Menjadi ibu tunggal bukanlah hal yang mudah bagi Aluna, karena terlalu percaya dengan bujuk rayuan sang kekasih Aluna menyerahkan mahkotanya pada Abizar lelaki yang baru 6 bulan menjalin hubungan dengannya. Akibat perbuatan itu Aluna positif hamil di usianya yang masih 17 tahun, Aluna meminta pertanggung jawaban dari kekasihnya Abizar tapi bukan kabar baik yang Aluna dapatkan, Abizar malah tidak mau bertanggung jawab dan berkata bahwa dia belum siap jadi seorang ayah. Aluna yang sedang bingung dan kalut memutuskan untuk kembali ke rumahnya tapi sayang saat masuk ke dalam rumah Aluna malah disambut oleh tamparan dari sang ayah. Ayahnya yang murka langsung mengusir Aluna saat itu juga tapi nasib sial masih setia mengikuti Aluna diusir dari rumah, selalu berpindah tempat tinggal karena ketahuan hamil diluar nikah, belum lagi cacian dan hinaan dari masyarakat sekitar yang mengetahui Aluna hamil sebelum menikah.
Bagaimana nasib Aluna selanjutnya?
Yang penasaran terus pantengin dan baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Permintaan Aluna
" Aluna mau pindah dari kota ini mbak? " ucap Aluna pelan
" pindah? " kaget Wati
" iya mbak Aluna ingin hidup dengan nyaman dimana orang orang gak tau kalau Aluna hamil di luar nikah mbak! "ucap Aluna sendu
" ya sudah kalau memang itu maunya kamu kita pindah keluar kota saja bagaimana? kita tinggal di desa kebetulan di sana ada temen mbak juga? "
" mau mbak! " jawab Aluna antusias
" ya sudah kita siap siap langsung berangkat sekarang tapi kita naik motor saja gak apa apa? ucap Wati
" gak apa apa mbak yang penting kita segera pergi dari kota ini! " jawab Aluna mantap
Aluna dan Wati segera bersiap siap lalu pamit pada ibu pemilik kos kosan guna untuk mengembalikan kunci kamarnya.
" loh kalian berdua ada keperluan apa? " tanya ibu pemilik kos
" begini bu kita datang kesini mau mengembalikan kunci kamar? " ucap Wati memberitahu
" kenapa dikembalikan kalian gak betah kos di tempat saya? "
" bukan begitu bu kita betah kok tinggal di sini tapi kita mendadak harus pulang kampung dan sepertinya kita akan menetap di sana dan gak akan kembali lagi ke kota. " ucap Wati menjelaskan
" oh begitu ya sudah tunggu sebentar ya ibu ambil uang dulu untuk mengembalikan uang sewa kalian. "
" gak usah di kembalikan bu, itu untuk ibu saja. " tolak Wati
" kalian yakin? "
" yakin bu dan kami juga ikhlas, ini bu kunci kamarnya sekalian kita mau pamit! assalamu'alaikum! "
" wa'alaikumsalam! " jawab ibu pemilik kos kosan
Wati dan Aluna keluar dari rumah ibu pemilik kos kosan tersebut lalu mereka menaiki motor bebek kesayangan Wati dan mulai membelah jalanan siang hari yang terasa panas menuju ke luar kota.
Selama 4 jam mereka mereka berkendara dengan durasi berhenti setiap 30 menit sekali, hal itu mereka lakukan agar mereka tidak terlalu kelelahan apa lagi Wati yang terus membawa motornya. setelah Azan isya berkumandang mereka baru sampai di desa yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka.
" mbak biar Aluna gantian yang bawa motornya ya? " pinta Aluna
" gak usah Aluna mbak masih kuat lagi pula kamu sedang hamil mbak gak mau terjadi apa apa dengan kalian? tolak Wati
" maaf ya mbak lagi lagi Aluna merepotkan mbak? "
" kamu gak boleh bicara begitu Aluna, kamu sama sekali gak merepotkan mbak, lagi pula kamu itu adik mbak dan mbak ikhlas melakukan ini semua untuk kamu! "
" sekarang kamu pegangan yang kencang mbak akan sedikit ngebut sebentar lagi kita sampai. " ucap mbak Wati lagi
setelah Aluna berpegangan kencang Wati mulai menambah laju kecepatan motornya dalam waktu 15 menit mereka sudah mulai memasuki kawasan pedesaan tempat teman Wati tinggal
Wati menghentikan laju motornya di depan sebuah rumah sederhana yang berdindingkan anyaman bambu.
Wati dan Aluna segera turun dari motor lalu mulai mengetuk pintunya
tok..
tok..
tok..
" Assalamu'alaikum Anissa! " panggil Wati
" iya wa'alaikumsalam. " sahut dari dalam rumah dan langsung membuka pintu rumahnya
" loh Wati apa kabar? " ucap sang pemilik rumah yang bernama Anissa
" alhamdulillah aku baik Anissa! "
" Ayo silahkan masuk! " ucap Anissa mempersilahkan tamunya masuk
Wati dan Aluna langsung saja segera masuk ke dalam rumah milik Anissa dan duduk di kursi yang terbuat dari rotan
" tunggu sebentar ya Nisa ambilkan minum dulu! " pamit Anissa lalu pergi ke dapurnya membuatkan dua gelas teh manis hangat. "
" silahkan di minum, maaf cuma ada teh! " ucap Anissa.
" gak apa apa Nisa kita yang harusnya minta maaf malam malam begini malah datang kerumah kamu! " jawab Wati yang tidak enak hati
" kalian ada keperluan apa malam malam begini datang kemari dan bukannya kamu tinggal di jakarta ya Wati? tanya Anissa
" iya Nissa sebelumnya kenalin dulu ini Aluna adik aku, dan kita datang ke sini dari Jakarta maksudnya kita mau menetap tinggal di desa ini tapi kita belum ada tempat tinggal, kamu tau gak di mana ada rumah yang di sewakan? tanya Wati
" kebetulan rumah kakak aku yang di sebelah sini kosong karena pemiliknya tinggal di Jakarta dan gak menetap disini jadi dari pada rumahnya gak ada yang nempati mending kamu dan Aluna saja yang tinggal di rumah itu gimana? tawar Anissa
" beneran ini Nissa? " tanya Wati senang
" iya bener dong Wati! "
" alhamdulillah, oh iya uang sewa perbulannya berapa Nissa? "
" uang sewa apanya, kamu gak perlu bayar yang penting rumahnya kamu rawat dan kamu jaga! " papar Anissa
" aduh kami jadi gak enak Nissa? " ucap Wati sungkan
" gak apa apa gak perlu sungkan, ayo di minum tehnya! "
Wati dan Aluna segera menghabiskan teh milik mereka setelah itu Anissa mengantarkan mereka menuju ke rumah kakaknya yang terletak tepat di samping rumah milik orangtua Anissa.
Saat pintunya terbuka Wati maupun Aluna sangat terpesona walaupun rumahnya sederhana hanya terbuat dari anyaman bambu tapi sangat rapi dan juga bersih.
" semoga kalian betah tinggal di sini ya Wati, Aluna! " ucap Anissa
" terimakasih banyak mbak Nissa udah mau bantu Aluna dan mbak Wati! " ucap Aluna
" sama sama Aluna, ya sudah kalian istirahat ya pasti kalian lelah sekali habis perjalanan jauh! "
" sekali lagi terimakasih banyak ya mbak Nissa! " ucap Aluna lagi.
" sama sama aku keluar dulu ya! Assalamu'alaikum! "
" wa'alaikumsalam! " jawab Wati dan Aluna bersamaan
Anissa segera keluar dan kembali ke rumahnya sendiri. setelah Anissa keluar Aluna langsung menutup pintu dan menguncinya dengan rapat.
" Alhamdulillah ya mbak kita malah di kasi tempat tinggal gratis di sini? " ucap Aluna senang
" iya Aluna mbak juga gak nyangka! " jawab Wati yang tidak kalah senangnya
" oh iya mbak kita mau kerja apa di sini? "
" hmm gimana kalau kita buka warung aja? " usul Wati
" buka warung? boleh juga mbak nanti kita Izin sama orangtuanya mbak Nissa ya, semoga mereka mengizinkan kita buka warung di halaman depan! " ucap Aluna setuju
" ya udah kita ke kamar yuk, mbak mau langsung istirahat capek banget mbak! " ajak Wati
karena rumah ini terdapat dua kamar tidur jadi Wati dan Aluna tidur di kamar mereka masing masing
karena terlalu lelah mereka langsung tertidur setelah punggung mereka menyentuh empuknya kasur. Di tambah suasana malam yang dingin membuat tidur mereka menjadi semakin nyenyak dan nyaman.
keesokan harinya pukul 07 pagi Wati dan Aluna sudah terbangun dari tidurnya, udara pagi di desa ini masih sangat bersih dan benar benar sejuk serta segar.
Wati dan Aluna memutuskan untuk berjalan jalan santai berkeliling desa tapi saat mereka keluar dari rumah, mereka melihat kedua orang tua Anissa pak joko dan bu Asih sedang bersiap siap untuk pergi ke ladang
" Assalamu'alaikum bapak ibu! " sapa Wati dan Aluna sopan
" Wa'alaikumsalam! wah ini temennya Anissa ya? " jawab bu Asih
" iya bu, kita mau ngucapkan terimakasih karena ibu dan bapak sudah mengizinkan kami untuk tinggal disini! " ucap Wati
" sama sama Nak, yang penting kalian jaga dan kalian rawat rumah itu! " sahut bu Asih tersenyum
" itu sudah pasti bu, oh iya ibu bapak kita mau minta izin kita mau buka warung makan di depan sini boleh? "
" warung makan? beo pak Joko
" iya pak! kami berdua bingung mau kerja apa di sini? jadi kami memutuskan untuk buka warung saja itu pun kalau bapak dan ibu mengizinkan! " ucap Wati lagi
" oh iya gak apa apa nak! kalian buka saja warung di depan sini! " ucap pak Joko memberi izin
" wahh terimakasih banyak bapak ibu! " ucap Wati dan Aluna senang lalu mencium punggung tangan pak Joko dan bu Asih bergantian.