NovelToon NovelToon
Mencari Suami Untuk Mama

Mencari Suami Untuk Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alesha Aqira

Alia adalah gadis sederhana yang hidup bersama ibu kandungnya. Ia terjebak dalam kondisi putus asa saat ibunya jatuh koma dan membutuhkan operasi seharga 140 juta rupiah.

Di tengah keputusasaan itu, Mery, sang kakak tiri, menawarkan jalan keluar:

"Kalau kamu nggak ada uang buat operasi ibu, dia bakal mati di jalanan... Gantikan aku tidur dengan pria kaya itu. Aku kasih kamu 140 juta. Deal?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesha Aqira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 MSUM

"Kalau nggak ada di aku, pasti ada di orang lain," ucap Alia tenang.

"Apa maksudmu?" sahut Kate dengan kesal, wajahnya mulai memerah.

"Nona Kate, maksudku adalah kamu harus memeriksa semua orang yang ada di sini," jawab Alia sambil menatap seluruh tamu. "Yang bukan pencurinya, pasti tidak akan takut diperiksa, kan?"

Suasana aula pesta seketika menjadi hening. Semua tamu saling memandang satu sama lain.

"Ada apa barusan? Saat akan memeriksa tasku, kalian semua sangat antusias. Tapi kenapa sekarang kalian jadi tak nyaman saat giliran kalian?" tanya Alia sinis. "Atau... mungkin memang ada di antara kalian yang mencuri gelang itu?"

Salah satu tamu wanita angkat bicara, "Periksa saja aku! Aku nggak takut!"

"Iya, periksa saja!" sambung pria di sebelahnya.

"Walaupun keluarga kami tidak sekaya keluarga Sanjaya, kami masih punya harga diri. Kami nggak mungkin mencuri gelang itu," ujar tamu lainnya.

"Aku setuju diperiksa!"

"Iya, periksa saja!"

Pak Bram mengangguk pelan, lalu menoleh ke cucunya dan para pengawal. "Baik. Karena kejadian hari ini dan juga sikap cucuku yang kurang menyenangkan, aku pribadi meminta maaf kepada para tamu yang merasa tidak nyaman."

Ia menarik napas, lalu melanjutkan, "Namun, gelang zamrud ini sangat berharga bagi keluarga Sanjaya. Kami tetap harus menemukannya."

"Kalau begitu, cepat diperiksa!" sahut salah satu tamu dengan lantang.

Beberapa saat kemudian, pengawal kembali melapor, "Nona... gelangnya tidak ditemukan."

"Nggak ada? Kenapa bisa nggak ada?" seru Kate, nadanya mulai putus asa.

"Nona Kate, sabar dulu. Sepertinya... ada seseorang di sini yang belum diperiksa," ucap Alia dengan senyum tipis yang bahkan hampir tidak terlihat sambil menoleh ke arah Mery.

Mery membeku. Pikirannya berputar kacau.

Apa maksudnya? Gelang itu... kusimpan di dalam tasnya! Tapi kenapa tidak ada di dalam tasnya?! batin Mery panik.

Lalu, sekelebat bayangan muncul di benaknya. Ia mengingat sesuatu.

Tadi... dia sempat menyentuh tasku... pikir Mery dengan mata membelalak.

Apa mungkin...

"Nona, bisa minta tolong buka tasmu?" pinta pengawal dengan sopan.

"Tidak bisa!" jawab Mery spontan.

Semua mata kini tertuju padanya.

"Nona Kate, aku punya barang pribadi di dalam tasku. Aku... aku nggak nyaman dilihat semua orang," dalih Mery gugup, peluh membasahi pelipisnya.

Alia menyilangkan tangan di depan dada. "Nona Kate, dengarkan ucapannya. Siapa di sini yang nyaman tasnya dibuka di depan umum? Tapi waktu tasku yang diperiksa, dia sangat ingin isi tasku diacak-acak."

Tatapan Alia tajam, penuh sindiran. "Sekarang, kenapa kamu sangat takut sekali kalau tasmu yang diperiksa, Mery?"

Suasana pesta kembali tegang. Bisik-bisik mulai terdengar dari para tamu.

"Kenapa kamu berbicara seolah-olah membalikkan kata-katamu sendiri?" ucap Alia dengan tenang. "Kamu sendiri yang bilang, kan? Kalau tidak mau terjadi kesalahpahaman, seseorang harus bersedia membuka tasnya."

"Itu benar," timpal salah satu tamu undangan. "Semua orang di sini sudah diperiksa. Hanya Anda yang belum."

"Nona Mery ini nggak berani buka tasnya," kata tamu lain dengan nada mencurigakan.

"Tadi kamu sendiri yang bilang, kalau ada orang yang nggak mau diperiksa, berarti ada yang disembunyikan. Jadi kenapa malah kamu sekarang yang tidak mau membuka tasmu?"

"Oh... mungkin Anda yang mencuri gelang itu," seru suara dari kerumunan.

Kate melangkah maju, menatap Mery dengan tegas.

"Nona Mery, kalau kamu nggak nyaman diperiksa oleh pengawal, biar aku saja yang periksa tasmu. Tolong, sini... berikan tasmu."

"Nona Kate, aku nggak nyaman tas pribadiku dibuka begitu saja. Lagi pula, tadi kamu bilang orang yang mencuri itu adalah yang naik ke lantai atas. Sedangkan aku tidak." Mery mencoba membela diri.

Kate menghela napas dalam.

"Bukannya aku nggak percaya padamu, Nona Mery. Tapi semua orang di ruangan ini sudah diperiksa, dan gelangnya belum ditemukan. Hanya kamu yang belum diperiksa."

"Nona Mery, tolong kerjasamanya," ucap Bram dengan nada bijak.

"Nggak... aku nggak mencuri gelangnya!" Mery bersikeras, namun wajahnya terlihat tegang.

"Mery, kamu tampak sangat gugup," komentar Alia, menyipitkan mata.

"Nona Mery, kuulangi sekali lagi... berikan tasmu," kata Kate, kali ini lebih tegas.

"Iya, ayo! Cepat berikan!" sorak para tamu, mulai tidak sabar.

"Atau mungkin... Anda memang mencurinya? Kenapa Anda takut sekali?" sambung suara lain.

"Nona Mery," ujar Bram, lembut namun pasti. "Saya juga tahu tidak baik memeriksa tas orang sembarangan, tapi gelang ini sangat berharga untuk keluarga Sanjaya. Jadi... tolong kerjasamanya."

"Nggak! Tasku benar-benar—"

"Benar apa?" potong Alia dengan nada sinis. "Benar-benar menyimpan sesuatu yang tidak seharusnya?"

Bram menoleh ke arah pengawal dan mengangguk. "Kalau begitu, periksa tasnya."

"Kalian nggak bisa lakukan ini!" ucap Mery dengan nada panik, peluh dingin mulai membasahi dahinya.

Tiba-tiba suara berat dan berwibawa terdengar dari arah pintu.

"Mohon maaf, saya terlambat," ucap seorang pria sambil melangkah masuk dengan penuh percaya diri.

"Lepaskan," lanjutnya, menunjuk ke arah pengawal yang masih memegang tas Mery.

Tamu-tamu langsung berbisik penuh ketegangan.

"Pak Leonardo... CEO dari Dirgantara Holdings..."

"Pasti dia datang untuk membela Mery."

"Katanya mereka punya hubungan khusus, kan?"

"Kalau begitu, kita lihat... apa keluarga Sanjaya masih berani memeriksa tas Mery setelah ini."

"Keluarga Dirgantara adalah yang terkaya di negara ini. Apa mereka benar-benar berani memusuhi Leonardo?"

Leonardo melangkah ke tengah ruangan, menatap Kate dan Bram dengan tatapan tenang .

"Ada apa di sini?"

Kate angkat bicara, dengan nada sopan namun tegas.

"Pak Leonardo, keluarga Sanjaya kehilangan sebuah gelang zamrud yang sangat berharga. Kami telah memeriksa semua tamu, dan gelang nya belum ditemukan  hanya Nona mery yang belum diperiksa tasnya, jadi para pengawal ingin memeriksa tas Nona Mary ."

Mery buru-buru memotong, suaranya bergetar.

"Leonardo, kamu tahu betul aku tidak mungkin mencuri! Gelang itu pasti dijebakkan padaku!"

Leonardo mengerutkan kening.

"Kamu bilang ada orang yang menuduhmu mencuri? Siapa dia?"

Dengan cepat, Mery menunjuk ke arah Alia.

"Itu dia! Wanita itu yang menuduhku!"

Leonardo memalingkan wajah ke arah yang ditunjuk, dan matanya membelalak sesaat saat melihat Alia.

"Dia?" batin Leonardo.

Alia pun terpaku sejenak. Wajah pria itu sangat familiar. Lalu bayangan itu muncul kembali—

“Pria ini… dia pria yang aku tolong waktu itu. Saat dikejar-kejar oleh orang-orang di hotel.”

“Jadi… dia kekasih Mery? Kalau dia memang kekasih Mery, aku nggak perlu repot-repot menyelamatkannya waktu itu,” batin Alia, senyumnya perlahan memudar, tergantikan dengan ekspresi dingin.

Leonardo perlahan melangkah mendekat.

Matanya tetap menatap Alia.

"Nona, kita bertemu lagi," ucap Leonardo dengan suara lembut, namun cukup jelas untuk membuat suasana pesta kembali hening.

Alia menatap pria itu tanpa berkata apa-apa. Senyum tipis muncul di wajahnya.

"Ternyata benar, kamu masih mengingatku," lanjut Leonardo sambil sedikit tersenyum.

"Leonardo dan Alia... saling kenal? Bagaimana bisa?" batin Mery, matanya membulat penuh ketakutan. Tangannya mencengkram tasnya erat, seakan takut sesuatu akan terungkap

1
Evi Lusiana
giliran nengok muka ke duany mirip
Mericy Setyaningrum
Ya Allah ada nama aku hehe
Ermintrude
Gak bisa berhenti!
Mashiro Shiina
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
filzah
Sumpah baper! 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!