"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seni
"Ku peringatkan ya, lebih baik kau jaga jarak denganku sejauh lima meter!” ucap Agatha kesal karena ia tak suka jika Ian selalu mendekatkan wajahnya.
Mulut Ian ternganga lebar mendengar perkataan Agatha. “Apa kau bilang? Lime meter? Apa aku tidak salah dengar? Seharusnya kau yang menjaga jarak denganku gadis jelek!” kesel Ian.
Agatha menatapnya tajam sampai pria itu pergi menjauh.
...###...
Setelah tiba di kampus, Agatha baru tahu ternyata banyak gadis yang mengidolakan mereka bertiga dan berbagai pujian, sanjungan dan komentar pun Agatha dengar.
“Wahh ada tiga pria tampan yang kuliah di kampus ini, dengan begini kita bisa sering lihat mereka” ucap salah satu mahasiswi.
“Iya mereka memang sangat keren, lihat si Ian itu sangat manis ya”
“Aku lebih suka dengan si tampan Val yang cool habis”
"Kalau aku suka dengan pesona Mike yang lembut dan smile killer-nya itu loh” itulah komentar para pengagum mereka bertiga.
“Mereka bertiga kalau lagi bersama sungguh mencolok sekali, lebih baik kami pura-pura tidak saling kenal saja, dengan begini aku tidak akan mempermalukan mereka kalau sudah mengenal gadis jelek seperti aku ini” Agatha segera menghindar dari mereka.
Saat tiba di kelas, Agatha terkejut melihat Val ada di dalam kelas nya.
“Kenapa aku bisa sekelas dengannya? Oh iya Val juga pasti mengambil jurusan seni” batin Agatha.
Saat semua orang sudah keluar kelas, Agatha masih menyelesaikan lukisannya sampai ia tak sadar kalau Val sudah berdiri di belakangnya.
“Kau juga suka melukis?” tanyanya.
“Iya, aku mengambil jurusan seni karena terinspirasi dari seseorang”
“Seseorang?” ucap Val sambil mengerutkan dahinya.
“Berkat dia aku lebih serius menekuni bidang ini” ucapnya sambil menyimpan peralatan lukisannya lalu bergegas keluar dari ruangan, Val hanya termangu memandanginya dari jauh.
Agatha baru sadar setelah keluar dari kelas, ternyata diluar sedang turun hujan, mungkin karena keasyikan melukis hingga membuatnya tidak menyadarinya, tapi untungnya Agatha selalu membawa payung kecil di dalam tasnya dan saat Agatha ingin membuka payungnya, tiba-tiba terdengar suara dari belakang.
“Kau Agatha kan?” tanya seorang gadis cantik yang kini sudah berdiri di hadapannya.
“Mia?” Agatha tampak terkejut karena tidak menyangka ia bisa bertemu dengan teman lamanya di kampus ini.
...(Mia)...
“Ternyata memang kau, ku kira salah orang tadi”
“S-sudah lama tidak bertemu” ucap Agatha dengan gugup.
“Iya, sudah tiga tahun kan sejak kita masih SMP dan tak tahunya sekarang kita bisa bertemu lagi, apalagi satu kampus”
“Iya...” tiba-tiba ada sebuah mobil yang datang menghampiri mereka lalu seseorang itu turun dari mobilnya dengan membawa payung.
"Elan” ucap Mia.
...(Elan)...
Agatha terkejut melihat pria yang berdiri di sebelah Mia, wajahnya pucat dan kakinya lemas tidak bertenaga.
“Emm Agatha ya?” tebak Elan.
“Apa kabar?” mau tak mau Agatha harus menyapanya.
“Kau tidak berubah ya” ia tertawa dan tawanya masih tetap sama dengan tiga tahun yang lalu.
“Agatha, kami duluan ya” Mia segera pamit pada Agatha.
“Iya, sampai jumpa”
Mia segera menarik lengan Elan pergi dan masuk ke mobil, di dalam mobil Mia menegur Elan.
“Kau ini! Kenapa bicara seperti itu tadi?”
“Tapi dia memang tidak berubah, tetap saja jelek! Paling tidak setelah menjadi mahasiswi harus sedikit berdandan kan?” ucap Elan sambil melajukan mobilnya.
Ian yang melihat kejadian itu dari lantai atas hanya mengerutkan dahinya sampai Agatha pergi.