GADIS PUJAAN HATI
Cinta
Mas Hamid, telornya ada?
Hamid terkejut mendengar suara lembut itu
Hamid
Telor apa, Mbak Cinta?
Hamid
~Ups ... Aku ngomong apaan, sih? Duh ... Aku kok jadi salting, sih?~
Cinta
Telor ayam ras, Mas Hamid
Jedeeeeer!!!! Jawaban itu membuat Hamid malu seketika
Hamid
Eh, iya, Mbak Cinta. Maksud saya mau beli telur ayam kampung, telur bebek, apa telur ayam ras?
Hamid buru-buru memperjelas maksud perkataannya. Ia takut gadis itu berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Misalnya, ia berpikir kalau Hamid sedang berkata jorok, misalnya.
Cinta
Iya, Mas. Beli telur ayam rasnya tiga kilo.
Hamid
~Duh, suaranya kok lembut banget sih, bikin hatiku deg-degan saja~
Hamid
Eh, iya, Mbak Cinta. Pasti buat acara tasyakuran, ya?
Cinta
Iya, Mas Hamid. Nanti didobelin ya bungkusnya? Takut jebol.
Hamid
Tenang. Nanti Mas ... eh, nanti aku dobelin kreseknya. Atau kalau berkenan boleh aku bawain?
Cinta
Eh, nggak perlu, Mas Hamid. Aku bisa bawa sendiri, kok.
Hamid
Baiklah, kalau begitu, aku timbangin dulu telurnya, ya?
Hamid pun menimbang tiga kilo telur ayam ras. Ia berusaha menenangkan diri agar tidak terlihat grogi di depan gadis impiannya itu. Tapi, benar kata orang. Sulit sekali untuk tidak deg-degan di hadapan orang yang disukai.
Hamid
Tujuh puluh ribu, Mbak.
Hamid
Ada yang lain, Mbak?
Hamid menerima uluran uang dari. Matanya mencuri pandang ke arah wajah gadis itu. Hatinya berdecak kagum.
Hamid
~Cantik sekali kamu, Cin~
Hamid
Makasih banyak ya, Mbak Cinta.
Cinta
Aku yang makasih, Mas.
Hamid
Sama-Sama, kalau begitu.
Cinta
Aku pamit dulu, Mas. Assalamualaikum ...
Hamid
Waalaikumsalaaaaam ....
Pak Ripen
Waalaikumsalam. Hati-Hati, Nduk.
Hamid menatap tanpa berkedip kepergian Cinta menuju rumahnya yang hanya berjarak kurnag lebih seratus lika puluh meter dari rumahnya.
Pak Ripen
Miiiid .... Miiiiid .....
Pak Ripen
Miiiid .... Miiiid ....
Hamid
Eh, iya, Pak. Ada apa?
Hamid menyahut dengan terkejut
Pak Ripen
Jaga pandanganmu, Mid. Sampek ngiler-ngiler begitu.
Hamid
Eh, enggak kok, Pak. Saya kan, ngeliatin telurnya takut jatuh.
Pak Ripen
Ngeles aja, kamu. Emang bapak nggak tahu kalau kamu sering memandang kagum ke anaknya Pak Haji itu?
Hamid
Ah, Bapak ini mengada-ada saja.
Pak Ripen
Sudah. Tolong bawakan micin kiloan ke sini!
Hamid
Untuk apa micin kiloan, Pak?
Pak Ripen
Ini, untuk vitaminnya bonsai yang bapak tanam.
Hamid
Waduh, beruntung banget tuh bonsai? Pake dikasih micin segala.
Pak Ripen
Iya, biar sehat, Mid.
Hamid
Jadi bonsai generasi micin nanti kalau tumbuh besar.
Pak Ripen
Iya, sama kayak kamu. Kencing belum lurus saja sudah berani suka sama perempuan.
Hamid
Ealah Bapak malah meledek saya. Kencing Hamid sudah lurus loh! Apa perlu dites?
Pak Ripen
Jih .... Ogah ah. Bapak sudah kenyang kamu kencingi mulai kecil. Maksudnya nggak begitu, Mid. Dasar kamu ini ngelamak sama bapak!
Hamid
He he he ... Maaf, Pak. Hamid cuma bercanda, kok.
Pak Ripen
Sudah. Buruan bawa ke sini micinnya!
Hamid pun membawa segepok micin ke tempat bapaknya merawat tanaman. Dia melihat di ujung sana, Cinta sudah berbelok ke arah rumahnya. Ia melihat gadis cantik itu sempat melempar senyum kepadanya.
Hamid
~Ya Allah .... manisnyeeeeeee .....~
Bumi seakan berhenti berputar dalam sepersekian detik.
Pak Ripen sudah selesai merawat tanaman dan Hamid baru saja selesai melayani beberapa pembeli tetangga. Tiba-Tiba dari kejauhan terdengar teriakan seseorang meminta tolong.
Comments
Isnaaja
hamid...hamid...kencing belum lurus udah mikirin perempuan.wkwkw...
apa ya maksudnya?
2021-08-18
2
🌹Dina Yomaliana🌹
jaga mata Mid😁 ngiler tuh wkwkwk ngakak thor😂😂😂 itu yg minta tolong apa mungkin Cinta ya🤧
2021-08-18
2
Nuphie Cliquers
cinta...oh.. cinta...😁😁
2021-08-17
2