Nurul Aulia seorang gadis dengan tekad kuat kabur dari desa demi menghindari perjodohan dengan juragan tanah di desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms arka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Langit masih sangat gelap pertanda waktu masih pagi, mentari seakan enggan untuk menampakan sinarnya, embun menggenang di dedaunan, burung pun belum ada yang berkicau meramaikan suasana pagi, begitu pun di sebuah kos kosan putri yang ada di belakang pasar kota, disana masih tampak sepi, tak seperti hari hari biasanya, mungkin karena ini hari libur jadi mereka malas malasan untuk bangun, tak terkecuali juga dengan aku, selimut masih setia menemaniku, ku lirik jam weker di sampingku, ternyata masih jam 5 pagi,
"masih jam 5 ternyata, tar ah 15 menit lagi" ujarku sambil menarik selimut yang agak melorot.
hari libur merupakan hari terindah bagiku, dimana aku bisa bermalas malasan, setelah shalat subuh aku biasanya tidur lagi sampai siang, tapi hari ini aku kayaknya ga akan merasakan nikmatnya tidur sepuasnya sampe siang, karena aku mempunyai janji dengan anak bosku Shaka.
setelah 15 menit ku paksakan bangun karena aku belum menunaikan kewajiban ku kepada Allah untuk shalat subuh, ku gegas ambil air wudhu dan melaksanakan shalat.
setelah shalat ku baringkan kembali tubuh ini, mungkin tar siangan saja aku akan menemui Shaka, pikirku.
tapi baru beberapa menit, hp ku berbunyi ada yang menelfon "dreeettt.... dreeettt...... dreeettt...." ku hanya melirik saja tanpa mau mengangkat nya karena nomornya tak ku kenal, tapi bukannya berhenti hp itu terus saja berbunyi, sampai pusing aku mendengarnya.
akhirnya ku putuskan mengangkat telfon tersebut,
"halo assalamualaikum" kataku sambil mengucapkan salam
"kamu tuh dari tadi di telfon kemana aja sih? Kaya orang sibuk aja"
ku jauhkan hp dari telingaku saking kagetnya aku mendengar orang marah marah di telfon.
"siapa sih nih orang bukannya jawab salam malah ngoceh ga jelas" dalam hatiku.
"halo...maaf nih dengan siapa ya?" tanyaku sesabar mungkin
"aku Arjun, masa kamu ga tahu" jawabnya masih dengan nada tinggi.
"ya mana aku tahu dia tuan Arjun, aku kan ga tahu no hp nya" tapi itu hanya dalam hatiku saja ku ucapkan.
"maaf tuan ada perlu apa yah, pagi pagi begini?" tanyaku lagi
"apa kamu lupa punya janji dengan anak saya?" tanyanya
"saya ingat tuan, tapi kan ga sepagi ini juga tuan,?" jawabku agak sedikit kesal
"iya sih, tapi kan Shaka dari tadi nanyain kamu terus" jawabnya agak gelagapan
"yaudah sekarang cepet kamu kemari, saya akan kirimkan alamatnya" jawabnya lagi sambil mematikan telfonnya.
"sekarang???" pikirku
"ini kan Masih setengah tujuh, masa aku harus bertamu ke rumah orang pagi pagi begini, dasar orang aneh," lanjut ku sambil menatap handphone.
kemudian aku beranjak dari tempat tidur ku, lalu ku bereskan bekas tidur ku, dan membawa pakaian kotor ke kamar mandi untuk mencucinya, setelah mencuci aku mandi dan membuat sarapan untukku.
tapi sebelum aku menghabis kan sarapanku, lagi lagi hp ku berbunyi, ku lihat ternyata nomor yang tadi menelfon "ya ampun ga sabaran amat nih orang" dalam benakku, baru saja aku mengangkat telfonnya sudah ada suara yang berteriak "kamu dimana?"
"aku masih di kosan tuan" jawabku
"ya ampun dari tadi kamu masih saja belum berangkat? Ngapain aja sih?" tanyanya
"ya tuan saya kan harus mandi dulu, masa pergi ke rumah orang ga mandi" jawabku agak kesal.
"ya udah sekarang kamu cepat berangkat" Shaka dah nungguin kamu dari tadi.
"baik tuan" jawabku.
kemudian aku cepat berangkat menggunakan motorku menuju alamat yang sudah di kirimkan oleh tuan Arjun,
Aku mulai memasuki jalanan perumahan mewah tuan Arjun, rumah rumah mewah berjejer kanan kiri, ku mulai melihat nomor rumah yang dikirimkan tuan Arjun, ku telusuri untuk mencocokan nomornya, ternyata rumahnya ada paling ujung dan paling besar.
kemudian ku hentikan motorku di depan rumah tersebut, langsung ku tekan bel yang menempel di dinding.
"tingtong.....tingtong......!" suara bel berbunyi,
tak lama kemudian keluar seorang satpam dari pintu gerbang dan bertanya, "mau cari sapa mba?"
"maaf pak saya mau bertanya, apa benar ini rumah tuan Arjun?" tanyaku
"benar mba, maaf mba siapa yah?" tanya pak satpam lagi,
"saya Nurul pak, saya pegawainya tuan Arjun di kantor" jawabku lagi.
"oh mba Nurul yah, ayo silahkan masuk, mba dah dari tadi lho di tungguin bapa." katanya lagi.
lalu pak satpam tersebut mempersilahkan aku masuk dan mengantarkannya ke dalam.
"pak ini tamunya sudah datang" kata satpam tersebut kepada tuan Arjun yang sedang duduk di depan tv.
"oh iya, terima kasih pak kusno," jawab tuan Arjun sambil melirikku.
sementara pak satpam undur diri untuk kembali berjaga di depan.
tuan Arjun mempersilahkan aku duduk dan memanggil Shaka ke dalam.
"kak nurul" sambil berlari Shaka menghampiriku di ikuti papinya di belakang.
"hai Shaka, udah wangi aja nih, dah mandi yah?" tanyaku pada shaka
"udah dong, kan mau main sepuasnya sama kak Nurul." katanya lagi.
"emangnya mau main apa?" tanyaku
"aku mau Main ke Playground yang ada di mall ka" jawabnya.
"hah, ke Playground, tar papi marah ga?" tanyaku
"ga ya pi ya" jawan Shaka sambil menatap papinya.
tuan Arjun hanya menganggukkan kepalanya saja tanda menyetujuinya.
"papi ayo kita berangkat" ajak Shaka pada papinya.
"sama papih Shaka? Apa kita ga pergi berdua aja? Papinya Shaka kan sibuk, tar ganggu lagi," jawabku agak ga rela kalau tuan Arjun ikut.
"ga kok, saya lagi ga sibuk, dan hari ini saya siap mengantar Shaka kemana aja" jawab tuan Arjun.
"tuh kan kak, papi ga sibuk." ucap Shaka dengan riangnya
mau tak mau aku harus mengikuti kemauan ayah dan anak tersebut.
di mobil kami duduk bertiga, dengan tuan Shaka yang menyetir dan aku duduk di sebelahnya sedangkan Shaka duduk di pangkuanku, "sudah kayak keluarga bahagia aja" dalam pikirku.
Sepanjang perjalanan Shaka terus berceloteh dan aku sesekali menanggapinya.
sesampainya di mall kami langsung menuju Playground, disana terlihat Shaka sangat bahagia, dia mencoba semua permainan yang ada di sana. Sementara kami main, tuan Arjun hanya memperhatikan kami dari jarak yang agak jauh, sesekali kulihat dia lagi mencuri pandang padaku.
"kak aku cape" ucap Shaka padaku.
kami pun keluar area permainan dan menghampiri tuan Arjun
"papi aku cape," kata Shaka pada ayahnya.
"yaudah ayo kita istirahat, kita makan dulu yuk," ajak tuan Arjun
"ayo, Shaka maunya makan ayam tepung" jawab Shaka.
dan tuan Arjun pun menganggukkan kepalanya, lalu kami memasuki salah satu restoran siap saji yang terkenal ayam tepungnya itu di mall tersebut.
kami makan siang di sana, aku agak canggung harus makan bareng dengan bosku, tapi mau gimana lagi aku ga bisa menolak permintaan Shaka.