Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Kecemburuan Keenandra
Jasmine sampai bertasbih dan beristighfar saat mendapat perlakuan yang tidak baik dari sang suami. Dia tidak menyangka jika Keenandra semakin bersikap semena-mena.
"Jika kamu ingin dihargai mestinya kamu bisa menghargai orang lain!" tekan Jasmine sembari memungut pakaian Keenandra yang berserakan di lantai.
"Kau selalu bisa menyela setiap ucapanku! Benar-benar istri yang tidak bisa menjaga adab terhadap suami!" kecam Keenandra sembari menarik paksa dagu Jasmine.
"Kamu sendiri yang membuatku bersikap seperti ini. Bagaimana bisa aku bersikap lembut padamu, sedangkan kau sendiri tidak bisa bersikap lembut pada istrimu!" tandas Jasmine yang sama sekali yang tidak takut dengan gertakan sang suami.
Keenandra semakin mencengkram erat dagu Jasmine. Berulang kali ia menatap manik mata indah di balik cadar itu membuat jantungnya merasa tak aman.
"Celak4lah aku! Apa ini hanya halusinasiku saja. Tidak mungkin wajah di balik cadar ini cantik jelita," gumam Keenandra sembari mendorong tubuh Jasmine menjauh darinya.
"Ya Allah ...."
Jasmine sampai meringis saat tubuh mungilnya sampai terduduk di lantai oleh dorongan sang suami. Dia pun berusaha untuk bangkit walaupun merasakan kesakitan oleh sikap arogan Keenandra.
"Katakan jika kau ingin meminta perhatianku!" tekan Keenandra yang kini reflek membantu Jasmine berdiri. Dia yang mendorong sang istri, ia pula yang bersimpati.
"Aku tidak butuh pertolongan laki-laki tak berperasaan sepertimu!" Jasmine mendorong tubuh kekar Keenandra agar menjauh darinya.
Prok ... prok ... prok.
"Kau hebat sekali menjaga image-mu! Sayang, aku sama sekali tidak tertarik padamu. Kau jangan besar kepala ketika aku reflek membantumu," sombong Keenandra dengan segala keangkuhannya.
"Aku bukanlah wanita lemah yang seenaknya kau memperlakukan sesuka hatimu! Jika kamu memang tidak menyukaiku, kau boleh meninggalkan aku saat ini juga," cetus Jasmine dengan menatap lekat wajah sang suami yang selalu mengaduk-aduk perasaannya.
"Jangan bermimpi kau bisa lepas dariku! Kau harus menjadi pelayanku dalam artian memenuhi seluruh kebutuhanku, kecuali nafkah batin tak akan pernah kamu dapatkan! Artinya apa kamu bagiku tidak bermakna sama sekali!"
Keenandra mencerca sang istri sesuka hati. Sudah kesekian kali dia mengatakan jika Jasmine istri yang tak tersentuh. Hal tersebut semakin membuat hati Jasmine begitu perih.
"Aku akan melayanimu layaknya seorang suami yang ingin dilayani. Tetapi, jika kau sama sekali tidak bisa menghargaiku, maka nikmatilah hidupmu sendiri!" sahut Jasmine dengan menghempaskan pakaian milik Keenandra di hadapan pemiliknya.
Menariknya lagi Jasmine lebih memilih berdiam diri dan duduk di sofa sembari mengelus benda pipihnya. Dia sama sekali tidak berniat untuk melawan Keenandra. Hanya saja Jasmine tidak ingin dijadikan abu gosok atau Upik abu oleh suaminya sendiri.
"Kau berani menentang keputusanku, hah! Sebenarnya kau mau apa?" sentak Keenandra yang selalu reflek mendorong tubuh Jasmine hingga terbentur di sofa.
"Aku tidak ingin menjadi budakmu!" ungkap Jasmine dengan berusaha mendorong tubuh kekar Keenandra agar menjauh darinya.
"Hahaha, kau memang pantas menjadi budak!"
Keenandra bersikap seperti orang yang kehilangan akal sehat. Bersama Jasmine membuatnya merasa tertantang karena ada seorang wanita yang berani melawannya tanpa ampun.
"Jangan bermimpi! Kau tidak akan semudah itu memperdayaiku!" Jasmine mendorong tubuh Keenandra saat sang suami sedang lengah.
"Kau!"
Keenandra mengepalkan tangannya saat Jasmine begitu berani untuk menentangnya. Dia merasa geram dengan wanita yang ia anggap remeh ternyata bukan kaleng-kalengan.
Jasmine duduk bersila di sofa sembari menggulir benda pipih yang kerapkali digunakan oleh sejuta umat di seantero jagat raya. Entah apa yang ia lihat. Tetapi, kefokusannya tertuju pada isi pesan seorang pemuda yang sudah lama ia nantikan kehadirannya.
Assalamu'alaykum, Ukhti. Insya Allah, enam bulan lagi aku akan kembali setelah menyelesaikan wisudaku. Semoga kamu di sana baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah Subhana wata'ala. Aamiin ya Rabbal 'alaamiin ~ Cairo Naufal Khoir
"Mas Cairo!"
Jasmine tersentak saat mendapati isi pesan dari Cairo yang masih menempuh jenjang pendidikan S2-nya di Universitas Al Azhar Mesir. Hati wanita bercadar hitam itu merasa sangat bersalah karena menikah tanpa memberitahukan pria yang sudah bertahun ini ia nantikan kehadirannya.
Keenandra seketika menoleh ke arah sang istri. Hatinya mendadak panas saat mendengar Jasmine nyebut nama pria lain.
"Kau masih berstatus sebagai istriku! Kau tak layak bertukar pesan dengan pria lain," sangkal Keenandra sembari merebut ponsel Jasmine.
"Kembalikan ponselku! Kau tak punya hak mengatur hidupku. Bukankah kamu sendiri asyik bertukar pesan dan bertelfonan dengan wanita lain!" kecam Jasmine tak mau kalah dengan sang suami.
"Wanita itu adalah kekasihku! Jadi wajar jika aku berhubungan dengannya. Aku rasa kau masih mengingat poin-poin perjanjian kontrak pernikahan yang aku tuliskan. Aku berhak untuk mencampuri semua urusan pribadimu karena kamu masih berstatus istriku. Tetapi, sebaliknya kamu tidak boleh mencampuri urusanku. Itu tertera pada poin kedua!" ancam Keenandra yang ingin menang sendiri.
"Aku tidak pernah menginginkan perjanjian di atas kertas tersebut. Tapi, kamulah yang memaksa kehendakmu untuk aku menurutinya," protes Jasmine dengan perasaan kesal memenuhi rongga dadanya.
"Aku tidak peduli dengan pembelaanmu dalam bentuk apapun. Di surat perjanjian kamu tidak boleh berhubungan dengan pria manapun selama masih menjadi istriku. Sebaliknya aku boleh melakukan apapun sesuka hati termasuk memiliki wanita idaman lain. Jadi, tak ada alasan untukmu berhubungan dengan pria lain!" tekan Keenandra sembari memblokir nomor WhatsApp Cairo nun jauh di sana.
"Kau menghapus nomor mas Cairo!" amuk Jasmine dengan perasaan kesal, karena sang suami begitu sangat egois dan keras kepala.
"Apa kamu bilang, Mas? Jelas-jelas aku yang berstatus sebagai suamimu, tetapi kamu memanggil pria lain dengan sebutan 'Mas'. Inikah kelakuan seorang wanita muslimah berniqab. Kamu sama saja seperti wanita di luar sana yang masih melirik pria lain meskipun sudah bersuami!" tuding Keenandra dengan emosi yang meluap-luap.
Kecemburuan Keenandra semakin terlihat jelas. Bagaimana pun dia mencerca lahir dan batin sang istri, tetap saja ia tidak menyukai jika Jasmine berhubungan dengan pria mana pun selama mereka masih berstatus suami-istri.
"Kamu terlalu egois tuan Keenandra Nareswara Kalandra! Kau hanya mementingkan dirimu sendiri tanpa menjaga perasaan orang lain."
Bulir bening hampir saja tumpah dari kedua pelupuk mata Jasmine saat mendengar ucapan Keenandra yang terlalu menyudutkannya.
"Inilah yang ingin ku lihat darimu! Ayo keluarkan derai airmatamu! Aku ingin melihatmu memohon padaku," ucap Keenandra dengan senyuman yang mengerikan.
"Aku tidak akan pernah memohon kepada makhluk yang sama-sama lemah sepertiku!" sangkal Jasmine sambil merebut ponselnya yang ada dalam genggaman Keenandra.
"Terserah kau ingin berkata apa! Tetapi, jangan coba-coba bermain dengan laki-laki lain di belakangku!" ancam Keenandra penuh penekanan.
"Dasar pria egois!" ucap Jasmine dengan perasaan tertekan oleh sikap Keenandra yang semuanya.
"Aku akan lebih kejam dari ini jika kamu tidak menuruti perintahku!" kecam Keenandra dengan menatap tajam ke arah Jasmine.
"Aku tidak takut dengan ancaman anda, Tuan!" sahut Jasmine dengan begitu elegan.
"Kau!"