Bagi Heskala Regantara, kehidupannya di tahun 2036 hanya soal kerja, tanggung jawab, dan sepi. Ia sudah terlalu lama berhenti mencari kebahagiaan.
Sampai seorang karyawan baru datang ke perusahaannya — Aysha Putri, perempuan dengan senyum yang begitu tipis dan mata yang anehnya terasa akrab.
Ia tak tahu bahwa gadis itu pernah menjadi bagian kecil dari masa lalunya… dan bagian besar dari hidupnya yang hilang.
Lalu, saat kebenaran mulai terungkap, Heskal menyadari ...
... kadang cinta paling manis lahir dari kesalahan yang paling tak termaafkan.
•••
"The Sweetest Mistake"
by Polaroid Usang
Spin Of "Gairah My Step Brother"
•••
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Polaroid Usang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
•
•
•
FLASHBACK
•
•
•
Dua orang dengan tinggi yang beda jauh itu berjalan riang di keluar dari lift mall dengan banyak belanjaan. Beberapa saat lalu, setelah dari rumah sakit, mereka langsung berbelok ke mall ini. Heskal membelikan Zeline handphone keluaran terbaru, beberapa pakaian yang salah satunya langsung di pakai, juga beragam makanan dan cemilan.
"Ini serius aku boleh ambil ini semua?" Tanya Zeline untuk kesekian kalinya sembari melirik beberapa paperbag yang di tangannya.
"IYA!" Jawab Heskal emosi, "Sekali lagi lo nanya, gue jual semuanya termasuk lo juga!"
"Abisnya aku nggak enak." Kata Zeline pelan. Mereka berjalan bersebelahan di basement mall, menuju mobil Heskal yang terparkir di ujung.
"Tenang. Duit gue buanyak!" Balas Heskal sombong, "Btw, lo paham nggak cara pakai hape-nya?" Tanya Heskal yang dijawab Zeline dengan anggukan antusias.
"Sebenernya aku sempet punya hape, tapi baru tiga hari langsung disita." Cerita Zeline.
"Kenapa gitu?"
"Soal pengasuh aku bilang ke Papi kalo aku nonton film dewasa." Kata Zeline cemberut.
"Wahhh!" Heskal benar-benar emosi dengan pengasuh Zeline itu, "Dia punya dendam apa sih sama lo sampai tega fitnah lo kayak gitu?! Nggak rela banget kayaknya liat lo bahagia sedikit aja?!"
"Enggak fitnah kok." Celutuk Zeline membuat Heskal menghentikan langkahnya.
"Maksud?" Tanya Heskal, "Lo ... beneran nonton film dewasa?"
Zeline mengangguk dan Heskal langsung menatapnya tak menyangka.
"Jadi dari awal lo pura-pura polos?!" Tanya Heskal keras, entah kenapa dia jadi emosi.
"Kenapa semua orang jadi marah, sih?" Kesal Zeline, "Emang aku harus nonton kartun sampai kapan? Aku cuma ngintip pas pengasuh ama pembantu aku nonton di TV aja kena marah, aku nonton sendiri di hape juga kena marah! Dunia nggak adil banget!"
Heskal mengernyit sesaat, dia lalu merogoh saku celananya mengambil handphone. Heskal mengotak-atik handphone-nya, membuka file tersembunyi yang berisi banyak video. Ia lalu membuka salah satu video itu hingga terdengar suara-suara desahan dua orang diatas kasur.
"Film dewasa kayak gini bukan?" Tanya Heskal melihatkan handphone-nya pada Zeline.
"Ahh ahhh faster.. hngghh fast—"
Brakk!
"IHHH! MEREKA NGAPAIN?!" Pekik Zeline syok.
Sedangkan Heskal menganga melihat handphone-nya yang tergeletak di lantai setelah ditepis Zeline.
"Njir!!! Hape gue!" Pekiknya memungut handphone-nya dan menatap Zeline sinis, "Minta maaf nggak?!" Katanya galak.
Zeline menunduk dalam, matanya jadi berair karena merasa bersalah, "Maaf." Cicitnya takut.
Heskal menghela nafas kesal, untung saja handphone-nya masih bisa hidup, hanya sedikit tergores. Dia memasukkan handphone-nya kembali ke dalam saku celana sembari terus menatap Zeline sinis.
"Ayo." Katanya menarik tangan Zeline cukup kasar, membuat Zeline berjengkit kaget dan langsung menghindar.
"Kenapa lagi?!" Jutek Heskal.
"Ma-maaf... Aku nggak sengaja, j-jangan pukul..." Cicit Zeline bergetar, dia masih menunduk dalam hingga rambut panjangnya jatuh dan menutupi wajahnya.
Zeline mengulurkan paperbag ditangannya, "Ini aku balikin, hape Kakak biar aku ganti. Aku minta maaf... Tolong jangan pukul aku..."
Perlahan raut wajah Heskal melunak, kekesalannya langsung hilang begitu saja. Ia menghela nafas pelan dan berjongkok di depan Zeline yang terus mundur-mundur. Heskal meraih bahu Zeline, lalu menyelipkan rambut Zeline yang menutupi wajahnya, mata anak itu memerah dan bibirnya bergetar.
"Gue nggak marah Zel, cuma kesel dikit tadi, dan gue nggak akan pukul lo." Ucap Heskal lembut, "Jangan nangis, ya? Maaf udah kasar, maaf udah bikin lo takut."
Heskal menarik tubuh mungil yang bergetar itu kedalam pelukannya, menepuk-nepuk punggung rapuh yang terlalu dipaksa untuk tegar. Heskal benar-benar tertipu oleh Zeline, dia pikir Zeline benar-benar baik-baik saja.
Tapi setelah dipikir-pikir, bagaimana mungkin Zeline bisa baik-baik saja jika dia dikurung sedari kecil, dipukul, disiksa, dan dipaksa melakukan semua pekerjaan rumah sejak umurnya masih belum cukup untuk melakukan semua itu.
Rumah itu pasti benar-benar seperti neraka bagi Zeline.
"Jangan takut sama gue dong, Cil." Ucap Heskal pelan saat Zeline terisak.
"Ikutan sedih nih gue." Ucap Heskal lagi cemberut, "Cengeng lo ahh!" Gerutu Heskal sembari terus mengelus punggung itu.
Lima menit kemudian setelah nafas Zeline teratur Heskal melepas pelukannya, "Udah jangan nangis lagi, kuy!" Ajak Heskal menarik tangan Zeline tapi anak itu tak ingin beranjak dari tempat.
"Maaf." Gumam Zeline.
"Udah gue maafin elah." Balas Heskal menarik Zeline lagi, tapi Zeline langsung menarik tangannya dari genggaman Heskal.
Dia mengulurkan paperbag ditangannya, "Ini aku balikin, Kak. Makasih banyak, aku bisa pulang sendiri kok." Kata Zeline tersenyum.
Heskal berdecak, "Ah! Lo mah." Ucap Heskal kesal sembari mengacak rambutnya, "Ck! Kesel gue."
"Maaf udah ngerepotin, Kak."
"Ck! Nggak mau tau, lo harus ikut gue!" Kata Heskal langsung mengangkat tubuh Zeline seperti karung beras dan berlari menuju mobilnya.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Bahkan saat sampai di rumah Kenzio dan ternyata sahabatnya itu tak ada di rumah, hingga akhirnya dia berbelok menuju apartemen Kenzio mereka berdua tetap saling diam. Heskal membiarkan Zeline supaya lebih tenang. Hingga Heskal akhirnya membuka suara pertama kali.
"Udah, jangan ngambek lagi."
Zeline menoleh menatapnya, "Aku nggak ngambek tuh."
"Mata mu! Itu apa tadi namanya kalo bukan ngambek?"
Zeline bergumam sebelum menjawab, "Cuma udah sadar diri." Katanya membuat Heskal berdecih.
"Lo tuh anaknya agak aneh, ya." Kata Heskal, "Beberapa jam lalu lo mau-mau aja ikut sama gue padahal gue orang asing, dan lo nggak takut sama sekali. Giliran di sinisin dikit langsung takut. Heran gue."
"Aku tuh refleks tadi, aku pikir Kakak mau pukul aku." Kata Zeline.
"Dari awal emang lo nggak takut ya gue jahatin?" Tanya Heskal heran.
"Enggak, orang Kakak baik, kok."
Heskal tertawa mendengarnya, "Wahh, gue jahat, Zel. Lo nggak tau aja." Kata Heskal tersenyum miring ala-ala orang jahat.
"Enggak kok." Balas Zeline begitu yakin.
"Ck! Lo nggak tau aja sih." Decak Heskal.
"Tau." Balas Zeline nyolot.
"Apa yang lo tau?"
"Dua minggu ini setiap aku pulang sekolah, aku sering liat Kak Heskal bagi-bagi makanan sama anak-anak jalanan di deket sekolah aku." Kata Zeline, "Makanya aku nggak ragu ikutin Kakak."
"Ohhh ituuu..." Gumam Heskal, "Gue cuma nongkrong sama tuh bocil-bocil doang kali." Ucap Heskal merendah.
"Terus juga aku pernah liat Kak Heskal nolongin orang di jambret sampai tangan Kak Heskal luka kena pisau jambret itu."
"Ohhhh tiga hari lalu? Gue gabut doang, sih."
"Aku pernah liat Kak Heskal jadi badut juga loh! Aku pikir Kak Heskal orang miskin, ternyata enggak."
"Ck! Dibilangin gue gabut."
"Hidup Kakak random banget, ya. Beneran kayak pengangguran, deh." Zeline tertawa kecil, menggemaskan.
"Ck!" Heskal jadi malu, bener-bener keliatan kayak nggak ada kerjaan banget dia.
"Pokoknya gue bukan orang baik." Kata Heskal kesal, Zeline nggak tau aja seberapa playboy dirinya.
"Di danau tadi Kak Heskal juga borong jagung bakar nenek-nenek yang nggak laku terus di bagi-bagiin." Ucap Zeline lagi.
Heskal kehabisan kata-kata, "Ck! Lo mata-matain gue, ya!"
"Enggak, tuh."
"Iya, merinding gue!"
"Enggak!"
"Iya!"
"Enggak!"
"Aihh! Lo nggak tau sih," gumam Heskal.
"Nggak tau apa?"
"Lo masih bocil. Nggak tau kehidupan orang dewasa." Balas Heskal menghentikan mobilnya di parkiran apartment Kenzio.
Heskal menarik bahu Zeline untuk menghadapnya, "Jangan terlalu percaya sama orang asing, nggak semua orang yang keliatan baik itu beneran baik." Ucap Heskal yang di angguki Zeline.
"Kalo ada yang kasih lo permen terus ngajak lo ke mana gitu, jangan mau."
"Itu anak TK juga tau, Kak." Balas Zeline.
"Ck! Lo terlalu polos, sih. Bikin khawatir." Kata Heskal lagi, "Oh iya, kalo ada yang pegang-pegang lo jangan mau, nanti di apa-apain!"
Zeline lalu langsung menepis tangan Heskal di bahunya.
Heskal menganga, lalu mengangguk-angguk, "Good!"
•••
Heskal tersenyum tipis melihat Zeline kini asik bercanda bersama Zafanya sembari mengemil pizza. Lalu Heskal menoleh pada Kenzio yang sejak tadi berwajah masam.
"Gagal lagi, yak?" Kata Heskal tergelak. Dia pun heran, kenapa kedatangannya itu selalu pas untuk mengganggu kemesraan pasangan itu.
Kenzio hanya melirik Heskal datar, dia benar-benar kesal sekesal-kesalnya. Padahal Kenzio masih sangat ingin berduaan dengan Zafanya, padahal ia masih sangat merindukan Zafanya. Tapi dua orang tak di undang ini tiba-tiba datang dan memaksa masuk. Kenzio benar-benar kesal, ia bahkan terang-terangan menatap Zeline kesal.
"Pacar Kakak mukanya galak banget." Bisik Zeline pada Zafanya.
"Biarin aja." Balas Zafanya tertawa kecil.
"Btw, filmnya emang kayak apa?" Tanya Zafanya yang telah mendengarkan cerita Zeline.
"Orang dewasa kayak Kak Heskal sama Kak Zafanya pacaran gitu, latarnya di Bandung tahun 1990 kalo nggak salah deh, Kak." Cerita Zeline.
"Ahh! Ituu!" Kata Zafanya.
"Emang aku nggak boleh nonton film dewasa itu ya?"
"Ck! Itu namanya bukan film dewasa! Film dewasa beda lagi, pantesan orang salah paham." Kata Zafanya tak habis pikir.
"Kan pemerannya orang dewasa, aku pikir itu film dewasa."
Heskal berdecak-decak mendengar perbincangan Zafanya dan Zeline. Benar-benar tak menyangka ada anak sepolos itu hingga gampang sekali di jebak dan di fitnah oleh pengasuhnya sendiri. Bahkan anak itu tidak sadar kalau sedang difitnah saking polosnya. Hah, Zeline benar-benar bikin Heskal khawatir.
"Jadi film dewasa itu orang dewasa telanjang bikin bayi di kasur ya, Kak?" Tanya Zeline frontal membuat tiga orang dewasa disana refleks menoleh dengan ekspresi berbeda.
"Stt!" Bisik Zafanya syok, dia jadi teringat dengan kegiatannya bersama Kenzio beberapa saat lalu.
"Tau dari mana?" Tanya Zafanya berbisik dengan wajah merahnya, terlebih saat ia dapat menyadari bahwa Kenzio kini menatapnya dengan satu sudut bibir yang terangkat samar.
Zeline menunjuk Heskal, "Kak Heskal liatin videonya tadi."
Zafanya langsung menatap Heskal syok, "V-Video?"
Dan Heskal langsung mengalihkan pandangannya dengan wajah sok polos dan tak tahu menahu.
"Wihh, ada lampu." Gumamnya menatap lampu yang tergantung di langit-langit ruangan.
•••
Kenzio⬇️
-
Heskal⬇️
•••
JUST INFO:
Eps ini dari "Episode 48 Kelakuan Heskal" novel "Gairah My Step Brother"
Kayak bisa banget jabarin perasaan tokohnya, bikin kita bener2 ngerasain apa yang tokoh rasain😭😭😭
penulisannya juga rapi, tanda bacanya rapi, enak bgt dibacaaa!!
love bgt pokoknyaaa🥰🥰
DEGDEGANNN