Diburu Pria Posesif

Lapangan kosong dekat area sekolah menjadi tempat dimana sebuah mobil mewah telah menunggu. Dilengkapi dengan seorang supir yang membukakan pintu untuk si buntalan kentut.

Tentu saja Ervan mengikutinya masuk ke dalam mobil. Masih teringat di benak Ervan bagaimana dirinya mengetahui segalanya.

Ini diawali dari Ervan yang menggantikan seorang cleaning service, bekerja di bagian public area di mall selama beberapa hari. Digaji harian karena cleaning service yang seharusnya bekerja tengah mengajukan cuti.

Saat itulah dirinya melihat buntalan kentut ini yang tinggal di mall, selaku pemilik sekaligus pengelola, mengetahui segalanya dari karyawan senior. Dari sanalah pemerasan ini dimulai.

Berpikir meminta sedikit uang dari orang kaya, tidaklah mengapa. Tapi siapa yang menduga, beberapa tahun kemudian mereka malah menjadi pasangan suami-istri.

Sudahlah...itu sudah berlalu sebelum waktu terulang. Dulu dirinya memang egois, terlalu mendengarkan ibu yang tidak mencintainya sama sekali. Iba dengan Ruby yang selalu merasa dilukai. Juga... Zain...

"Kita tinggal di kamar yang berbeda! Jangan pernah mendekati kamarku. Aku orangnya introvert." Tegas Bella, membuka kotak menu makanan bernutrisi, berupa salad. Masih dalam mobil yang melaju.

Dengan cepat Ervan mengangguk, benar-benar menurut."Apa kamu masih menyukai Reva?" tanyanya.

Seketika kunyahan Bella terhenti. Matanya menatap ke arah Ervan. Gadis yang mengangguk dengan cepat."Dia orang yang baik, pertemuan pertama kami saat aku berumur 14 tahun. Pelayanku belum datang, saat itu dia memberikan sepotong bakpao daging untukku. Rasanya benar-benar enak, saat itulah aku berpikir, aku sudah jatuh cinta padanya. Andai saja punya pacar yang bisa membuat bakpao daging seenak itu pasti menyenangkan. Karena itulah daripada internasional school aku lebih memilih bersekolah di sekolah negeri."

"Kamu jatuh cinta pada Reva atau bakpao daging yang dibuatnya?" Tanya Ervan menyipitkan matanya.

"Keduanya..." Jawab gadis gemuk itu cepat.

Ervan terdiam sejenak, perlahan tersenyum."Jika aku bisa membuat bakpao daging yang sama persis, apa kamu akan menyukaiku?"

Sebuah pertanyaan dari pemuda yang tiba-tiba menegang jemari tangan Bella. Gadis yang tertegun bagaikan membeku dalam diam.

"Tidak mungkin bisa, aku sudah menyewa koki profesional untuk membuat bakpao daging dengan rasa yang sama. Tapi tidak ada yang pernah berhasil membuatnya. Katanya harus ada sampelnya, penjelasanku tentang rasanya tidak spesifik." Bella menghela napas kasar, menarik tangannya yang dipegang oleh Ervan.

Pemuda yang mengangkat salah satu alisnya."Apa saat itu hujan?" tanyanya.

Dengan cepat Bella menjawab."Iya...." Menelan ludahnya yang sudah jatuh cinta pada Reva dan bakpao daging hangat.

Sedangkan Ervan diam-diam menahan tawanya. Mengingat kisah pernikahan mereka yang kacau balau. Sebelum waktu terulang Bella bersikeras melakukan apapun untuk menikah dengan Reva. Hingga orang tua Reva setuju mengingat status keluarga Bella yang tinggi.

Tapi, tentu saja ibu Ervan yang haus akan harta tidak akan membiarkan uang lepas begitu saja. Dengan sedikit memprovokasi Reva, pada akhirnya Reva kabur dari pesta pernikahan.

Saat semua orang bingung mempelai pria melarikan diri. Kala itulah ibu Ervan, mendorong Ervan agar menggantikan Reva menikah dengan Bella.

Bella dan keluarganya yang tidak ingin menanggung malu karena tamu undangan sudah hadir pada akhirnya setuju mempelai pria digantikan dengan Ervan.

Itulah kisah pernikahan harimau putih dan badak ujung kulon. Ervan yang haus akan cinta ibunya, dan Bella yang tidak punya pilihan.

Tapi itu kisah konyol masa lalu, sebelum Ervan kembali ke masa lalu.

Sedangkan sekarang.

Dua orang remaja yang keluar dari mobil. Lebih tepatnya tempat parkir khusus di area belakang mall.

Dua orang pelayan mengambil tas mereka. Melangkah diikuti oleh pelayan. Di area belakang mall, terdapat lift khusus, dilengkapi dengan kaca transparan.

Benar-benar mall yang padat dengan pengunjung. Berbagai event penyebabnya, serta membangun relasi dengan berbagai merek terkenal. Promosi yang tidak kaleng-kaleng.

Dalam bisnis Bella memang ratunya, walaupun dalam bidang akademik biasa-biasa saja.

Ini cukup menyenangkan menjadikan istrinya sebagai contoh. Di masa depan dirinya tidak akan menyia-nyiakan Bella, akan melindunginya bagaimana pun caranya.

Pintu lift terbuka, ruangan yang begitu luas terlihat, lantai tertinggi gedung mall ini, itulah tempat Bella tinggal.

Seorang koki menghidangkan makanan, para pelayan menata meja untuk anak majikannya.

Bella terlihat seperti ratu gemuk yang benar-benar berkuasa. Sialnya begitu cantik di mata Ervan.

Wanita yang mengambil tab mulai terlihat serius menatap beberapa keluhan dari beberapa pemilik outlet.

"Tidak bertanya kenapa aku tinggal di mall?" Pandangan mata Bella beralih pada Ervan.

"Rumah aslimu lebih luas daripada istana presiden. Berada di luar kota, karena hobi ayahmu yang suka memelihara rusa. Kamu tinggal di lantai teratas mall ini, karena di bagian atap mall terdapat tempat helikopter mendarat. Berjaga-jaga jika ayah atau ibumu pergi mengunjungimu, agar tidak terlalu heboh." Jelas Ervan bagaikan benar-benar mengerti dengan kekayaan istri... maaf salah calon pacarnya, yang keterlaluan.

Lebih parah dari sinetron, lebih gila daripada CEO dalam novel. Inilah seorang Bella, anak orang kaya 7 tanjakan 8 tikungan yang hidup low profile karena jatuh cinta pada Reva.

"Kamu menyelidiki tentangku ya!?" Bentak Bella memandang curiga. Bagaimana bisa Ervan benar-benar mengetahui secara detail tentang keluarganya.

"Tidak, tapi aku akan membuatkan bakpao daging untukmu. Jika kamu benar-benar menyukainya." Benar-benar senyuman manis dari sang pemuda yang menarik pipi gembul... maaf chuby calon pacarnya.

"Kamu tidak akan bisa membuat versi enaknya." Gumam Bella, yang lebih memilih untuk belajar lebih banyak tentang strategi bisnis. Melalui mall ini yang merupakan hadiah ulang tahunnya.

***

Tapi, siapa bilang Ervan tidak dapat membuatnya. Pemuda yang mengambil apronnya, terlihat begitu rupawan.

"Anda adalah tamu nona, biar saya yang memasak." Ucap sang koki profesional.

"Stt..." Ervan tersenyum diam-diam menurunkan suhu AC tempat ruangan Bella bekerja. Kemudian barulah mulai memasak.

"Kenapa menurunkan suhu AC. Nona bisa---" Kalimat sang pelayan disela.

"Ini teknik membuat bakpao cinta. Semakin dingin suhu maka akan semakin terasa nikmat. Itulah bercinta..." Gumam sang pujangga yang ingin menaklukkan pujaan hatinya."Satu lagi, selama aku memasak, singkirkan semua makanan yang dekat dengan Bella."

Pelayan dan koki saling melirik dan mengangguk.

Wajah rupawan yang diwarisi dari ibunya, dan otak cerdas serta bentuk tubuh sempurna yang diwarisi dari ayahnya. Pemuda ini terlihat begitu fokus.

Membuat bakpao dengan bahan sederhana. Benar-benar aneh, di dapur ini dilengkapi dengan bahan-bahan impor berkualitas tinggi. Kenapa malah memilih bahan-bahan murah.

Tapi gerakan tangan yang cepat, jelas pemuda ini terbiasa memasak. Ervan tersenyum masih mengingat segalanya.

Ibunya yang hanya istri simpanan, sibuk menyenangkan ayahnya. Karena itu Ervan sering tidak diberikan makanan.

Kala itulah dirinya membeli bakpao pinggir jalan yang begitu hangat. Meminta resep dan sering membuatnya jika lapar.

Hobi yang sering dilakukannya. Bahkan pernah mencoba menjualnya saat sekolah menengah pertama. Kala itu Reva membeli beberapa bakpao dengan sengaja untuk mengejek Ervan yang bahkan hanya anak dari wanita simpanan.

Kalimat hinaan penuh tawa dari sepupunya membuatnya berhenti menjual bakpao. Hanya membuat bakpao untuk dirinya sendiri.

"Dia jatuh cinta pada gumpalan daging dan tepung ini? Siapa sangka, dasar buntalan kentut." Gumam Ervan gemas, mulai mengukus.

Sedangkan chef bintang lima yang selalu membuatkan makanan untuk Bella menghela napas. Tidak mungkin nonanya akan menyukai bakpao sederhana ini.

Sedangkan bakpao yang dibuat sang chef dengan isian bahan makanan berkualitas, dimasak menggunakan teknik khusus, benar-benar dianggap tidak mirip dengan buatan sang pujaan hati majikannya.

Bakpao ini tidak mungkin memenangkan hati, badak... maaf salah maksudnya majikannya.