Menjadi gadis yang bernasab pada ibunya membuat Violet ragu menerima lamaran sahabat kecilnya, bukan karna tak memiliki perasaan yang sama, hanya saja keluarga pria itu adalah Shaka Rahardian Wijaya.
Mampukah mereka bersama diatas bayang masa lalu kelam orang tua Violet?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Little Bride #10
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Jamur gundul? apa itu?" tanya Violet tak paham.
Wanita cantik yang polos tanpa riasan sama sekali itu sampai mengernyitkan dahi saking bingungnya. Dan Shaka yang melihat itu malah gemas dan menangkup wajah khas bangun tidur Sang istri untuk di ciumi.
"Shakaaaaa!"
"Kamu cantik banget sih, Sayang?" ungkap Shaka, padahal ini bukan yang pertama ia melihat Violet bangun tidur, tapi pagi ini sungguh sangat berbeda.
"Sejak kapan aku cantik, hah?"
"Sejak lahir sepertinya, aku makin cinta," bisik Shaka mengeratkan pelukan.
Tuhan...
Sebegitu indahnya takdir yang kau tulis untukku tentang jodoh yang sudah di persiapkan. Aku bahagia, sungguh sangat bahagia. Jangan ganti ia dengan yang lain ya, ku mohon....
Ungkapan isi hati Violet tak terasa membuatnya sampai berkaca-kaca karna rasa haru yang ia rasakan. Ia tak melihat Shaka lahir dari keluarga siaoa, yang ia lihat Shaka adalah sosok pria yang bisa melindunginya dan mampu mengerti segala kondisinya. Jika sekalipun Shaka bukan terlahir dari keturunan konglomerat ia tak akan perduli yang penting Shakanya baik dan Shakanya setia.
"Vi, melamun?"
"Ah, tidak, aku hanya sedang menikmati pelukanmu di hari pertama menjadi suamiku," jawab Violet sambil menghapus cairan bening di ujung matanya.
"Kalau suami istri biasanya ngapain, Vi?" tanya Shaka, tapi ini tentu bukan sekedar pertanyaan karna ada kode terselubung di dalamnya.
"Hem, ngapain ya? aku siapin sarapan ya, gimana?"
Violet langsung turun dari ranjang besar dengan sangat terburu-buru sambil tertawa, dan itu membuat Shaka ingin mengejarnya jika saja ponsel Violet tak berdering.
"Mommy," ucapnya pelan saat melihat nama di layar benda pipih tersebut.
Ia tertawa kecil sebab baru ingat jika ponselnya sendiri sedang di nonaktifkan, berharap sesuatu terjadi dan tak ingin di ganggu tapi nyatanya malah sama-sama terbuai mimpi.
"Hallo, Mom."
"Shaka, Mommy dan Daddy mu pulang dulu ya, ponsel mu kenapa tak aktif?" tanya Mommy setelah ia memberi tahu jika ia dan sang suami sudah dalam perjalanan ke kediaman Rahardian.
"Iya, Mom. Hati-hati ya, baterainya mungkin habis, Mom," jawab Shaka sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Tak mungkin juga ia mengatakan dengan sangat sengaja menamatikan Si ponsel demi tak ingin di ganggu.
Sambungan telepon pun terputus setelah Mommy Qia banyak memberi pesan tapi yang membuat Shaka aneh sepanjang obrolan tak sedetikpun ada suara Daddynya.
.
.
.
Pagi yang begitu menyenangkan sebagai pasangan suami istri baru telah di lewati dengan sarapan bersama, kini saatnya mereka membersihkan diri sebelum akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan ke lobby dan taman hotel.
"Mandi berdua yuk, Vi," ajak Shaka yang tanpa aba-aba langsung menarik tangan istrinya.
"Gak ah," tolak cepat Violet, tak pernah terbersit dalam benaknya akan melakukan hal tersebut sekali pun dengan orang yang halal.
"Kenapa? kan mempersingkat waktu, biar makin cepet jalan-jalannya," goda Shaka lagi yang semakin membuat tubuh mereka kian dekat dan merapat.
"Gak apa-apa, cuma ke bawah doang kok' masih banyak waktu, Kha," jawab Violet yang hatinya kian berdebar hebat.
"Kamu kan mandinya lama, Vi. Aku males nungguin buat gantian, jadi biar adil harus mandi bareng, kan biar sekalian juga," kata Shaka masih merayu.
"Sekalian apa?"
.
.
.
Uji nyali Si Jamur gundul di lorong rahasia.