Aku Lelah Mengalah

Dua jam kemudian Sonia mulai mengerjapkan kedua mata nya, samar-samar dia melihat ada Delon yang sedang duduk menatap ke arah nya,Sonia yang sudah terlanjur malas pun buru-buru kembali menutup rapat mata nya,dia ingin melanjutkan kembali tidur nyenyak karena enggan berurusan dengan Delon.

"Aku tahu Kamu sudah sadar Sonia!Cepat bangun terus makan."suara dingin milik Delon menusuk tegas ke telinga Sonia.

Namun Sonia masih betah memejamkan mata nya.

" Sonia..." panggil Delon cukup keras.

Sonia pun terpaksa membuka lebar kedua mata .tatapan mereka berdua bertemu menyiratkan luka di hati masing-masing.

Delon sudah memakai pakaian tidurnya,Sonia menatap ke arah luar.langit nampak sudah gelap gulita, entah apa yang terjadi Sonia pun bingung dan sama sekali tidak ingat apapun.

Entah dari mana Delon mendapatkan baju tidur itu,Sonia malas bertanya kepada pria itu.kepala nya masih terasa berat begitu juga dengan perutnya mulai terasa perih menusuk-nusuk.

"Habiskan makanan ini, setelah itu minum obat mu?"Delon membawa sepiring nasi ke arah Sonia.tatapan pria ini begitu tajam sekali.

" Aku masih kenyang Mas." jawab Sonia bohong padahal sebenarnya sedang merasakan mual yang sangat menyiksa.

Bukan hamil ya...Sonia pun menyadari itu karena memang Sonia belum pernah telat meminum obat nya.

" Aku tidak menerima penolakan, cepat buka mulut mu." ucap Delon tegas dan tanpa kompromi.

" Aku bisa makan sendiri Mas." tolak Sonia ketika Delon hendak memasukkan sesendok nasi kedalam mulut nya.

Bagaimana mungkin dia makan sambil tiduran seperti ini,Delon ini antara bodoh atau masa bodoh.

Sonia berusaha untuk bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang,namun usahanya gagal dan tubuh lemah itu kembali jatuh terkulai di atas tempat tidur.Sonia meringis kesakitan.tenaga nya sudah terkuras habis jadi untuk bergeser sedikit pun sangat sulit di lakukan nya.tapi Delon malah berdecak keras.

"Begini lah akibat nya kalau suka membantah perintah ku,apa yang Kamu lakukan di rumah ini sampai bisa sakit seperti ini, tinggal makan saja tapi banyak sekali tingkah nya,asam lambung jadi kumat.wajah Kamu pucat tidak sadar kan diri." ucap Delon sambil membantu mengubah posisi Sonia menjadi duduk bersandar.

Jantung Delon berdegup kencang . padahal ini hanya sentuhan biasa saja,beda jauh saat tadi sedang bersama dengan Tania.Delon sama sekali tidak merasakan seperti apa yang dia rasakan saat bersama dengan Sonia.namun aneh nya Delon malah masih tidak mengerti juga dengan perasaan nya.

" Buka mulut mu!Jangan membuang waktu ku lagi.gara- gara Kamu kerjaan ku menjadi terbengkalai." ketus Delon mulai menyuapi Sonia.

" Tinggal kan saja piring nya di sini,Aku bisa makan sendiri.Aku tidak ingin merepotkan Kamu lagi." balas Sonia lirih dengan mata yang berkaca-kaca.

Padahal tadi Sonia sudah menolak tawaran Delon,tapi pria ini malah ngotot.dan sekarang Delon malah kembali menyalah kan dia seakan-akan Sonia adalah orang asing yang tidak berhak menikmati uang Delon.

" Bukan seperti itu maksudku, cepat makan lagi, setelah ini kita perlu bicara." nada suara Delon perlahan melunak.

Sonia yang sudah terlanjur marah dan kesal pun hanya diam saja,memilih melakukan yang Delon pinta ketimbang harus kembali mendengar kata-kata kasar keluar dari mulut pria itu.

Sonia mengunyah nasi tersebut dengan cepat, meskipun terasa pahit di lidah namun Sonia tidak perduli.dia ingin segera menghabiskan isi piring itu supaya bisa menjauh dari Delon yang saat ini duduk tepat di samping nya dengan kedua paha mereka saling menempel.

" Ini minum obat nya lagi." tanpa sepengetahuan Sonia,di dalam obat yang Sonia masukkan kedalam mulut nya,terselip sebuah obat yang Delon minta secara khusus kepada Dokter Voni.

Delon sangat berharap obat itu bisa bekerja dengan cepat dan tepat.Delon tersenyum tipis ketika melihat obat itu sudah masuk ke dalam mulut Sonia.

" Untuk sementara Kamu jangan pergi kemana-mana,tetap di rumah sampai keadaan mu benar-benar pulih." kata Delon mengingatkan Sonia.

" Iya." jawab Sonia singkat dan kembali merebahkan tubuh nya dengan susah payah ke atas tempat tidur.

Lebih baik dia segera tidur ketimbang harus menghadapi Delon lagi.aura pria itu sangat mengintimidasi.meskipun sudah sering melihat dan merasakan nya, tetap saja Sonia merasa tidak nyaman dengan aura yang Delon miliki.

" Apa maksud nya ini Sonia?" tanya Delon melempar sebuah botol obat ke arah Sonia ,tapi botol tersebut tidak sampai mengenai wajah Sonia.

Sonia mengambil botol tersebut dengan susah payah,kedua mata nya membulat besar begitu melihat botol apa yang ada di tangan nya.warna nya sama persis begitu juga dengan bau dan bentuk nya.

" Ini milik ku." batin Sonia sambil meraba tempat tidur.

" Bagaimana bisa?" tanya nya dalam hati.

Rasa nya Sonia sangat ingin sekali melihat obat milik nya yang di simpan di bawah kasur ini,hanya untuk sekedar memastikan saja,tapi kenapa Delon bisa tahu tentang obat tersebut.

" Jangan diam saja! Aku butuh penjelasan mu." teriak Delon marah.

Sonia menunduk merangkai kata-kata yang akan dia ucapkan kepada Delon.

" Sejak kapan Kamu menggunakan obat ini? Hah? Jawab Aku..." teriak Delon lagi dan mulai tidak terkendali.

" Beberapa hari yang lalu, karena Aku tidak bisa mengandung cucu keluarga Bramasta." jawab Sonia tanpa takut.

" Apa maksud mu? selama ini Mama selalu menemani Kamu kontrol kesehatan,tapi diam-diam Kamu malah menghancurkan harapan Mama,kenapa Kamu sangat tega sekali Sonia?" setiap kata yang Delon ucap kan penuh penekanan.

Delon sangat ingin mendengar kan penjelasan dari Sonia secara langsung.

" Seperti yang sudah Aku katakan tadi,Aku tidak ingin hamil anak mu. Nanti Aku sendiri yang akan menjelaskan nya kepada Mama Noni.dulu Aku memang sangat berharap bisa segera hamil,tapi tidak untuk sekarang." Sonia meremas kuat botol yang ada di tangan nya.

Semua sudah terbongkar,jadi tidak ada guna nya lagi menutupi isi hati nya dari Delon.terserah pria ini mau menganggap nya apa,Sonia tidak ingin lagi mengalah kepada orang yang salah.

" Aku benar-benar tidak habis pikir dengan ucapan mu itu,kita sudah cukup lama menikah,Mama menanti kan kedatangan cucu di tengah keluarga kita,tapi Kamu malah diam-diam meminum obat laknat tersebut." Delon maju mengapit dagu Sonia menggunakan sebelah tangan nya.

" Kurang apa lagi Kami terhadap Kamu? Mama bahkan lebih sayang kepada Kamu ketimbang Aku." lanjut nya lagi.

Sonia menghela nafas panjang,apa yang dia lakukan ini memang salah,tapi dia hanya melindungi diri nya sendiri.hidup menyandang status janda tidak lah bagus di luar sana,Sonia hanya tidak ingin kehamilan itu membuat dunia nya di kecam oleh para tetangga yang memiliki mulut berbisa dan sangat mematikan.

" Aku ini istri Mama Atau istri Kamu? Kenapa selalu Mama yang mengerti Aku sementara Kamu tidak?" telak Delon sulit untuk membuka suara nya lagi.

" Kita sebentar lagi akan berpisah,Aku tidak ingin pergi dari rumah ini dalam keadaan hamil,kasihan anak ku jika harus memiliki ayah seperti Kamu." kata Sonia sangat berani membalas tatapan mata dari Delon.

Jika pun beneran hamil,Sonia sebenarnya masih mampu untuk menghidupi anak nya tanpa bantuan dari Delon,namun yang menjadi pertimbangan nya adalah, bagaimana jika seandainya dia benar-benar hamil, sudah pasti Delon tidak akan pernah menceraikan nya.Sonia tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain.

"Jangan berbelit-belit Sonia,Aku bukan dukun yang bisa meramal maksud dari ucapan mu itu." Delon tahu Sonia pasti menyimpan sesuatu dari nya sampai membuat Sonia berani berbuat hingga sejauh ini.

" Ceraikan aku sekarang juga,mantan kekasih mu sudah kembali bukan? Dan Kamu sangat mencintai nya, sementara Aku hanya sebagai istri pengganti,yang tidak pernah mungkin bisa Kamu cintai ,Aku sangat sadar diri dan tidak ingin menjadi penghalang untuk kebahagiaan Kamu." Delon sudah menebak ini sejak lama, akhirnya Sonia tahu semua nya.

" Kamu bisa memiliki keturunan dari wanita itu,Aku hanya ingin pergi tanpa ada ikatan apapun di antara kita.Aku tidak akan menuntut harta gono-gini.Aku benar-benar ingin berpisah tanpa ada embel-embel apapun." ucap Sonia berharap dengan sangat kali ini saja Delon mau mendengarkan ucapan.

" Sampai kapan pun kita tidak akan berpisah,akan Aku buat ikatan itu ada di antara kita." ucap Delon sambil tersenyum miring.

" Jangan egois Mas." mohon Sonia lagi.

Raut wajah Delon menegang mendengar ucapan Sonia.segitu besar kah keinginan Sonia untuk berpisah dengan nya sampai membuat wanita ini tidak Sudi memberikan keturunan untuk nya.

" Dia ...Dia tidak akan mengganti kan posisi mu,Kamu tetap akan menjadi istri ku sampai kapan pun." Sonia tersenyum mengejek, jawaban Delon tadi seakan ingin menjelaskan bahwa benar ada wanita lain dalam hidup Delon saat ini.

" Terserah apapun itu,Aku tetap akan mengajukan gugatan cerai." tegas Sonia yang membuat urat-urat kemarahan Delon menonjol sempurna.

" Dan itu tidak akan pernah terwujud,Kamu lupa siapa Aku?" balas Delon tegas.

Tanpa aba-aba dan mengabaikan Sonia yang masih lemah,Delon langsung mencium kasar bibir Sonia.melahap nya dengan rakus dengan satu tangan yang sudah bertengger indah di bukit kenyal milik Sonia.

Meskipun Tania sudah kembali, untuk saat ini dia belum bisa melepas kan Sonia begitu saja.kedua orang tua nya bisa marah besar jika sampai kehilangan menantu kesayangan mereka,dan kehadiran Tania tidak akan pernah di terima oleh orang tua serta keluarga yang lain nya.menurut para orang tua kesalahan Tania tiga tahun yang lalu sangatlah besar dan tidak bisa di maafkan kembali.

Jika pun ia ingin tetap bersama dengan Tania, mereka hanya bisa menjadi sepasang kekasih namun tidak bisa untuk menikah.

Sonia sangat terkejut mendapati perlakuan Delon seperti ini,dia sudah berusaha memberontak tidak sudi lagi di sentuh oleh Delon.

Membayangkan berbagi Delon dengan wanita lain saja sudah membuat Sonia jijik.

" Mas Delon apa yang Kamu lakukan?" tanya Sonia sambil berteriak.

" Aku akan membuat Kamu hamil anak ku." jawab Delon cepat dan tanpa belas kasih langsung saja menyerang Sonia dengan ganas.

" Aku tidak mau...Tolong..."

Bersambung.