Irgi beralih menatap Humaira.
Wajah calon istrinya itu sangat polos tanpa make up sama sekali. Tubuhnya juga dibalut baju gamis panjang serta jilbab pink yang menutup bagian dadanya. Dia sungguh jauh berbeda dengan pacarnya yang bernama Aylin.
Selain memiliki wajah yang cantik, Aylin pandai berdandan serta modis dalam berpenampilan. Kepopulerannya sebagai influencer dan beauty vloger membuat Irgi sangat bangga menjadi kekasihnya.
Namun wasiat perjodohan mengacaukan semuanya. Dia malah harus menikahi gadis lain pilihan kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Pemuja
Aylin membanting ponselnya ke atas tempat tidur lalu keluar menemui asistennya yang sedang menyiapkan baju endorse untuk membuat konten video.
Gadis yang memiliki rambut hitam panjang itu menjatuhkan diri di atas sofa. Wajahnya sedikit sembab karena menangisi Irgi yang telah membohonginya. Ia masih tidak percaya laki-laki itu menikahi perempuan lain.
"Irgi OTW ke sini." ucap Dian-asistennya sambil menyetrika baju yang akan dipakai Aylin.
Aylin sontak mengubah posisi duduknya dan mendekat pada Dian. Pakaiannya yang minim mengekspos sebagian tubuh sexy gadis itu.
"Dia mau kesini?" Bola matanya menyiratkan rasa senang tapi juga acuh.
"Iya. Tadi dia nelpon nanyain posisi Kamu ada di mana," Dian tidak mengubah arah pandangnya. Tangannya masih sibuk dengan benda panas berkabel di atas meja.
"Kenapa Kamu gak bohong aja? Bilang aku lagi ketemu klien kek atau ada pemotretan di luar kota. Aku males ketemu dia!"
Aylin merasa muak dan cemburu mengingat foto pernikahan Irgi yang ditemukan oleh asistennya dari sebuah postingan akun di sosial media.
"Dia udah punya istri. Mending Kamu temui dia dan sudahi saja, Aylin."
Sang asisten menggantung baju itu lalu menyisihkannya supaya tidak kembali kusut. Gadis berhijab itu juga tak lupa menyiapkan sepatu serta aksesoris yang matching dan sesuai dengan style Aylin.
"Lihat aja, dia pasti mohon-mohon minta balikan!" Bibir gadis populer itu tiba-tiba menyeringai.
"Apa gak sebaiknya kalian putus saja? Dia udah punya istri, Aylin!"
"Gak semudah itu. Aku belum dapat apa-apa dari dia."
"Apa yang Kamu harapin dari dia? Uang Kamu jelas lebih banyak!"
"Wajahnya. Diantara semua mantan pacarku, cuma dia yang paling tampan. Sayang aja, dia belum mewarisi harta orangtuanya!"
Aylin tidak suka sesuatu yang digenggamnya direbut orang lain.
"Irgi udah di parkiran, mending Kamu cepat ganti baju." Dian baru saja membaca pesan dari Irgi.
Ia segera berdiri supaya Aylin juga bergegas masuk ke kamarnya.
"Kalo aku tidur sama Irgi, apa mungkin dia bakal ninggalin istrinya?" Aylin beranjak dari duduknya lalu menatap Dian serius.
"Apa? Jangan gila, Kamu!"
Dian menatap kembali mata Aylin. Dia tidak takut melarang atau menasehati gadis itu karena dia bukan hanya seorang asisten namun mereka sebenarnya merupakan saudara sepupu. Dian tidak hanya bekerja untuk sepupunya tetapi dia juga bertindak sebagai pengawas. Orang tua Aylin yang mempercayakannya.
"Aku serius. Aku harus dapat apa yang aku mau!"
"Aku gak akan pernah dukung Kamu jadi Pelakor ya!" ucap Dian tegas.
Tiba-tiba bel berbunyi. Rupanya Irgi sudah berada di depan pintu apartemen.
Sang asisten segera berjalan ke arah pintu namun ia kembali menatap Aylin yang belum juga masuk ke kamar untuk mengganti baju.
"Aylin, masuk kamar!" serunya
Aylin tidak menggubris ucapan Dian. Dia malah sengaja merebahkan tubuhnya yang sexy di atas sofa.
Bel berbunyi lagi.
Dian berlari mengambil selimut yang ada di sudut ruangan lalu melemparnya pelan ke tubuh Aylin.
"Aylin mana?" tanya Irgi begitu pintu terbuka.
Waktu itu wajahnya begitu pucat dan kacau. Ia berjalan cepat masuk ke dalam untuk menemukan Aylin.
Kakinya terhenti saat melihat gadis yang dicintainya dibalut selimut dan hanya menyisakan rambut panjangnya. Wajahnya sengaja ia sembunyikan.
"Sayang, maafin aku! Aku mau jelasin semuanya." Irgi mendekat dan mencari posisi yang paling nyaman.
Irgi duduk di atas sofa, tepat di depan tubuh Aylin.
"Mau apa, Kamu? Pergi!" Aylin membuka sedikit selimutnya dan menunjukkan wajahnya pada Irgi.
"Irgi, setengah jam lagi Aylin harus siap-siap untuk membuat konten endorse di Studio Om Vincent." Dian yang masih berada di ruangan itu mencoba mengingatkan.
"Oke. Bisa tolong tinggalin kita berdua dulu?" Irgi sekilas menoleh pada Dian.
"Baiklah."
Dian memutuskan untuk keluar dan membiarkan kedua orang itu menyelesaikan masalah mereka.
"Foto itu memang benar, tapi aku dijodohin tiba-tiba aja, sayang. Tapi aku gak tertarik sama dia. Aku cuma cintanya sama Kamu,
Sayang." Ujar Irgi dengan tatapan penuh sesal.
"Kamu jahat, udah bohongin aku!" Aylin kini duduk dan menatap Irgi tajam.
Ada sisa air mata di pipinya.
"Maafin aku, aku gak bermaksud bohong sama Kamu. Karena semua serba tiba-tiba aku bingung harus berbuat apa. Itu wasiat kakekku. Aku cuma niat menghormatinya aja." Irgi memegang kedua tangan Aylin lembut.
"Apa gak bisa Kamu tolak aja?" Gadis itu merajuk.
Biasanya Irgi tidak akan tega, memohon lalu memeluk gadis itu.
"Semua udah terjadi, Sayang. Tapi Kamu gak perlu khawatir, setelah enam bulan, aku akan menceraikan dia. Aku janji." Irgi semakin mengeratkan genggaman tangannya.
"Aku gak percaya sama Kamu! Apa buktinya?" Aylin terus menguji laki-laki di hadapannya.
Gadis itu bangga bila merasa terus diperjuangkan oleh orang yang mencintainya. Ia bahkan sangat antusias ketika Bertrand masih mengejarnya meski mereka telah berpisah.
"Aku gak pernah nyentuh dia. Aku gak pernah tidur sama dia. Itu buktinya."
Aylin tidak merespon ucapan Irgi tetapi ia sangat puas dan senang mendengar pengakuan itu. Irgi masih memujanya.
"Mau kan, kasih aku kesempatan lagi?" Irgi membelai pipi Aylin dengan lembut.
"Tapi Kamu harus janji gak bakal tidur sama cewek itu!"
"Iya, aku janji Sayang. Aku cuma posesifnya sama Aylin seorang." Irgi tersenyum mesra.
"Kamu juga harus janji ceraikan dia!"
"Akan kulakukan apa pun buat dapetin hati Kamu lagi."
Dengan sekali gerakan, Irgi menarik tubuh Aylin ke dalam pelukannya. Ia mendekap tubuh gadis itu erat lalu mencium keningnya pelan.
Saat Aylin hendak mengecup bibir Irgi, Dian tiba-tiba kembali masuk ke dalam.
"Ehhemm! Maaf mengganggu, tapi kita harus siap-siap sekarang." serunya pada Aylin yang masih menyesalkan kedatangan sang asisten.
...****************...
hmm covernya bagus kak