NovelToon NovelToon
Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Selingkuh
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10: Perang di Balik Sorot Lampu

Kabar hancurnya rumah tangga sang desainer bintang, Arini, menjadi santapan empuk media gaya hidup dan akun-akun gosip media sosial dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam. Di era digital, sebuah pengkhianatan bukan lagi sekadar rahasia dapur; ia adalah tontonan publik yang bisa dinikmati siapa saja. Namun, Arini menolak untuk menjadi korban yang dikasihani. Jika dunia ingin melihat drama, maka ia akan memberikan sebuah pertunjukan tentang ketangguhan.

Pagi itu, di depan butiknya, sekumpulan wartawan sudah menunggu. Arini turun dari mobilnya dengan kacamata hitam besar dan setelan blazer berwarna putih gading yang sangat mencolok—warna yang melambangkan kemurnian sekaligus awal yang baru.

"Mbak Arini! Apakah benar Mas Adrian melakukan penggelapan dana?"

"Benarkah Maya adalah orang ketiga dalam rumah tangga Anda?"

"Bagaimana nasib koleksi Couture musim ini setelah skandal ini?"

Arini berhenti tepat di depan pintu masuk. Ia melepaskan kacamata hitamnya, menatap lensa kamera satu per satu dengan ketenangan yang mengintimidasi. Tidak ada jejak air mata, tidak ada keraguan.

"Hidup saya adalah sebuah rancangan," ujar Arini dengan suara yang jernih dan stabil. "Terkadang, kita harus memotong bagian yang rusak agar keseluruhan gaun tidak hancur. Masalah pribadi saya sedang ditangani oleh pihak berwajib dan kuasa hukum. Fokus saya hari ini, dan seterusnya, adalah tetap memberikan karya terbaik bagi wanita-wanita kuat di luar sana yang tahu bagaimana cara bangkit dari rasa sakit."

Ia masuk ke butik tanpa menjawab pertanyaan lanjutan, meninggalkan para jurnalis yang sibuk mencatat kutipan kuat tersebut. Di dalam, Rendra sudah menunggu dengan wajah serius.

"Adrian mulai bermain kotor," lapor Rendra sembari menyodorkan ponselnya. "Dia memberikan wawancara eksklusif kepada sebuah stasiun televisi. Dia memutarbalikkan fakta, mengatakan bahwa kau adalah istri yang dingin, gila kerja, dan bahwa dia 'terpaksa' mencari kenyamanan di tempat lain karena kau mengabaikannya. Dia mencoba menyerang karaktermu agar publik berbalik membencimu."

Arini membaca judul berita itu: 'Kesepian di Balik Kemewahan: Adrian Buka Suara Soal Sifat Asli Sang Desainer'.

Sebuah tawa kecil keluar dari bibir Arini, namun tawanya tidak mengandung humor. "Dia menggunakan kartu 'istri yang terlalu ambisius'? Sangat klise. Dia pikir dengan menjelekkan sifatku, pengkhianatannya menjadi sah? Dia lupa siapa yang membangun panggung tempat dia berdiri selama ini."

"Apa kita perlu membalas dengan merilis bukti video apartemen itu?" tanya Rendra.

"Belum," Arini menggeleng. "Jika aku membalasnya sekarang, aku hanya akan terlihat seperti istri yang dendam. Biarkan dia bicara sampai dia kehabisan kata-kata. Kita akan menggunakan cara yang lebih elegan. Rendra, hubungi majalah Elle atau Harper’s Bazaar. Katakan aku bersedia melakukan sesi foto sampul dan wawancara mendalam, tapi temanya bukan soal perceraian."

"Lalu tentang apa?"

"Tentang 'Menjahit Luka'," jawab Arini tegas. "Aku akan meluncurkan koleksi kapsul darurat dalam dua minggu. Semua gaunnya akan menggunakan aksen jahitan kasar yang estetik, menggunakan benang-benang kontras yang melambangkan bahwa luka tidak perlu disembunyikan, tapi harus dirayakan sebagai bagian dari kekuatan. Kita akan mengubah skandal ini menjadi strategi pemasaran yang brilian."

Arini berjalan menuju studio jahitnya. Ia mengambil segulung benang berwarna merah darah dan sebuah kain hitam pekat. Ia mulai menjahit secara manual, membiarkan setiap tusukan jarum menjadi pelampiasan rasa sesaknya.

Di tempat lain, ia tahu Adrian sedang tertawa puas karena merasa berhasil merusak reputasi Arini. Ia juga tahu Maya sedang bersembunyi di suatu tempat, mungkin berharap badai ini segera berlalu agar ia bisa kembali muncul. Namun, mereka tidak menyadari satu hal: Arini tidak sedang bertahan. Ia sedang menyerang dengan cara yang paling tidak mereka duga.

Wanita kuat tidak membalas makian dengan makian. Ia membalas kehinaan dengan prestasi yang membuat lawannya terlihat kecil dan tak berarti. Arini sedang membuktikan bahwa meski hatinya robek, tangannya masih mampu menciptakan keindahan yang mematikan.

"Silakan bicara, Adrian," gumam Arini sembari menarik benang merahnya kuat-kuat. "Semakin banyak kau bicara, semakin kencang jerat yang kau pasang di lehermu sendiri."

1
Yulitajasper
Cerita yang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!