Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Untuk Kuat.
Sonia mencoba untuk kuat meskipun saat ini air mata mulai membanjiri pipinya, selama tiga bulan ini dia sudah berusaha untuk tabah tidak seatap dengan sang anak, akan tetapi takdir berkata lain, ternyata ketabahannya itu menjadikan dirinya harus benar-benar kuat karena sang anak sudah mulai lepas dari genggamannya, bahkan dia tidak tahu harus sampai kapan dirinya menahan rindu terhadap sang anak.
"Ya Allah begitu kuat kah hati ini sehingga engkau benar-benar mengujinya dan menghajar mentalku habis-habisan," ucap Sonia.
Sore ini mentari mulai mulai tenggelam sehingga meninggalkan jejak kuning kemerahan yang selalu di sebut senja, pada saat itu pula Sonia mencoba untuk keluar dari tempat kerjanya yang memang sudah tutup karena mereka sudah mulai kehabisan stok jualannya.
Di dalam perjalanan batinnya mulai berkecamuk, hingga tanpa sadar mobil yang dia kendarai sedikit oleng dang menyerempet mobil di depannya.
"Bruuuugh ....!" Sonia langsung menginjak pedal remnya secara mendadak.
Saat ini wanita paruh baya itu begitu terkejut bahkan dirinya langsung keluar untuk meminta maaf kepada pemilik mobil yang memang sudah mulai keluar duluan dari mobilnya.
"Anda ini gimana sih bawa mobil gak hati-hati banget," ucap seorang pria dengan nada kesalnya.
Seketika Sonia mulai menoleh ke arah pria tersebut, dan benar saja keduanya begitu terkejut ketika sama-sama berhadapan.
"Sonia ....!"
"Bara ....!"
"Astaga Son, kamu kenapa bisa oleng seperti ini." Seketika nada bicara pria itu mulai merendah ketika tahu wanita yang dihadapannya itu merupakan teman kuliahnya dulu.
"Maaf ya Bara, kali ini aku benar-benar kurang fokus, oh ya nanti biar saya saja yang bayar semuanya ke bengkel," ucap Sonia.
"Tidak usah Son, lain kali kau hati-hati ya, lagian orang hamil sepertimu tidak baik bawa mobil sendirian kayak gini," ujar Bara.
"Pim ... Pim ... Pim ...." suara klakson dari mobil di belakangnya membuat percakapan mereka harus terhenti.
"Ya sudah Son, aku mau bawa mobilku dulu, kamu hati-hati ya," ucap Bara yang diangguki oleh Sonia.
Sonia pun sama halnya seperti Bara, dia langsung melakukan mobilnya karena di belakang susah mulai banyak mobil yang terhenti karena insiden ini, kali ini Sonia harus benar-benar tenang dan hati-hati karena tidak mau kejadian serupa akan terulang kembali.
"Aku harus kuat, aku harus benar-benar menjaga hati dan pikiranku agar kejadian barusan tidak terulang lagi," ucap Sonia sambil menguatkan dirinya sendiri.
Wanita itu mencoba untuk menerima semua kenyataan pahit ini, dengan melapangkan dadanya, ketika badai mulai menerpa kehidupannya, ternyata ujiannya kali ini tidak main-main mulai dari suaminya yang impoten, lalu sembuh dengan cara berselingkuh dan tiba-tiba dirinya hamil lalu di tuduh berselingkuh setelah semua kebenaran terbuka suaminya ingin mengajaknya kembali.
Dia menolak karena Sonia memiliki sebuah prinsip, tapi sayang prinsipnya itu tidak pernah dihargai oleh suaminya sehingga Dion melakukan segala cara untuk memisahkan sang putra dengannya, tapi Sonia berusaha untuk tetap bangkit karena dia percaya suatu saat keajaiban akan menghampiri kehidupannya kelak.
******
Sesampainya di rumah Sonia mulai memeluk dirinya sendiri, menikmati semua kesakitan yang ada karena dia tahu kalau Tuhan saat ini sedang memberinya rasa sakit berupa ujian yang bertubi-tubi yang harus dia lewati, meskipun dihadapkan dengan kondisi yang menyakitkan seperti ini, Sonia berusaha untuk tetap bangkit dengan cara melampiaskan kesakitannya itu dengan bekerja, dan bercengkrama dengan sang bayi yang masih ada di dalam perutnya.
"Anakku, temani Mama bekerja ya Nak, hari ini memang hidup kita sedang di uji dengan kepergian kakakmu dari hidup kita, bahkan kau masih belum sempat melihat wajah kakakmu, ketahuilah Nak, kakakmu merupakan seorang yang baik dan semoga suatu hari nanti kamu bisa di pertemukan dengan dia," ucap Sonia sambil mengelus perut buncitnya.
Setelah berbincang-bincang dengan sang anak Sonia mulai membuka kembali laptopnya, di sini wanita itu mulai menghubungi para petani untuk mensuplai ubi ungu yang menjadi bahan pokok jualannya karena bahan yang lain bisa dia datangkan dari pabriknya langsung.
Setelah mengecek stok bahan-bahan masih aman, wanita hamil itu mulai menanyakan kesiapan tempat keduanya yang akan menjadi cabangnya nanti.
"Pak gimana persiapan tempat kedua kita?" tanya Sonia kepada seseorang yang menjadi rekan kerjanya itu melalui telepon.
"Alhamdulillah persiapan sudah 90% Bu, dan Minggu depan sudah benar-benar finish," sahut pria di seberang sana.
"Oh baiklah kerja bagus, kalau begitu semangat ya, untuk melanjutkan kembali agar benar-benar selesai," ucap Sonia lalu mulai mengakhiri panggilan teleponnya.
Setelah mengecek semuanya sudah aman, Sonia mulai mencoba untuk menikmati hidup dengan cara memakan makanan kesukaannya dan meminum susu untuk ibu hamil agar janin yang ada di kandungannya sehat.
"Sayang, Mama, sudah siapkan makanan kesukaanmu chicken katsu dan juga spaghetti carbonara, semoga kamu suka ya Nak," ucap Wanda yang selalu menyiapkan menu makan malam anaknya itu.
"Makasih Mam, ini tuh makanan favorit aku tahu," ujar Sonia.
"Sama-sama Sayang, di sini Mama dan Papa selalu mengusahakan kesukaan mu, karena sampai kapanpun kamu masih seorang anak kecil yang begitu manja," tutur Wanda, yang membuat Sonia merasa bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukungnya seperti ini.
Beruntung sekali, di sana dunianya sedang tidak baik-baik saja Sonia masih mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya yang selalu menjadikan semangat tersendiri untuk dirinya.
*******
Di tempat lain saat ini Kenzi mulai menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang-bintang, di balkon kamar hotelnya, remaja itu kini mulai menyendiri membayangkan nasib sang Mama yang sekarang benar-benar sendiri tanpa dirinya.
"Mam, sedang apa sekarang, apa Mama masih menangisi Kenzi, aku harap Mama selalu baik-baik saja, jangan pernah khawatirkan Kenzie karena saat ini Kenzie sedang baik-baik saja," ucap Kenzie sambil memandangi langit Singapura di malam hari yang terlihat begitu indah.
Sedangkan saat ini Dion mulai menikmati malamnya dengan minuman yang ada di hadapannya, dia tidak pernah menyangka kalau kesalahannya membuat wanita yang dia cintai benar-benar pergi dari kehidupannya, rupanya kekayaan dan kejayaan membuat pria ini lupa diri dengan wanita yang menemaninya dari nol itu.
"Sonia tolong kembalilah padaku, aku membutuhkanmu," rancau pria itu dalam pengaruh minuman alkohol.
Dion pun mencoba untuk meneguk wine dihadapannya itu agar dirinya bisa melupakan wanita yang sudah bertahun-tahun menemaninya itu, ternyata benar perselingkuhannya selama ini hanya sebagai permainan dan pelampiasan hatinya saja, nyatanya sampai sekarang tetap orang pertama yang menjadi pemenangnya, sampai-sampai dia tega memisahkan antara anak dan ibunya hanya gara-gara keinginannya tidak terpenuhi.
"Sonia ... Sonia ...." rancau pria itu di tengah club malam.
Bersambung ....
Selamat malam Kakak.
Satu kata buat Dion penyesalan memang terjadi belangan ... Hehe 🥰🥰🥰🙏🙏🙏
semangat thor...