"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Meminta izin
Sudah pasti Purnama nyut nyutan karena menumbalkan suami nya pula untuk di cium oleh parakang, apa bila dia tidak setuju maka yang lain juga tidak akan setuju dan batal lah semua rencana. sedangkan para parakang memang begitu gila pada yang bernama laki laki, terutama para pria tampan yang ada di hadapan Purnama.
"Hayo bagai mana, kau mau apa tidak? segera putuskan sekarang karena hari juga akan gelap sebentar lagi." desak Sukma.
Zidan sudah kalang kabut tidak karuan untuk menolak permintaan istri nya, dia tau bagai mana bentuk nya palasik yang akan di hadapi nya nanti. mungkin masih ada nyali Zidan apa bila untuk bertempur dengan iblis itu, lah sekarang dia malah mau di cium sama iblis yang bernama palasik atau parakang, atau biasa juga di sebut kuyang.
"Malam ini kita bergerak, para laki laki akan menjadi bagian untuk hadiah!" putus Purnama akhir nya.
"Gila kau, Kak!" Arya membuka suara setelah lama diam sejak tadi.
"Sayang, ayo lah pikirkan ulang keputusan mu." bujuk Zidan.
"Aku dari tadi diam ini karena yakin kau akan menolak, tapi ternyata kau malah menerima nya. aku tidak mau, Kak!" Arya langsung mencak mencak.
"Ayo lah terus bantah Kakak mu!" batin Jeno dan Aksara dalam hati nya karena dia sungguh tidak ingin di cium parakang lagi.
"Kalian tidak iba pada wanita hamil yang terus terusan akan mati?" Purnama menatap satu persatu wajah mereka.
Kalau sudah di tanya begini maka pasti akan diam saja, sebab hati mereka juga resah untuk mengambil keputusan. kasihan sudah pasti jelas karena yang meninggal adalah manusia tidak tau apa apa, mana mereka juga sedang berjuang untuk mengeluarkan putra atau putri mereka.
"Tolong lah Kakak mu, suami ku." bisik Fatma pada suami nya walau tanpa wujud.
"Gila, aku bisa gila lama lama begini!" Arya mengguyar kepala nya kesal.
"Hanya ciuman sedikit saja dan nanti kalian bisa mendapatkan hadiah ya." bujuk Purnama lagi.
"Hadiah apa yang kau janjikan?" tanya member serentak.
"Aku akan memberikan satu kekuatan pada kalian semua, jadi malam ini tolong lah ya." bujuk Purnama lagi.
Di antara semua member yang sedang berisik karena menolak, hanya satu yang diam saja. dia adalah Bagas sang Panglima nya Purnama, dia sejak tadi diam karena pembawaan nya selama ini memang cool dan sekarang malah membayangkan akan di sosor oleh kuyang pula.
"Tidak kah kau pertimbangkan aku juga, Pur?" Bagas menatap Ratu nya.
"Buahahaaaaaa!"
Serentak mereka semua langsung tertawa dengan gaya bicara nya yang cool namun bergetar karena takut mau menghadapi para palasik, Xiela saja yang sebagai kekasih nya ikut tertawa karena tidak kuat melihat bagai ekspresi nya Bagas.
"Tidak apa apa." Purnama mengangguk sambil menepuk pundak Bagas.
Bruuuk.
"Tolong lah jangan begini, Pur! aku mohon padamu, aku tidak mau di cium iblis sialan itu." Bagas memohon memegang kaki Purnama.
"Apa apaan sih kau ini? malam ini juga kita bergerak dan Gun sudah mengirimkan undangan!" tegas Purnama berusaha menarik kaki nya.
"TIDAK MAUUUUU! AKU TIDAK MAU, DI MANA HARGA DIRIKU SEBAGAI PANGLIMA ULAR." jerit Bagas.
"La! bujuk kekasih mu ini, kaki ku bisa lepas satu kalau di tarik terus begini." Purnama menatap Xiela.
"Eh iya, Sayang udah dong jangan begitu! kan kamu Panglima, jadi ya harus siap melakukan apa saja." bujuk Xiela.
"Kau sudah tidak mencintai aku lagi, kalian semua sudah tidak mencintai pasangan kalian sehingga rela saja untuk di cium parakang!" teriak Bagas menunjuk para wanita.
"Dia benar, kau sudah tidak mencintai ku." Zidan menatap istri nya sedih.
"Cinta kok cinta, kalau sudah habis kerja nanti akan ku beri jatah yang hot ya." Purnama menggunakan ajian pamungkas.
"Dasar ular edan, itu suami nya juga pasti langsung mau mendengar mau di beri yang hot!" rutuk semua member laki laki.
Agensi milik Purnama jadi begitu heboh karena mereka sangat keberatan apa bila sampai di cium oleh parakang segala, yang mencium itu cuma kepala saja lengkap dengan usus nya menjuntai. yang di khawatirkan itu adalah Nana, sebab dia kucing dan kucing suka amis sehingga bisa saja dia mengambil jeroan nya parakang.
"Tidak, buang pikiran buruk kalian!" sentak Nana tak terima.
"Awas ya kalau sampai kau merusak rencana dengan mencolong jeroan mereka!" ancam Andini.
"Eh sialan! aku kucing juga punya harga diri, enggak level makan jeroan begitu. rokok ku saja jembut Sam, masa mau makan jeroan parakang." kesal Nana pada Andini.
"EH PERMISI, MOHON MAAF MENGGANGGU KALIAN!"
Sedang debat malah datang pula ketua kuntilanak bersama dengan Micel juga, mereka berdua tampak ingin bicara dengan Purnama. entah apa yang mau di bicarakan, Purnama juga tidak masalah kalau mereka datang membawa kabar atau informasi lain.
"Maaf ya mengganggu, tapi aku mau minta izin sama mu." Wati yang bicara.
"Izin apa?" Purnama menatap Wati yang masih sibuk memegangi kepala nya.
"Itu loh soal kematian para wanita hamil, kan Micel kena tuduh tapi terbukti tidak salah! nah di sana ada seorang wanita nama nya Kokop, dia terus terusan saja memfitnah kami." jelas Wati.
"Nama pun Kokop!" heran Maharani geli sendiri.
"Lalu kau mau apa dengan si Kokop?" tanya Purnama.
"Beri kan lah kami izin satu malam saja untuk memberi dia pelajaran karena sudah terus membuat fitnah untuk kami, kami tidak akan membunuh nya kok!" pinta Wati.
"Tolong ya, Ratu! anggap saja itu untuk menenangkan hati kami karena sudah terus terusan kena fitnah, ini sampai sekarang mereka masih yakin kalau kami yang memakan janin." Micel juga buka suara.
Purnama menimbang perasaan nya antara mau setuju atau tidak, kalau tidak maka kasihan juga pada mereka yang terus terusan kena fitnah olh si Kokop. dasar mulut nya Kopsah saja yang ingin mengatakan terus bahwa ini ulah kuntilanak, akibat Micel yang tertawa karena mencium bau darah.
"Lain kali aku tidak akan tertawa sembarangan lagi." janji Micel.
"Dia begitu kan karena kau tertawa memang." ucap Purnama.
"Tolong lah beri kami izin." Wati memelas pada Purnama.
"Baik lah, kalian boleh menakuti nya! tapi jangan sampai celaka, bila itu sampai terjadi maka akan ku buru kalian." ancam Purnama.
Wati dan Micel bersorak senang karena bisa mengerjai Kokop yang terus terusan membuat fitnah, tepat malam ini mereka akan datang kerumah dia untuk membuat Kokop jera atas apa yang sudah di katakan pada orang orang.
Hallo guys selamat pagi, jangan lupa like dan comen nya ya, othor mau melayat dulu pagi ini karena tetangga ada yang meninggal tadi malam.
kopi meluncur thor🤭🤭🤭poin'y kismin kudu ngumpulin dulu