NAMAKU HAMID
Hamid menjaga tokonya sedangkan Pak Ripen merawat tanaman di halaman rumah
Hamid
Pak, kenapa bapak memberi nama aku Hamid?
Pak Ripen
Emang kenapa dengan nama itu, Le? Kamu nggak suka?
Hamid
Suka, Pak. Tapi, kenapa nama saya tidak sekeren Mbak Yuriko, padahal sama-sama anak Bapak?
Pak Ripen
Jangan salah, Hamid itu artinya bagus loh. Masa kamu nggak tahu itu nama Arab loh. Ntar kalau di akhirat yang namanya Arab dipanggil duluan, ya, kan?
Hamid
Iya, sih. Terus, kenapa Mbak Yuriko nggak diberi nama Arab juga?
Pak Ripen
Lah, bapak dan ibu baru nyadarnya pas sudah punya anak kamu, Mid. Bapak dan ibu waktu itu kenal dengan Ustad Oishi yang mengajarkan bapak dan ibu banyak hal tentang agama.
Hamid
Bapak kenal Ustad Oishi di Jepang juga?
Pak Ripen
Iya, Mid. Waktu itu bapak dan ibumu sedang bertengkar hebat. Bapak kabur dari rumah dan luntang-lantung di jalanan. Hingga akhirnya Ustad Oishi menemukan bapak yang sudah dalam keadaan kelaparan
Hamid
Loh, bukannya kata ibu, bapak pergi membawa banyak uang?
Pak Ripen
Iya benar, Mid. Bapak waktu itu memang tidak meninggalkan uang sepeserpun pada ibumu. Padahal waktu itu ibumu harus mengurus mbakmu yang sedang sakit. Bapak waktu itu salah pergaulan. Tiap hari bapak main judi dan mabuk-mabukan bareng teman-teman bapak.
Hamid
Bapak jahat banget ternyata ya? Hamid nggak mau kayak gitu kalau menikah nanti.
Pak Ripen
Ya iyalah, Mid. Gimana bapak nggak jadi kayak gitu, lah wong selama tinggal di Jepang, bapak melupakan ibadah sama sekali. Yang bapak fokusin cuma mencari uang sebanyak-banyaknya untuk melunasi hutang-hutang bapak di Indonesia.
Pak Ripen
Nyatanya, uang itu tidak menjamin kebahagiaan, Mid. Hutang bapak lunas di desa, uang melimpah, tapi hidup terasa hampa.
Pak Ripen
Maafin bapak ya, Mid. Karena jauh dari agama selama menjadi TKI, bapak menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab!
Hamid
Iya, Pak. Tapi, gimana ceritanya bapak bisa ditolong sama Ustad Oishi?
Pak Ripen
Selepas meninggalkan rumah, bapak berfoya-foya dengan teman-teman bapak. Sejak saat itu keuangan bapak tidak stabil. Bapak pun mulai malas-malasan bekerja sehingga bapak kehilangan sumber penghasilan. Nah, saat itulah teman-teman secara perlahan meninggalkan bapak. Hingga akhirnya bapak hidup terlunta-lunta dan kelaparan di negeri orang.
Hamid
Kenapa Bapak tidak pulang ke rumah menemui ibu dan Mbak Yuriko?
Pak Ripen
P-p-pernah b-b-bapak pulang untuk melihat ibu dan mbakmu. Tapi, baru sampai di ujung gang, bapak sudah balik lagi. Bapak malu!!
Pak Ripen
Bapak melihat ibumu membuka usaha warung di depan rumah. Bapak melihat ibumu sudah bahagia waktu itu. Bapak takut menghancurkan kebahagiaan ibu dan mbakmu.
Giliran mataku yang sembap
Pak Ripen
Karena beberapa hari tidak makan akhirnya bapak pingsan di dekat masjid yang dikelola Ustad Oishi. Dari sanalah bapak mendapat banyak pencerahan dan tanpa sepengetahuan bapak, Ustad Oishi mempertemukan bapak dengan ibumu dan mbakmu.
Air mata bapak tak bisa dibendung lagi
Angin semilir berhembus dari tengah sawah membuat banner bertuliskan TOKO YU RIPEN yang dipasang di depan tempat usaha keluargaku ini bergoyang-goyang. Mendadak mataku berbinar ketika sesosok anak perempuan berjalan menuju ke tempatku duduk. Sosok yang tidak asing lagi. Sosok yang selalu mengisi lamunanku selama ini.
Jantungku berdegup semakin kencang tatkala ia semakin dekat dengan posisiku duduk.
Comments
🌹Dina Yomaliana🌹
kelam juga masa lalu Pak Ne🥺 tapi sekarang udah lebih baik ya kan Pak😁 demi anak dan istri memang harus berubah lebih baik✌️ semangat Pak Ne💪💪💪
2021-08-18
6