Seorang pemuda berusia 25 tahun, harus turun gunung setelah kepergian sang guru. Dia adalah adi saputra.. sosok oemuda yang memiliki masa lalu yang kelam, di tinggalkan oleh kedua orang tuanya ketika dirinya masih berusia lima tahun.
20 tahun yang lalu terjadi pembantaian oleh sekelompok orang tak di kenal yang menewaskan kedua orang tuanya berikut seluruh keluarga dari mendiang sang ibu menjadi korban.
Untung saja, adi yang saat itu masih berusia lima tahun di selamatkan okeh sosok misterius merawatnya dengan baik dari kecil hingga ia berusia 25 tahun. sosok misterius itu adalah guru sekaligus kakek bagi Adi saputra mengajarkan banyak hal termasuk keahliah medis dan menjadi kultivator dari jaman kuno.
lalu apa tujuan adi saputra turun gunung?
Jelasnya sebelum gurunya meninggal dunia, dia berpesan padanya untuk mencari jalan hidupnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarif Hidayat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Menolong gadis
"To-tolong! Ada penjahat!"
Tiba-tiba saja, suara seseorang meminta tolong terdengar di telinga rayan yang tajam.
Rayan menghentikan langkahnya. Kebetulan jalanan memang tampak sepi. Ia mengarahkan pandangan ke arah sumber teriakan, tampak seorang wanita cantik sedang dikelilingi oleh lima orang pria bermuka seram.
"Haha, aku sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan gadis cantik setelah keluar dari dunia gelap," ujar salah satu pria itu.
"Sungguh sangat cantik. Kamu bahkan memiliki bentuk tubuh yang sangat indah," timpal yang lainnya. Kelima pria itu menatap gadis tersebut dengan penuh nafsu.
"Cepat bawa dia ke markas! Tuan pasti akan senang jika kita memberikan gadis ini untuknya."
"Ka-kalian, apa yang ingin kalian lakukan? Akhh, lepaskan aku! To-tolong, siapapun tolong! Ada orang jahat..." Dengan air mata bercampur ketakutan, gadis itu mencoba meronta saat dua orang pria menyeretnya.
"Percuma saja kamu berteriak. Meskipun ada orang yang ingin menolongmu, dia hanya akan bernasib buruk. Jadi, berhentilah melawan dan jadilah gadis penurut. Mungkin bos kami nanti akan memberimu banyak uang," kata salah satu pria.
Gadis itu merasa putus asa sekaligus menyesal karena telah kabur dari rumah. Jika saja ia tetap berdiam diri di rumah, ia tidak mungkin bertemu dengan orang-orang menjijikkan ini. Gadis itu terus meronta berusaha melawan, namun karena yang menyeretnya adalah dua orang pria bertubuh besar, perlawanannya pun hanya sia-sia.
"Hahah, bagus, bagus! Akhirnya kau menyerah juga, gadis cantik. Tenang saja, bos kami tidak akan menyakitimu jika kamu bisa melayaninya dengan baik," mendapati gadis itu tidak lagi meronta, kedua pria itu langsung membawa gadis itu ke arah mobil mereka.
Namun, saat mereka hendak memasukkan gadis itu ke dalam mobil, suara seseorang menghentikan mereka.
"Aku tidak menyangka ada beberapa pria yang bertingkah begitu tidak tahu malu!"
"Baru saja hari mulai gelap, tetapi kalian sudah merundung seorang gadis lemah yang tak memiliki kemampuan untuk melawan. Ckckck, sungguh sekumpulan pria yang menjijikkan."
"Siapa kamu, bocah?! Siapa yang memberimu keberanian untuk berbicara seperti itu?" Mereka cukup terkejut melihat kemunculan seorang pemuda dengan tiba-tiba.
"Bajingan bau! Pergilah! Kami sedang tidak memiliki waktu untuk membunuh seseorang," timpal salah satu dari mereka.
Gadis itu awalnya merasa senang saat melihat seseorang muncul akan menolongnya, tetapi ketika melihat penampilan orang itu—yang hanya seorang pemuda lusuh—harapannya langsung hilang seketika..
Rayan mengerutkan keningnya. Ia menatap para pria itu sambil berpikir. Sepertinya mereka ini bukan penjahat mesum biasa, karena Rayan bisa merasakan ada sedikit energi tenaga dalam pada diri mereka.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kalian saja yang pergi dan tinggalkan gadis itu? Dengan begitu, aku tidak perlu mengeluarkan sedikit tenagaku untuk memberi kalian pelajaran," ucap rayan acuh tak acuh.
Namun, ia sedikit bersemangat. Mungkin ia bisa sedikit menggerakkan tubuhnya, sekalian ingin tahu apakah kekuatan fisik seorang ahli bela diri tak jauh berbeda dengan ahli kultivasi seperti dirinya.
"Bocah, kamu mencari kematianmu sendiri!" ujar salah satu dari mereka, langsung menyerang rayan dengan sangat cepat.
Sementara rayan tampak tersenyum samar. Ia menggerakkan tubuhnya ke samping tepat ketika tinju pria itu hampir mengenai wajahnya.
"Terlalu lambat," ucapnya, sembari mengibaskan tangannya.
Plak!
Suara tamparan terdengar nyaring, membuat pria itu sampai berputar beberapa kali, lalu kemudian terjatuh dan langsung tak sadarkan diri.
"Ehh...?" rayan agak terkejut melihat pria itu langsung tak sadarkan diri. Padahal, ia hanya menampar pria itu dengan kekuatan fisiknya saja.
'Sepertinya seorang ahli bela diri di kota ini tidak begitu kuat,' pikir rayan. Meskipun ia tidak tahu di tingkat apa kekuatan bela diri pria itu, rayan agak kecewa karena pria itu bahkan tak bisa menahan tamparannya.
Keempat pria lainnya, termasuk dua orang yang tengah memegangi gadis itu, terkejut selama beberapa saat. Sulit bagi mereka untuk mempercayai apa yang baru saja mereka lihat.
"Ka-kamu... kamu seorang ahli bela diri?!" seru salah satu dari mereka. Tidak ada yang menyangka bahwa ternyata pemuda yang tampak biasa ini adalah seorang ahli bela diri yang kekuatannya di atas mereka, apalagi Mereka bahkan tidak bisa merasakan aura bela diri dari pemuda itu.
"Salah. Aku bukan seorang ahli bela diri. Aku bahkan tidak tertarik untuk menjadi seorang ahli bela diri," jawab rayan sambil sedikit menggelengkan kepalanya.
"Sombong sekali kau, bocah! Memangnya kamu pikir kami bodoh?! Kalian berdua, cepat serang bocah itu bersama! Jangan membuang waktu lagi!" ucap pria yang sedang memegangi gadis itu kepada kedua rekannya.
Kedua pria itu pun langsung menyerang rayan secara bersamaan. Keduanya adalah ahli bela diri bawaan tahap ke tiga, lebih tinggi satu tingkat dari rekan mereka yang saat ini masih tergeletak tak sadarkan diri.
Wusss!
Tanpa banyak bicara, kedua pria itu langsung menyerang rayan. rayan langsung menggerakkan tubuhnya ke sana kemari tanpa melawan balik, hingga serangan kedua pria itu tampak mengenai kekosongan.
"Bedebah! Apa kamu cuma bisa menghindar, hah?!" Kedua pria itu tampak marah sekaligus kesal karena rayan sedari tadi hanya bisa menghindar. Kepercayaan diri mereka pun langsung hilang. Mereka tidak mengerti kenapa bahkan mereka berdua tidak bisa menyentuhnya. Siapa sebenarnya pemuda ini?
"Baiklah, sesuai dengan yang kalian inginkan!" ujar rayan, langsung menggerakkan tangannya. Seketika, kedua pria itu langsung mundur menjauh.
"Bukankah kalian berdua menyuruhku untuk bergerak?" rayan menyipitkan matanya menatap kedua pria itu.
"Apa yang kalian berdua lakukan?! Cepat serang bocah itu!" teriak pria yang sedang memegangi gadis itu.
Namun, baru saja ia selesai berkata, suara tamparan terdengar dari kedua rekannya itu.
Plak! Plak!
"Akhh!" teriakan terakhir sebelum kedua pria itu akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.
"Ckckck... Terlalu lemah!" lirih rayan setelah menampar kedua pria itu. Kecepatannya dalam bergerak bahkan tidak memberikan kedua pria itu kesempatan untuk menghindar maupun bereaksi.
"Sekarang giliran kalian berdua. Lepaskan gadis itu. Mungkin kalian tidak akan bernasib sama seperti mereka," ujar rayan sembari berjalan mendekati dua orang yang tengah memegangi gadis tersebut.
"Ka-kamu, si-siapa kamu sebenarnya?" Sadar dari keterkejutannya, kedua pria itu bahkan tanpa sadar melepaskan genggaman tangannya pada tubuh gadis itu.
Namun, gadis itu juga tidak menyadari bahwa tubuhnya telah terlepas dari kedua pria itu. Ia terlalu terkejut dengan apa yang ia saksikan.
"Bocah, aku akui kamu memang sedikit lebih kuat dari kami, tetapi apakah kamu yakin ingin menghalangi urusan kami? Kamu mungkin tidak tahu, kami adalah anggota dari Organisasi Gelap. Aku rasa kamu pasti pernah mendengar tentang organisasi itu."
"Jadi tunggu apa lagi, lebih baik kamu pergi sekarang dan kami berjanji akan melupakan masalah hari ini," ucap mereka. Melihat ketiga rekan mereka dapat dikalahkan dengan mudah, tentu saja mereka berdua juga bukanlah lawan rayan. Tetapi bagaimanapun, mereka harus membawa gadis ini untuk dihadiahkan kepada Tuan mereka.
"Organisasi Gelap? Aku bahkan baru pertama kali mendengarnya," rayan merasa mencibir, lalu kembali berjalan mendekati mereka.
"Ka-kamu jangan mendekat! Atau—atau gadis ini...!" Belum sempat kedua pria itu hendak mengancam dengan belati pada leher gadis itu, rayan terlebih dahulu mencengkeram pergelangan tangan mereka dan mematahkannya.
Kreekk!
"Akhhhh... Bajingan! Sa-sakit sekali!"
Buk! Buk!
Tanpa ekspresi, Rayan menendang kedua pria itu hingga terlempar beberapa meter.
"Itu adalah hukuman untuk manusia tak bermoral seperti kalian," ucap rayan. Ia lalu beralih pada gadis itu dan berkata, "Sampai kapan kamu berdiam diri seperti itu? Hari sudah gelap, lebih baik kamu segera kembali ke tempat tinggalmu."
"Kamu...?" Gadis itu tersadar dari keterkejutannya, ia melihat rayan dengan penuh kebingungan.