Tuan, Nyonya Berulah Lagi

Jonathan semakin kesal pada sikap Lisa yang terus melangkah menjauhinya, dia mengejar sang istri tanpa menghiraukan Meira di sampingnya yang terlihat tidak nyaman dengan situasi tersebut.

"Lisa, tunggu!" panggil Jonathan, namun Lisa tidak menghiraukannya.

Lisa langsung mencegat taksi yang sedang melintas, dan dengan cepat dia membuka pintu serta masuk ke dalamnya. Taksi segera melaju pergi, meninggalkan Jonathan yang berdiri di sana dengan wajah gusar.

Jonathan mengusap wajahnya yang penuh dengan kekesalan dan kegusaran, tidak menyangka bahwa Lisa benar-benar tidak menghiraukannya.

Meira yang berdiri di sampingnya terlihat tidak nyaman dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, sementara Jonathan masih terkejut dengan sikap Lisa yang tidak terduga.

"Kak, semakin mengejar semakin tinggi pula egonya. Biarkan kakak ipar tenang," ucap Meira berusaha untuk menghentikan Jonathan yang masih ingin mengejar Lisa.

Namun, Jonathan tidak terlalu memperdulikan saran Meira.

"Kamu tidak akan mengerti," kata Jonathan singkat, menunjukkan bahwa Meira tidak memahami situasi yang sedang terjadi antara dia dan Lisa. Dia tahu bahwa situasi ini benar-benar darurat dan memerlukan penanganan yang tepat.

Membiarkan masalah berlarut-larut hanya akan memperburuk hubungan, dan Jonathan sadar bahwa dia perlu menenangkan diri dan memikirkan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.

Namun, ego dan emosinya masih terguncang oleh sikap Lisa yang tidak terduga.

Jonathan menghubungi seseorang, dan tak lama setelah itu, sebuah mobil mewah datang menjemputnya. "Kamu pulanglah sendiri!" perintah Jonathan kepada Meira, tanpa menoleh ke belakang. Meira terkejut dan tidak percaya, merasa bahwa Jonathan meninggalkannya sendirian.

"Jangan meninggalkanku sendirian, kakak ipar marah karena aku, bawa aku juga bersamamu."

Meira memaksa Jonathan untuk ikut bersama.

Namun, Jonathan tidak bergeming. Setelah menghela nafas, dia sudah membuat keputusan untuk meninggalkan Meira.

Tanpa pikir panjang, Jonathan menutup pintu mobil dan membiarkan Meira tertinggal di tempat itu.

Mobil kemudian melaju pergi, meninggalkan Meira yang berdiri sendirian dengan perasaan tidak nyaman dan kesal.

Meira merasa bahwa dia telah diperlakukan tidak adil oleh Jonathan.

"Apa hebatnya dia?" geram Meira, merasa tidak percaya bahwa Jonathan lebih memprioritaskan Lisa daripada dirinya. Untuk pertama kalinya, pria itu mengabaikan permintaannya, dan dia merasa bahwa dirinya tidak dihargai.

Meira merasa iri dan kesal terhadap Lisa, yang tampaknya memiliki pengaruh besar terhadap Jonathan.

Dia tidak mengerti apa yang membuat Jonathan begitu terobsesi dengan Lisa, dan merasa bahwa dirinya tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya. Rasa tidak puas dan kesal memenuhi hati Meira.

"Lisa, tunggu!" panggil Jonathan, dan Lisa menghentikan langkahnya, menoleh dan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kenapa masih mengikuti aku? Aku setuju kita bercerai," balas Lisa dengan nada dingin, menunjukkan bahwa dia sudah tidak peduli lagi dengan hubungan mereka.

Lisa merasa bahwa dia sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Jonathan yang selalu menyalahkannya tanpa alasan yang jelas.

Dia merasa bahwa dia tidak melakukan kesalahan, namun selalu saja salah di mata suaminya.

Dengan keputusan untuk bercerai, Lisa menunjukkan bahwa dia sudah tidak ingin lagi mempertahankan hubungan yang tidak sehat itu.

Jonathan terkejut dan bingung, karena dia tidak bersungguh-sungguh dengan perkataannya tentang perceraian. Dia hanya ingin membuat Lisa marah dan memperhatikannya, namun ternyata wanita itu menanggapinya dengan serius.

Jonathan merasa bahwa dia telah salah mengira tentang Lisa, yang ternyata lebih kuat dan mandiri daripada yang dia duga.

Dia mulai menyadari bahwa Lisa tidak seperti yang dia kira, dan bahwa dia mungkin telah salah memperlakukan istrinya selama ini.

Jonathan merasa bahwa dia perlu memikirkan kembali tentang hubungan mereka dan bagaimana dia ingin menyelesaikannya.

"Tidak ada perceraian!" kata Jonathan dengan tegas, namun Lisa hanya tersenyum mengejek, menunjukkan bahwa dia tidak percaya dengan perubahan sikap Jonathan.

"Kita sudah sepakat dari awal untuk tidak mencampuri urusan pribadi," kata Lisa, mengingatkan Jonathan tentang perjanjian mereka. "Tapi kamu berusaha mempermalukan aku di hadapan semua orang, tapi tidak menyadari bahwa kamu mempermalukan diri sendiri," tambahnya dengan nada sinis.

"Jadi, apa yang kamu lakukan dengan pria asing itu?" tanya Jonathan, mencoba untuk mengetahui lebih lanjut.

Namun, Lisa hanya tersenyum lagi dan berkata.

"Oh ya ampun, ternyata kamu tidak mengerti bahasa. Jangan sok mencampuri urusanku!" Lisa menunjukkan bahwa dia tidak akan membiarkan Jonathan menginterogasi dirinya.

"Kamu masih istriku, dan aku berhak tahu apa yang kamu lakukan di luar rumah!" ungkap Jonathan dengan nada keras, menunjukkan bahwa emosi mulai menguasai dirinya.

Lisa merasa tersinggung dengan tuduhan Jonathan dan ingin sekali memberikan pelajaran kepada suaminya.

"Kamu mempertanyakan aku? Apa tidak ada kaca atau cermin di kamarmu?" balas Lisa dengan sinis, menunjukkan bahwa dia tidak terima dengan tuduhan tidak berdasar.

Lisa menegaskan bahwa dia tidak melakukan kontak fisik dengan Alex, dan bahwa mengagumi seseorang tidak berarti dia berselingkuh. Dia merasa bahwa Jonathan tidak memiliki hak untuk mempertanyakannya, apalagi dengan tuduhan yang tidak berdasar.

Lisa menunjukkan bahwa dia tidak akan diam dan akan membela dirinya terhadap tuduhan tidak adil.

Jonathan mendorong tubuh Lisa ke tembok dan menjepitnya, tidak memberikan celah sedikitpun.

Lisa terkejut dan merasa terjebak, namun dia tidak menunjukkan rasa takut. Dengan mata yang tajam, dia menatap Jonathan, menunjukkan bahwa dia tidak akan menyerah.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Lisa dengan nada dingin, menunjukkan bahwa dia tidak terima dengan perlakuan Jonathan.

Jonathan tidak menjawab, namun terus menatap Lisa dengan mata yang intens, menunjukkan bahwa dia sedang berusaha untuk mengendalikan emosi dirinya.

Situasi menjadi tegang, dan Lisa menunggu reaksi selanjutnya dari Jonathan.

"Kamu salah paham mengenai hubunganku dan Meira.”

Jonathan, mencoba menjelaskan situasinya. Namun, Lisa tidak tampak percaya.

"Kamu bahkan membiarkan media menyebarkan berita viral tentang kalian yang menikmati kembang api bersama cinta pertamamu," balas Lisa, mengacu pada berita yang beredar.

Lisa juga menyinggung tentang kedekatan Jonathan dengan Meira, yang menurutnya tidak biasa.

"Dan kamu juga membuktikan kedekatan kalian itu sangat tidak biasa," tambahnya, menunjukkan rasa tidak percaya dan kekecewaan terhadap Jonathan. Situasi semakin tegang antara keduanya.

"Aku tidak bisa menolak permintaan Meira, dia memiliki penyakit bawaan," ungkap Jonathan, menunjukkan alasan di balik perhatiannya pada Meira.

Namun, kata-katanya itu justru membuat Lisa semakin kesal.

"Kalau begitu, biarkan dia mati," balas Lisa dingin, menunjukkan bahwa dia tidak peduli dengan keadaan Meira.

Lisa merasa bahwa Jonathan terlalu memprioritaskan Meira daripada dirinya, dan itu membuatnya semakin tidak nyaman.

"Kenapa kamu berubah jadi wanita kejam? Kamu bukan Lisa yang aku kenal.”

Jonathan merasa bahwa perubahan sikap Lisa sangat mengejutkan.

Lisa tersenyum santai, menunjukkan bahwa dia tidak peduli dengan perasaan Jonathan.

"Jangan egois, kamu hanya punya pilihan dan aku juga punya pilihan. Aku membebaskanmu dari hubungan ini!" tegas Lisa yang menyerahkan keputusan kepada suaminya, menunjukkan bahwa dia sudah tidak ingin terikat dengan Jonathan lagi.

Dengan kata-katanya itu, Lisa menunjukkan bahwa dia sudah tidak ingin mempertahankan hubungan yang tidak sehat ini, dan dia memberikan kebebasan kepada Jonathan untuk melakukan apa yang dia inginkan.