NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:634
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

Ana yang baru masuk ke tempat kerja baru, terpikat dengan Aris, pemuda yang tampan, baik, rajin bekerja dan sopan. Sempat pacaran selama setahun sebelum mereka menikah.
Di tahun kedua pernikahan mereka, karakter Aris berubah dan semakin lama semakin buruk dan jahat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - dipijit

Rasanya enakkkk sekali dipijat. 

Tubuhnya terasa sangat nyaman dan seakan-akan berteriak penuh kelegaan setelah sepanjang hari harus dipaksa kerja keras tanpa sempat menarik napas dulu.

Hari ini memang hari yang berat. Hari ini seperti hari pembuktian tentang rumor-rumor yang mengatakan tidak pernah ada sales secretary Mr. Duncan yang mampu bekerja lama. Beban kerja yang bisa dibilang tidak masuk akal untuk dikerjakan seseorang.

“Ana, badanmu banyak anginnya lho ini. Kalau tidak ku urut begini, Ana bisa jatuh sakit besok,” ujar Aris. “Aku ini mengerti tentang urat dan otot manusia lho. Eyang putriku pintar mengurut orang. Aku menurun darinya.”

“Oh, begitu ya. Pantas pijitan Mas Aris enak dan membuatku rileks. Bisa juga kali ya, Mas buka usaha panti pijat tradisional. Jadi punya usaha sendiri.”

Aris terkekeh mendengar ide Ana. “Aku masih lebih suka berprofesi sebagai engineer daripada tukang pijit. Tapi memang bener, di hotel banyak yang suka minta pijit ke aku, jika mereka cedera saat bekerja,” sambung Aris lagi.

“Oya?” sahut Ana dengan suara mulai melemah. “Siapa saja yang minta dipijit? Crew engineering ya?”

“Iya, mereka sering mengeluh ketika kami sedang beristirahat di office engineering, lalu akhirnya minta sekedar dipijit leher atau kaki mereka yang kaku.”

Kesadaran Ana mulai berkurang sedikit demi sedikit. 

“Tapi bukan hanya crew engineering saja yang minta tolong aku, orang-orang dari departemen lain juga sudah banyak tahu kalau aku ada paham tentang urat dan otot manusia,” lanjut Aris.

“Orang-orang yang kerja di dapur seperti Riadi, Jono juga banyak lagi.Orang yang bekerja di dapur kan rawan cedera. Lengah sedikit, kepleset karena lantai yang berminyak bisa terjadi. Beban kerja juga sering bikin otot-otot mereka jadi kaku,” lanjut Aris bercerita.

“Panca, yang kerja di pantry itu juga sering minta dipijit aku.”

“Pak Panca yang di pantry?” tanggap Ana lemah. Ia sudah semakin mengantuk. “Di pantry, bisa cedera apa?”

“Oh, jangan dikira hanya karena pantry termasuk dapur yang dingin karena tidak ada kompornya berarti aman dari cedera. Bahu dan pinggang serasa kebas mati rasa begitu keluh Pak Panca. Harus mengupas, memotong berkilo-kilo buah untuk ice cream. Ana tahu kan,ice cream homemade hotel kita yang sudah terkenal itu? Besar sekali permintaan dari luar, hanya membeli produk ice cream untuk acara-acara mereka, di luar hotel. Ice cream itu semua buatan Pak Panca lho. Bayangkan berapa kilo berbagai macam buah yang harus disiapkan Panca untuk diolah menjadi ice cream setiap harinya. Buah kan tetap harus dikupas manual, walau penghancuran dan adukan untuk menjadi ice cream sudah ada alatnya.”

Dengan kesadaran yang semakin berkurang, Ana mencoba menanggapi. Tidak sopan bukan, membiarkan seniornya bekerja keras sedangkan dia si junior yang baru datang, santai-santai ketiduran.

“Tapi yang minta dipijit bapak-bapak semua kan?”

“Ooohhh tidak,” tanggap Aris cepat. “Bukan hanya bapak-bapak. Aku sering dimintai tolong kalau ada anak-anak trainee yang cedera, terutama di dapur. Maklum, mereka baru pertama kali mencoba kerja di dunia nyata. Kalau keadaan sudah luar biasa sibuk, tidak ada yang sempat membimbing dan mendampingi mereka. Padahal mereka juga harus bergerak karena mereka ada di tempat kerja. Karena belum paham, banyak yang jadi melakukan blunder, membuat kesalahan, yang membuat mereka cedera.”

Ana menikmati pijitan Aris di kepalanya yang memang sudah terasa berat sejak masih ada di kantor.

Namun kata-kata terakhir Aris membuat ia prihatin. “Wah benarkah? Apa sekolah asal dari anak-anak trainee tidak complain anak didik mereka sampai cedera saat job training di hotel kita?”

“Yah, mungkin ada ya. Huda atau Pak Yoga yang meng-handle-nya. Nah di antara para trainee itu, ada gadis-gadis juga lho.” Pijitan Aris berpindah pada telapak kaki Ana.

“Eh,” gumam Ana mulai mengantuk lagi. “Enak dong bisa pijitin gadis-gadis SMK atau mahasiswi.”

“Aku juga beberapa kali memijit Tiur dan Yuni  Mereka sering merasa sakit kakinya karena harus berdiri dan berjalan seharian penuh kalau banyak event di hotel.”

Kesadaran Ana kembali menyala sejenak ketika mendengar perkataan Aris barusan. 

“Oh??? Mereka juga?” Ana takjub.

“Seperti yang sudah katakan sebelumnya aku memang punya bakat memijat dan pengetahuan mengenai urat dan otot manusia warisan dari eyang putriku.

Orang-orang di hotel sudah tahu. Jika ada karyawan hotel atau trainee yang cedera otot atau urat selama di hotel, sebagai pertolongan pertama, mereka selalu mencari aku. Aku akan dihubungi lewat telepon, untuk bisa datang memberi pertolongan.”

Ana terus mendengarkan cerita tentang segala  kebaikan dan kebajikan Aris.

Aris memang sosok manusia yang mulia dan terus menaburkan kebaikan bagi sesama.

Aris masih terus bercerita banyak hal tentang kerjaan dia di hotel. Bagaimana dia sangat suka menolong orang yang membutuhkan bantuannya. Bagaimana dia merasa senang sekali jika dapat membantu orang yang sedang kesakitan.

Kesadarannya mungkin tinggal 25%. 

“Enak sekali pijitannya, Mas.”  

“Rileks kan badanmu, Ana.”        

Ana merasa sangat rileks. Semua beban pikiran dan stress kerja seolah larut menghilang. 

Ia santai.

“Duncan memang seperti itu, Ana. Seperti seseorang yang tak mempunyai perencanaan yang matang. Alur kerja dia tidak berstruktur. Kadang santai, tetapi kalau ada kerjaan serasa  kejatuhan panen durian runtuh. Semua harus dibereskan, tak peduli bagaimana keadaan karyawannya yang mendadak kejatuhan panen durian.”

Ana mendengarkan kata-kata Aris. Iya seperti itu itulah metafora dirinya hari ini. 

Dia seperti orang yang berada di tengah kebun pohon durian yang buahnya sedang  masak. Buah-buahannya berjatuhan menghujam dirinya. Banyak sekali.

Dia babak belur dibuatnya.

Tapi bagaimana pun tugas dan kerjaan nya adalah membuat kebun kembali bersih, rapi, dan indah. Secepatnya, apa pun dan bagaimana pun keadaannya.

“Tapi Ana jangan takut,” kata Aris lagi, sejuk terasa di hati. “Tiur, Yuni, Ling Xie dan Yudi  menyukai Ana. Aku juga. Kami semua akan selalu mendukung Ana. Kapan pun Ana merasa kesulitan, mintalah tolong kepadaku.”

Hati Ana serasa disirami air sejuk, di saat sebelum merasakan kemarau yang kering kerontang. Kesadarannya semakin menurun.

Sangat amat rileks.

“Ana, jangan malu dan sungkan kepadaku jika dalam kesulitan. Hubungi atau cari aku, oke? Apalagi Ana cuma sendirian di Batam ini. Tak ada keluarga yang bisa back up kalau terjadi sesuatu kan?”

Antara sadar dan tidak sadar Ana mengangguk.

Sungguh beruntung nasibnya ia bertemu Aris di Batam ini. Sudah tampan. Tubuhnya juga terlihat atletis dan berotot. Luar biasa baik. Sangat suka menolong. Tidak pelit terhadap teman-temannya. Rajin bekerja. Pekerja keras. Sangat bisa diandalkan.

Ah, luar biasa. 

Sangat jauh berbeda kan, dengan papa kandungnya? 

Kalau Aris jadi suamiku kelak, ia pasti sangat berbeda dengan papanya, Doni. 

Kalau Sherly, mamanya mengenal Aris..

Ia pasti akan bisa melihat perbedaannya, antara Aris dan papanya Doni.

Aris bisa diandalkan, tidak seperti Doni.

Ana masih mendengar Aris terus bercerita tentang Duncan, tentang sekretaris-sekretarisnya yang dulu. Bagaimana mereka semua tak ada yang tahun dan akhirnya resign.

Ia bukannya jatuh tertidur.    

Ia masih cukup sadar.   

Aris sekarang memijat lengan Ana.

Masih tetap enak dan nyaman.

“Balik badanmu Ana. Aku akan memijat pelipisnya, agar malam ini tidur nyenyak.”

Ana berbalik dalam keadaaan sangat mengantuk. Namun diusahakan menatap kembali tukang pijitnya.

Terlihat butir-butir keringat di pelipis Aris. Beberapa bahkan sampai menetes. Agaknya dia pun mengeluarkan tenaga untuk memijat Ana.

Ia hanya terus menatap wajah Aris yang berkeringat dan tetap bersungguh-sungguh dalam memijat agar otot-ototnya bugar kembali.    

Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari ketika Aris menutup balsem yang ia gunakan untuk memijit.     

“Sudah cukup larut, Ana,” ujar Aris pelan. “Pijit kakinya yang lengkap besok aja ya.”    

Ana terkesiap. Seperti orang yang ketahuan ketiduran di tengah pelajaran berlangsung.    

“Oh iya Mas,” sahut Ana linglung.    

“Jadi mengantuk banget ya?” Senyum Aris terlihat begitu adem.   

Ana semakin tergagap. Rasanya seperti orang bangun tidur tapi suasananya sangat aneh.     

Dan Ana beneran kaget dengan keadaan tubuh atasnya yang polos telanjang di depan Aris. Pemuda  tampan itu pun hanya mengenakan singlet putih yang oleh basah keringatnya.     

“Bau obat nyamuk di kamar Ana pasti sudah berkurang. Ana pasti akan tidur nyenyak.”      

Aris mengambilkan blouse Ana yang tersampir di ujung ranjang dan mengangsurkannya kepada wanita itu.     

Aris mengangkat kedua tangannya ke atas untuk meregangkan ototnya, “Ahh, hhhh, sudah malam, capek juga.”    

Ana yang sudah kembali berpakaian lengkap hanya mampu melihat gerakan Aris yang masih meregang-regangkan tubuhnya. Lidahnya terasa kelu. Pikirannya kosong.   

Ana terpana dan terpesona oleh pergerakan otot dada dan perut ramping Aris dibalik kaos singlet putihnya.   

Ia terhipnotis.    

“Sudah malam, Ana. Beristirahatlah.” Aris tersenyum adem sambil membuka kamar tidurnya mempersilakan Ana keluar.    

Dan Ana tanpa mengatakan apa-apa berjalan keluar. Ia menganggukkan kepalanya dengan sopan kepada Aris sebagai tanda pamit.    

“Selamat malam Ana. Tidur yang nyenyak ya.”    

Ana menganggukkan kepala sekali lagi lalu menuruni tangga. Memasuki ke kamarnya. Lalu menutup pintu dan menguncinya. 

Lalu Ana tertegun.     

Wow!    

Apa yang sudah terjadi?    

Astaga!

Apa-apaan ini?

Nyaris tidak percaya, seperti hanya mimpi.     

Dia, Christiana Marie Sudibyo bahkan sudah berbugil ria di hadapan seorang pemuda di dalam sebuah kamar tertutup.    

Ada apa ini. Tanah dan air Batam memang beda.     

Ana mengganti  pakaiannya dengan piyama. Secara otomatis dia membersihkan wajahnya, lalu memberi pelembab.  

Uss! Uss! Uss!    

Ana cepat-cepat menghalau bayangan di kepalanya yang memproyeksikan apa yang sudah Aris lakukan pada dirinya tadi.

Kenapa dia tak sadar ya?

Kapan hal itu terjadi?

Kok dia tidak ingat ya?

Padahal Ana yakin sekali ia tidak pernah tertidur saat di kamar Aris.     

Tapi…kenapa tiba-tiba…    

Ana melihat pantulan tubuhnya di pantulan cermin.   

Ah, sudahlah.   

Ia sudah sangat mengantuk.    

Tidur saja dulu.

1
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak , bikin penasaran
strawberry 27
di tunggu keseruan selanjutnya author
strawberry 27
Klo Aris tidak ada niat buruk ke Ana, dan niat nya tulus nganterin Ana liat² Batam, tidur di rumah Hendra pasti mau, ini Aris sudah pertama ke Tanjung Pinang ,Ana yg bayar i , SPT nya gue tau niat busuk Aris apalagi KLO bukan pingin melancarkan aksi nya di hotel sama Ana
strawberry 27: salah paham sy dgn author nya, maksud sy bukan pertama x Aris ke Tanjung Pinang tapi ,dari awal yg Aris minta duit 200 ribu buat bayar PP itu lho hehehe,,,
total 2 replies
strawberry 27
Wah Aris ada mau nya sama Ana tu, sudah ke Tanjung Pinang minta di bayar i , e Hendra baik banget nawari bermalam di rumah nya di tolak, hati² Ana , si Aris ada niat busuk ke Ana, Aris pasti pingin nginep di hotel berdua an sama Ana, dah gitu x aja Ana yg di suruh bayari hotel bukan itu aja, Aris punya niat buruk ke Ana , Ana hati². sama Aris buaya darat
strawberry 27: iya bikin penasaran aja si Aris mau ngapain ke Ana 🤭🤭
total 3 replies
strawberry 27
waduh si Aris kok pelit ,nggak bayari Ana yg 200 ribu buat ke TP😠
strawberry 27: Aris ternyata cuma pingin menaklukkan Ana doank, habis itu ya sudah
total 4 replies
Frans Lizzie
Terima kasih buat dukungannya.😍😍
strawberry 27
lanjut kak,,,nunggu in nich
strawberry 27
wah ,,Tiur perlu bingit blajar basa Jawa thor biar makin seru KLO ngobrol bareng 😄
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak, seru nich. bikin penasaran
strawberry 27: sama² kak 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!