NovelToon NovelToon
SUSUK JALATUNDA

SUSUK JALATUNDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Horor / Duniahiburan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Misda terpaksa harus bekerja di kota untuk mencukupi kebutuhan keluarga nya. Saat Dikota, mau tidak mau Misda menjadi LC di sebuah kafe. Singkat cerita karena godaan dari teman LC nya, Misda diajak ke orang pintar untuk memasang susuk untuk daya tarik dan pikat supaya Misda.

Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti cerita novelnya di SUSUK JALATUNDA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Satu minggu berlalu, lalu dua minggu, Dona mencoba keras menepis bayang-bayang mengerikan yang terus menghantui pikirannya. Namun, meski luka itu mulai memudar, ketakutan dalam dadanya tak pernah benar-benar lenyap. Beruntung, polisi tak pernah mengejarnya, karena keluarga korban, Tuan Robert memilih tutup mulut. 

Mereka tak melaporkan kematian pria dewasa itu secara mengejutkan. Dalam keheningan, dunia percaya bahwa pria itu tewas karena overdosis obat kuat yang memang sudah menjadi racun dalam hidupnya. Selain itu, selama ini, reputasi buruknya telah lama mencoreng nama baiknya: pria itu kerap menghabiskan malam dengan wanita-wanita panggilan yang bergentayangan tanpa henti. 

 Sementara itu, Misda, setelah memasang susuk sakti, berubah menjadi ratu malam yang mempesona. Setiap malam dia menari dalam sorotan lampu kafe, menjadi primadona yang selalu dipilih menemani para tamu, menyanyi di mikrofon, meneguk minuman, dan menyulap suasana menjadi hangat dan bersemangat. 

Kemudahan meraup tip royal dari pria-pria yang terpesona padanya seolah menjadi ritual magis, mengalir deras bersama tawa dan musik yang menggema hingga larut malam. Dunia hitam tempat Misda melangkah tak pernah sepenuhnya membelenggunya, malah menjadi panggung di mana dia bersinar lebih terang dari bayang kelam yang mencoba menahannya.

Malam itu, Misda dan Dona terpilih menjadi pendamping tamu istimewa, seorang pria tajir melintir yang reputasinya terkenal royal dan tak pelit membagikan tips kepada para LC. Tuan Zein, sosok pria gagah yang meski usianya sudah matang, mungkin kepala lima, namun pesonanya masih menggetarkan hati, duduk di samping Misda dengan wibawa yang sulit diabaikan. 

Dengan gaya santai, ia memesan tumpukan minuman dan hidangan mewah untuk teman-temannya, menjadikan kafe itu medan perayaan tanpa henti. Di sudut lain, Dona terjaga menemani tuan Leo, lelaki yang tak segan menenggak alkohol demi menenggelamkan beban sambil bersenandung karoke, suaranya kadang sumbang namun penuh semangat. Mereka bertiga, Zein, Leo, dan seorang tokoh berpengaruh lain menjadikan ruangan VVIP sebagai panggung pesta gelap, penuh botol-botol berkilauan dan dentuman musik yang menggema. 

Misda dan Dona bukan hanya pendamping, mereka menjadi saksi bisu malam yang dipenuhi hiruk-pikuk keglamoran dan gelora yang tak pernah reda.

Saat suara lagu masih mengalun merayu di ruang karaoke, mata Misda menangkap pemandangan yang membuat darahnya membeku. Tuan Leo dengan kasar menarik Dona keluar dari ruangan itu, meninggalkan keramaian yang seketika berubah dingin. Jantung Misda berdegup tak menentu, hatinya berteriak dalam hening, 

“Dona... diajak berbuat tak senonoh oleh Tuan Leo.” 

 Sementara itu, tubuh Misda terasa terkepung diapit erat oleh Tuan Zein dan Tuan Jaka yang ada di sampingnya. Gemuruh pertentangan batin mengoyak dirinya: antara takut dan ingin melindungi, antara diam dan berteriak lantang demi sahabatnya yang tengah terjerat dalam bahaya. Udara terasa berat, seolah semua harapan dan rasa aman runtuh seiring langkah Tuan Leo yang menjauh bersama Dona.

Malam semakin larut, dan keheningan ruangan kedap suara itu terpecah oleh tawa tenggelam dalam alkohol dari Tuan Zein dan Tuan Jaka. Botol-botol minuman kosong berserakan, saksi bisu malam yang makin mencekam. Misda duduk terpaku di sofa, dadanya berdebar tak menentu saat tangan-tangan lengket mulai merayap perlahan, niat jahat mengintai di antara tatapan mabuk kedua pria itu. 

Namun, tiba-tiba, seperti kilatan petir yang memecah gelap kedua pria itu terhantam mundur, tubuh mereka terpental menjauh dari Misda. Matanya melebar, jantungnya hampir terhenti. Dia tak pernah berniat melawan, tak pernah mencari perlawanan, tapi ada sesuatu yang lebih kuat dari kedua pria itu. Ada makhluk tak terlihat, bayangan gelap yang melindungi Misda dengan kekuatan yang tak terduga, membentengi tubuh dan jiwanya dari hinaan. 

Malam itu bukan sekadar tentang alkohol dan nafsu; malam itu menjadi medan pertempuran tak kasat mata, di mana kejahatan diredam oleh kekuatan yang tak bisa mereka jelang.

Antara setengah mabuk, Tuan Zein tiba-tiba melemparkan gepok uang kertas dari dalam tasnya ke arah Misda. Tatapannya yang kacau tak menentu, seolah melepaskan beban yang selama ini tertahan. Setelah itu, Tuan Zein tanpa sepatah kata langsung melangkah keluar ruangan, diikuti oleh Tuan Jaka dengan langkah berat dan wajah tegang. 

Misda terpaku, matanya membelalak, tidak mengerti mengapa dua pria tajir itu tiba-tiba menghindar darinya, seakan melihat bayangannya mengusik ketenangan mereka.

 “Kenapa mereka seperti takut padaku? Apa aku benar-benar menakutkan?” pikir Misda dengan perasaan campur aduk antara penasaran dan takut. 

Perlahan ia meraih tumpukan uang yang jatuh di mejanya  sebuah ‘tips’ dari Tuan Zein untuk kerja keras malam itu, namun kini terasa dingin dan asing di tangannya. Malam kian larut, dan Misda berjalan pulang ke kost dengan langkah berat dan pikiran yang berputar liar. 

Di benaknya mengendap pertanyaan tentang Dona di mana gadis itu malam ini? Apakah benar Tuan Leo membawa Dona jauh dari hiruk pikuk kafe karaoke? Biasanya, anak-anak LC yang diajak tamu berkencan tak hanya menemani bernyanyi dan minum; mereka selalu menginap di hotel tak jauh dari sana, seolah terperangkap dalam lingkaran rahasia yang tak bisa disentuh. 

 Malam itu menyisakan dingin yang menusuk tulang, membungkus sepi yang lebih pekat dari suara gelas yang beradu dan tawa palsu di kafe itu. Misda tahu, ada cerita yang tersembunyi jauh di balik gemerlap dunia yang mereka jalani  cerita yang belum siap ia ungkap.

Misda menolak dengan halus, namun pria di depannya tak lekas menyerah. 

“Biar aku antar kamu ke kost, aku juga searah,” kata Wono, sang pengatur keamanan kafe karaoke itu, dengan nada yang tak bisa diabaikan begitu saja. Misda menggenggam kunci motor Dona erat-erat, berusaha mempertahankan keteguhan hatinya.

 “Tidak usah, Bang Wono. Aku bisa pulang sendiri.” 

Tapi di balik suaranya yang terdengar biasa, ada kegelisahan yang mencoba ia sembunyikan. Wono menatapnya penuh perhatian, sedikit senyum terkembang di wajahnya yang kasar namun hangat. 

“Aku punya rumah sendiri di dekat sini, bukan jauh-jauh. Lagipula, ini sudah malam. Jangan buat dirimu capek dan khawatir sendirian.” 

 Masa lalu Wono menyelinap dalam pikirannya  seorang duda yang pernah disakiti oleh pengkhianatan istri kaya, kini berjalan sendiri menapaki kota besar dengan sisa harapan dan keberanian yang tak mudah padam. 

 “Ayo, bonceng aku saja. Motor Dona bisa aku jaga di sini, aman kok,” desak Wono lagi, menegaskan niatnya tanpa memberi kesempatan untuk berkata tidak. 

 Dalam hening yang berat, Misda mengalah. Sesaat kemudian, tubuhnya berayun mengikuti ritme motor Wono, sementara malam dan lampu jalan menjadi saksi perjalanan dua jiwa yang entah akan bertemu dengan cerita baru atau hanya sekedar kebetulan yang membawa hangat.

1
NAIM NURBANAH
Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!