NovelToon NovelToon
MANTU RAHASIA

MANTU RAHASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Nikah Kontrak / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"HABIS MANIS SEPAH DI BUANG" itu lah kata yang cocok untuk Rama yang kini menjadi menantu di pandang sebelah mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Mantu Rahasia

Pada saat itu, bukan hanya Pak Sidik yang terkejut, tetapi juga Bu Heni dan Ayu yang mendengar percakapan di telepon ikut membelalakkan mata karena tidak percaya.

Karena semua ini sepenuhnya cocok dengan apa yang sebelumnya dikatakan oleh Rama.

Mungkinkah Rama benar-benar sudah menegosiasikan kontrak tersebut?

“Ayah, aku harus bagaimana sekarang? Katakan sesuatu, aku benar-benar sedih. Aku yang bicara dengannya lewat telepon, tapi sekarang Pak Agus bersikeras agar Kakak yang menandatangani kontraknya. Aku jadi kesal sekali,” ujar Yuni dengan terisak.

“Cukup, cukup. Pulang saja ke rumah. Kamu tak perlu ikut campur lagi soal ini.”

Pak Sidik dengan kesal menutup telepon. Sikapnya terhadap Yuni berubah secepat membalikkan telapak tangan.

Kemudian, Pak Sidik menatap Rama dan memaksakan senyum, “Sekarang aku mulai percaya kalau memang kamu yang bicara dengan pihak Keluarga Hartono. Tapi aku masih bingung, kenapa pemilik HAR Group, yang sudah kamu pukuli, malah setuju memberikan kontrak ke keluarga kita?”

“Sederhana saja, kebetulan aku pernah menyelamatkan nyawa Pak Agus, jadi dia ingin membalas budi dengan memberikan proyek mall pada Keluarga Ningrum.” jawab Rama santai.

Pak Sidik melongo, “Kapan kamu menyelamatkannya?”

“Sudahlah, yang terpenting sekarang adalah membiarkan Ayu segera menandatangani kontraknya,” ujar Rama tenang.

“Ya, ya, benar juga. Ayu, kamu harus cepat-cepat menandatanganinya,” sahut Pak Sidik tergesa.

"Oke."

Ayu menarik napas dalam-dalam, menatap Rama dengan penuh arti. Setelah ragu sejenak, ia berkata lembut, “Maukah kamu mengantarku ke sana?”

“Aku tidak punya mobil,” jawab Rama sambil tersenyum kecut.

“Maksudku kita naik taksi bareng aja? Tapi kalau kamu keberatan, ya sudah enggak apa-apa.”

Ayu berjalan menuju pintu.

“Tentu, ayo,” jawab Rama cepat sambil mengikuti langkah Ayu.

Begitu mereka keluar dari vila keluarga Ningrum, Ayu menoleh dan berkata, “Aku enggak nyangka kamu bisa benar-benar menghadapi keluarga Hartono. Sepertinya selama ini aku meremehkan kamu.”

“Sayang, aku masih punya banyak sisi yang belum kamu tahu. Pelan-pelan nanti juga kamu akan tahu semuanya,” jawab Rama sambil tersenyum.

Dia belum berani buka semua rahasia ke Ayu. Kalau sampai ketahuan, bisa-bisa malah jadi bumerang.

Beberapa hal, seperti prasangka keluarga Ningrum terhadap dirinya dan pandangan Ayu tentangnya, sebaiknya dibiarkan mengalir alami. Tidak perlu dipaksakan berubah.

Makanya, Rama memilih untuk menjalani semuanya satu langkah demi satu langkah.

Tak lama kemudian, mereka berdua sudah duduk di dalam taksi menuju Gedung HAR.

“Kontrak ini kamu yang bantu negosiasikan, jadi ikutlah ke dalam, jadi saksi juga,” kata Ayu dengan nada lembut.

“Aku…”

Kring! Kring!

Baru saja Rama hendak mengiyakan, tiba-tiba ponselnya berdering.

“Angkat dulu aja,” kata Ayu.

“Oke.”

Rama pun menjawab panggilan itu.

Dari seberang, terdengar suara perempuan yang renyah dan menyenangkan, “Masih ingat aku, Kak?”

“Eh, tentu aja ingat.”

Rama langsung mengenali suara gadis cantik bak dewi yang kemarin ditemuinya di jalan, yang sempat punya masalah di bagian leher.

“Kemarin kamu bilang mau sembuhin, kan? Kebetulan hari ini aku lagi luang. Nanti aku kirim lokasinya ya, kamu bisa datang nggak? Tenang aja, bukan gratis kok. Kalau ada biaya konsultasi, tinggal bilang aja.”

“Siap, kirim aja lokasinya.”

Setelah itu, Rama menutup telepon.

“Kenapa? Ada urusan?” tanya Ayu.

“Iya, ada teman yang lagi butuh bantuan. Aku udah janji buat bantu. Sayang, ini cuma urusan tanda tangan kontrak, jadi aku nggak ikut masuk ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabari aku,” ucap Rama.

“Baik, nanti aku telepon kamu setelah selesai tanda tangan,” Ayu mengangguk.

“Kalau gitu, aku jalan dulu ya.”

Rama tersenyum dan melambaikan tangan.

“Tunggu sebentar.” Ayu tiba-tiba mengerutkan kening, “Teman kamu itu... cowok atau cewek?”

Rama sempat terdiam, “Hah?”

“Enggak apa-apa, kamu pergi aja.”

Ayu pun berbalik dan melangkah masuk ke gedung.

Sambil menepuk dahinya, Rama tiba-tiba menyadari maksudnya dan berseru dengan keras, “Sayangku, entah itu laki-laki atau perempuan, aku cuma mencintaimu!”

“Brisik! Cepat selesaikan urusanmu,” Ayu melambaikan tangan tanpa menoleh ke belakang, namun senyuman di wajahnya sulit disembunyikan.

Saat itu juga, Rama menerima lokasi yang dikirim oleh gadis yang disebut "Dewi Cantik” itu. Ia melihatnya baik-baik, lalu sedikit terkejut.

Soalnya, tempat tinggal gadis itu ternyata tak jauh dari rumah keluarga Ningrum.

Tanpa membuang waktu, Rama langsung naik taksi kembali ke arah yang sama, dan dengan mudah sampai di depan vila si gadis “Dewi Cantik”.

Vila gadis itu cuma berjarak beberapa ratus meter dari vila keluarga Ningrum.

Rama menarik napas dalam-dalam dan hendak mengetuk pintu, tapi tiba-tiba pintunya sudah terbuka lebih dulu. Sebuah wajah yang sempurna muncul di hadapannya.

Dia mengenakan baju tidur hitam yang cukup menggoda. Matanya yang indah berkilau dengan tatapan jahil. “Silakan masuk. Kamu cepat juga, ya. Oh iya, namaku Sandra. Nama kamu siapa?”

“Anu... Rama.”

Sambil menjawab, Rama melangkah masuk ke rumah Sandra.

Vila itu tampak luas dan sunyi tidak ada siapa-siapa selain Sandra.

“Aku punya kopi, jus, susu... Mau minum apa?” tanya Sandra.

“Aku nggak haus. Ayo langsung mulai pengobatannya saja,” kata Rama santai.

“Wah, kamu tipe yang langsung to the point, ya?” Sandra berkedip manja.

“Eh... Emangnya langsung itu salah?”

“Beberapa hal sih memang lebih baik cepat-cepat, tapi kalau kamu cowok dan semuanya serba buru-buru, ya... bisa gawat juga,” ucap Sandra menggoda, nada suaranya setengah bercanda.

Uhuk!

Rama terbatuk pelan, agak canggung dan malu.

Sudah lama rasanya sejak terakhir kali ada yang sempat ‘mengecek’ apakah dia tergolong cepat atau tidak.

Tapi kalau diingat-ingat, waktu bersama pacar pertamanya dulu, performanya sih... lumayan gacor juga.

“Kamu nggak perlu nyiapin alat atau apa gitu buat pengobatannya? Kayak suntikan atau alat-alat akupuntur? Ramuan herbal? Atau semacamnya?” Sandra menatapnya penuh rasa penasaran.

Melihat Rama datang dengan tangan kosong tentu saja membuat Sandra sedikit curiga tentang niatnya.

“Dengan tanganku sendiri, sedikit tekanan saja, kondisimu pasti akan membaik,” kata Rama sambil tersenyum santai.

“Kenapa aku merasa ini agak meragukan ya? Kamu benar-benar bisa menyembuhkan penyakit?”

Tidak mengherankan kalau Sandra bersikap skeptis. Siapa pun juga pasti akan begitu dalam situasi seperti ini.

Kalau saja Rama tadi tidak terlihat begitu peduli di jalan dan tidak menunjukkan ketulusan untuk datang, mungkin Sandra tidak akan membiarkannya masuk ke rumah.

“Gini aja, kalau aku berhasil menyembuhkanmu, kamu kasih aku sepuluh juta sebagai biaya konsultasi. Tapi kalau aku gagal, anggap saja aku dukun cabul si penipu, dan aku yang akan ganti rugi sepuluh juta untukmu. Gimana?”

Rama menatap Sandra dengan tenang, masih tersenyum.

“Oke Deal,” jawab Sandra tanpa ragu. “Jadi, aku harus ngapain nih?”

“Cari tempat yang nyaman buat berbaring,” jawab Rama singkat.

“Baiklah, aku rebahan di sofa aja ya.”

Sandra lalu bersandar santai di sofa. Lekuk tubuhnya begitu jelas terlihat, membuat suasana sedikit memanas.

Bahkan Rama pun harus menarik napas dalam-dalam untuk menjaga pikirannya tetap jernih sebelum duduk di sampingnya.

“Perawatan ini butuh kontak langsung dengan seluruh area punggungmu,” ucap Rama sambil menjaga nada suaranya tetap tenang. “Tapi tenang saja, tidak akan sampai ke bagian b*kong. Kamu nyaman dengan itu?”

Sandra tersenyum malu-malu, “Kalau kamu mau sentuh bagian lain juga, aku sih nggak keberatan. Kamu ganteng, jadi aku anggap bonus.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!