjaan, kamu bisa kembali ke sini lagi.. kafe ini terbuka lebar untukmu.."

"Terima kasih atas kebaikan hati bapak.."

"Sama - sama.." Gilang mengambil sesuatu dari laci mejanya.. "Ini uang gaji kamu yang terakhir.."

"Bukankah kemarin saya habis terima gaji pak.. lebih baik tidak usah saja.."

"Tidak apa - apa, hitung - hitung sebagai uang pesangon.."

"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi dulu.."

"Baiklah hati - hati di jalan.."

Aira segera meninggalkan ruang kerja Gilang. Berat rasanya meninggalkan tempat yang telah memberikan kenyamanan untuknya. Sempat Aira menitikkan air mata sebelum keluar.

"Mbak Aira kok sudah pulang.." tanya satpam kafe

"Iya pak, saya ada perlu jadi ijin.." jawabnya berbohong.

Kenapa aku jadi pintar berbohong begini, ah sudahlah ini demi kebaikan semua batin Aira.

Setelah mengantarkan surat resign ke Gilang, Aira mampir sebentar ke sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

Ia akan membeli beberapa pakaian pria, kaos oblong yang longgar dan tentu saja semacam korset untuk menutupi *********** yang sudah kelihatan besar.

Tapi teriakan dan kasak kusuk para gadis membuat perhatiannya teralihkan.

Siapa sih itu, kenapa cewek - cewek di sini sampai heboh begini, ada artiskah batin Aira. Ia melongok ke arah kerumuman. Memang agak sedikit samar tapi ia masih bisa melihat dengan jelas pria tampan yang gagah sedang berjalan dikelilingi oleh beberapa orang pria yang serba hitam. Sempat sekilas Aira melihat matanya yang indah, warna hijau ke abu - abuan. Benar - benar mata paling indah yang pernah ia lihat. Tiba - tiba dari arah belakang ada yang tanpa sengaja menyenggolnya sehingga beberapa belanjaannya terjatuh..

"Auuww.." teriaknya

"Maaf.. saya terburu - buru.." ucap gadis itu

Aira segera memunguti belanjaan nya yang terjatuh, heh apa harus seheboh itu untuk melihat pria yang bukan seorang artis..

"Ini mbak belanjaannya.." tiba - tiba seorang pria setengah baya membantu memungut belanjaannya.

"Oh.. terima kasih pak.."

"Anak muda jaman sekarang, kalau lihat orang ganteng aja senangnya bukan main.."

"Oh ya pak.. memangnya itu siapa ya pak.."

"Loh mbak ini tidak kenal, itu kan Kafael Haiden Lukashenko pemilik kerajaan bisnis di Asia.. pintar, tampan, gagah masih lajang pula.."

Deg.. deg.. deg.. inikah pria yang nantinya akan menjadi atasanku batin Aira. Ia tiba - tiba menjadi gugup. Heh sepertinya hidupku akan tambah sulit..

"Eh.. maaf pak saya permisi dulu, terima kasih sudah dibantu.." ucap Aira yang langsung mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu menuju parkiran.

Aku tidak menyangka akan bertemu dengan tuan Haiden. Tahu kalau dia jahat ke om baskara aku tidak akan memuji kalau ia memiliki mata yang paling indah. Tapi memang betul mata itu indah sekali. Pantas banyak wanita yang tergila - gila padanya batin Aira.

Ah aku harus segera ke salon, untuk mengurus rambutku ini. Aira segera mengendarai sepeda motornya menuju sebuah salon yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah sampai ia segera konsultasi bagaimana caranya agar ia tidak perlu memotong rambutnya hanya untuk tampil mirip laki - laki.

Ternyata wig adalah satu - satunya solusi. Karena tehknologi yang berkembang ada wig yang memang bisa untuk semi permanen. Tidak mudah lepas, cara pakai dan perawatannya gampang.

Setelah berlatih sebentar dengan pegawai salon tentang cara memakai wig. Aira akhirnya bergegas pulang sambil mengingat - ingat lagi apakah ada yang terlewatkan.

Tiba - tiba plak..!

Seseorang menampar pipinya

"Ivanka, Dave.." ucap Aira kaget

"Dasar anak gembel tidak tahu diuntung, ternyata ini yang di bilang urusan penting sampai harus meninggalkan rumah pagi - pagi..!"

"Apa maksudmu Iv..? aku tidak mengerti"

"Jangan pura - pura bodoh, dengan siapa kamu ke salon mahal ini, pria tua bangka mana yang telah berhasil kau rayu.."

"Jangan berkata sembarangan Iv, aku tidak seperti itu. Aku kesini untuk membeli wig.."

"Bohong..!"

"Aku tidak bohong, mari kita bicara di rumah.. malu orang - orang melihat kita.."

"Heh.. biar saja.. biar orang tahu kalau kamu perempuan nggak bener..!"

"Kak.. sudah.. kita pulang saja. Kita selesaikan di rumah.." ucap Dave berusaha melerai

"Oke.. karena ini permintaan Dave, ayo kita pulang biar papa sama mama yang menghajarmu.."

Oh tuhan cobaan apalagi ini, semuanya aku serahkan padamu doa Aira.

☘☘☘☘☘

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

Ivanka mulutnya sekate Kate Luh dah ... katanya muka cantik tapi kok tingkah ngeselin

2024-05-19

0

🌸 Airyein 🌸

🌸 Airyein 🌸

Pengen nabok si ivanka sekiyya rasanta

2024-05-17

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

koq kasihan banget ya nasibmu Aira .🤭

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Negosiasi
2 Resign
3 Pertemuan Pertama
4 Pertama Bekerja
5 Bukan Kesalahan Fatal
6 Saya.. saya Abi tuan
7 Siapa kau..
8 Salahkan Orang Tua mu
9 Jadi Sasaran
10 Jangan Ganggu Milikku
11 Hampir Saja
12 Gagal Bersenang Senang
13 Hadiah termurah
14 Lelahnya
15 Kunjungan Mendadak
16 Ini pelayanku
17 Rompi Anti Peluru
18 Pertama Kali ke Kantor
19 Gara Gara Kacang
20 Pembalasan atau Karma
21 Jaga Putraku
22 Aku Masih Normal
23 Kepulangan Abi
24 Besar Juga
25 Makan Bakso
26 Satu Petunjuk
27 Kecelakaan bu Eda
28 Jangan Buat Aku Khawatir
29 Kau Akan Hancur di Tanganku
30 Perjamuan Makan Malam
31 Tuan Mau Apa...
32 Syal
33 Terjebak dalam Lift
34 Aku Ikuti Permainanmu
35 Pura Pura
36 Panggil Aku El
37 Stempel Keakraban
38 Berkemah 1
39 Berkemah 2
40 Berkemah 3
41 Berkemah 4
42 Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43 Pemecatan Bella
44 Jaminan Seumur Hidup
45 Margarita Sialan
46 Double Punishment
47 Kepulangan Azkara
48 Misi Azkara
49 Sebuah Pengakuan
50 Jebakan Baskara
51 Bik Sumi
52 Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53 Menjadi lebih Kuat..
54 Permintaan Maaf Ivanka
55 Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56 Tembakan
57 Namaku Aira
58 Perkenalan dari Awal
59 Hantu Jadi Jadian
60 Kamar Mandi
61 Cemburukah...
62 Undangan..
63 Private Party Ivanka
64 Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65 Kancing Baju
66 Kemeja Itu Milikku..
67 Tertangkapnya Roberto
68 Bukit Kembar
69 Genap Sepuluh
70 Liburan 1
71 Liburan 2
72 Aku Mencintaimu Tuan..
73 Kamu dimana Aira
74 Misteri Baju Robek
75 Akhirnya Ketemu..
76 Kembali ke Sisimu
77 Kembali Lagi dari Nol..
78 Mulai Tahu Segalanya
79 Berkorban Sementara
80 Dia Milikku
81 Aku Bukan Pembawa Sial
82 Hampir Unboxing
83 Menikah
84 Bermain dan terus bermain
85 Rencana busuk
86 Cemburu Buta
87 Membayar Jaminan
88 Terkuak Satu demi Satu
89 Membayar Dosa
90 Perang di Mulai
91 Perang di Mulai 2
92 Game Over
93 Oh Syukurlah..
94 Nasib Dave
95 Sidang Dave
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Negosiasi
2
Resign
3
Pertemuan Pertama
4
Pertama Bekerja
5
Bukan Kesalahan Fatal
6
Saya.. saya Abi tuan
7
Siapa kau..
8
Salahkan Orang Tua mu
9
Jadi Sasaran
10
Jangan Ganggu Milikku
11
Hampir Saja
12
Gagal Bersenang Senang
13
Hadiah termurah
14
Lelahnya
15
Kunjungan Mendadak
16
Ini pelayanku
17
Rompi Anti Peluru
18
Pertama Kali ke Kantor
19
Gara Gara Kacang
20
Pembalasan atau Karma
21
Jaga Putraku
22
Aku Masih Normal
23
Kepulangan Abi
24
Besar Juga
25
Makan Bakso
26
Satu Petunjuk
27
Kecelakaan bu Eda
28
Jangan Buat Aku Khawatir
29
Kau Akan Hancur di Tanganku
30
Perjamuan Makan Malam
31
Tuan Mau Apa...
32
Syal
33
Terjebak dalam Lift
34
Aku Ikuti Permainanmu
35
Pura Pura
36
Panggil Aku El
37
Stempel Keakraban
38
Berkemah 1
39
Berkemah 2
40
Berkemah 3
41
Berkemah 4
42
Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43
Pemecatan Bella
44
Jaminan Seumur Hidup
45
Margarita Sialan
46
Double Punishment
47
Kepulangan Azkara
48
Misi Azkara
49
Sebuah Pengakuan
50
Jebakan Baskara
51
Bik Sumi
52
Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53
Menjadi lebih Kuat..
54
Permintaan Maaf Ivanka
55
Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56
Tembakan
57
Namaku Aira
58
Perkenalan dari Awal
59
Hantu Jadi Jadian
60
Kamar Mandi
61
Cemburukah...
62
Undangan..
63
Private Party Ivanka
64
Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65
Kancing Baju
66
Kemeja Itu Milikku..
67
Tertangkapnya Roberto
68
Bukit Kembar
69
Genap Sepuluh
70
Liburan 1
71
Liburan 2
72
Aku Mencintaimu Tuan..
73
Kamu dimana Aira
74
Misteri Baju Robek
75
Akhirnya Ketemu..
76
Kembali ke Sisimu
77
Kembali Lagi dari Nol..
78
Mulai Tahu Segalanya
79
Berkorban Sementara
80
Dia Milikku
81
Aku Bukan Pembawa Sial
82
Hampir Unboxing
83
Menikah
84
Bermain dan terus bermain
85
Rencana busuk
86
Cemburu Buta
87
Membayar Jaminan
88
Terkuak Satu demi Satu
89
Membayar Dosa
90
Perang di Mulai
91
Perang di Mulai 2
92
Game Over
93
Oh Syukurlah..
94
Nasib Dave
95
Sidang Dave
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!