Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Hamil?
Kenaan menatap rekaman di layar ponselnya dengan seringai tipis. Melihat Hana bangun tidur syok sekaligus frustasi karena uang yang ia tinggalkan membuat Kenaan tersenyum puas.
Namun, kepuasan itu terganggu karena ketukan pintu yang berulang-ulang di luar sana.
"Masuk!"
Marvin tersenyum aneh menatap Kenaan.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" gerutu Kenaan.
"Tidak ada, hanya bertanya apa kau sudah membuka e-mail dariku? Kau bilang butuh informasi tentang Arka?"
"Belum." Kenaan seketika teringat lantas mengecek e-mail dari laptopnya.
"Hanya ini?" tanya Kenaan.
"Ada satu hal sih, tapi kamu harus membayar mahal untuk informasi ini." Marvin tersenyum licik.
"Dasar matre, berapa?"
"Seikhlasnya boss Kenaan saja!" Marvin tersenyum puas.
Kenaan meraih ponselnya dan mentransfer sejumlah uang ke rekening Marvin.
"Sudah, sekarang katakan!"
"Baik-baik, ini soal Arka. Dia adalah anak broken home! Kedua orang tuanya bercerai karena Papanya berselingkuh dan kamu tahu, Ken?" Marvin menjeda ucapannya.
"Tidak," ketus Kenaan.
"Hm, kamu tahu selingkuhan Papanya Arka adalah Mamanya Hana Devina. Mama kandung!" Marvin tersenyum puas. Menukar informasi itu dengan uang lima puluh juta adalah hal yang berkah.
"Hm."
"Kok cuma hm, ish gak asik!" omel Marvin, ia merasa infomasi yang diberikan tak membuat Kenaan greget atau minimal berekspresi kaget.
"Apa? Jadi mereka?" Kenaan tiba-tiba membulatkan mata.
"Mereka akan menjadi saudara, tapi baik istrimu maupun Arka tidak tahu akan hal ini!" ujar Marvin tersenyum.
"Ck! Aku menang lagi satu langkah." Kenaan tersenyum miring. Mengusap rahangnya sambil berfikir.
"Kau benar-benar menganggap Arka sainganmu? Jangan-jangan sebenarnya kau mencintai Hana?"
"Ck tidak. Kau sendiri tahu kita menikah karena terpaksa," desis Kenaan tak terima terlebih saat Marvin mengatakan jikalau dirinya mencintai Hana.
"Yakin? Kok aku yang ragu ya?"
"Yakinlah."
Kenaan kembali mengamati laptopnya, ia masih memantau Hana yang bolak balik ke toilet. Tak ingin ketahuan oleh Marvin, ia pun segera mencari alasan agar assistennya itu segera pergi.
"Belikan aku makanan, sama rapat nanti kamu atur setelah makan siang!" titah Kenaan.
"Makan apa?'
"Apa aja, terserah!" ujar Kenaan masih fokus pada laptopnya.
"Ya sudah. Aku keluar dulu," pamit Marvin.
Sementara di kamar, Hana menatap bungkusan tespeck dengan helaan napas dan hati berdebar.
"Seharusnya tamu bulananku sudah datang, tapi kenapa malah belum ada tanda-tanda," gumamnya.
Kemarin Hana sempat membeli alat itu karena merasa gelisah. Jika tamu bulanan biasanya datang lebih awal akan tetapi hingga seminggu lewat ia bahkan belum mendapatkannya.
"Jangan-jangan hamil," batin Hana. Ia masuk ke dalam toilet, bersyukur karena di toilet si Kenaan tak memasang cctv. Hana keluar dengan perasaan entah. Garis dua alat tespeck di tangan membuatnya dilema, apakah harus memberitahu Kenaan atau tidak. Pasalnya mereka baru menikah, banyak pula kesalahpahaman yang terjadi dan ia malas menjelaskan semuanya.
Hana membuka laci kecil di nakas, lalu meletakkan tespecknya disana. Hana lantas bersiap menuju rumah sakit untuk memastikan sekali lagi kalau ia memang hamil.
"Ehm, Ma? Mau kemana?" tanya Hana saat menuruni tangga dan berpapasan dengan Marry.
"Mama mau arisan, kamu mau ikut?" tanya Marry.
"Ehm itu, Ma. Akhir-akhir ini badanku gak enak, aku juga ada janji sama temen di rumah sakit," alibi Hana.
"ya sudah, hati-hati."
Hana mengangguk, ia keluar lebih dulu.
Lagi harus menghadapi pertanyaan dari satpam karena kepergiaannya yang hanya berjalan kaki.
Beruntung Hana pintar mencari alasan, ia segera memesan taksi online dan pergi ke rumah sakit.
Brakkk!
Kenaan menggebrak meja kerjanya saat melihat Hana seperti menyembunyikan sesuatu.
Lantas, Kenaan segera meraih kunci mobil dan meninggalkan kantor. Bahkan ia tak menghiraukan Marvin yang sudah membelikan satu box makan siang untuknya.
"Hana, awas saja kamu!" kesal Kenaan, ia melajukan mobilnya kencang. Sampai di rumah hanya ada hening, Mamanya pergi pun juga dengan Hana.
"Bi... Bibi! Hana kemana?" teriak Kenaan menggema seluruh ruangan saat ia masuk ke dalam rumah.
"Anu, Tuan. Nona ke rumah sakit, sedangkan Nyonya besar arisan," Jawab Bibi. Kenaan diam, ia memilih menaiki tangga menuju lantai atas dimana kamarnya berada.
Sampai di kamar, segera ia meraih laci nakas.
Deg.
"Tespeck? Hamil? Brengsek, jangan-jangan itu anak Arka!" Meskipun laki-laki ia cukup paham denhan garis dua di alat tes kehamilan tersebut.
Kenaan memasukkan kembali tespeck itu ke dalam laci. Sialnya ia tak tahu ke rumah sakit mana Hana pergi.
Kenaan pun memutuskan kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya karena siang ini ia harus rapat.
"Marvin kamu sudah menemukan model yang cocok untuk hasil rancangan terbaru kita?" tanya Kenaan.
"Belum, tapi aku punya kandidatnya. Kamu saja yang pilih! Tapi menurutku, lebih cocok dipakai Hana, karena pesonanya dari dulu tak terbantahkan."
Marvin meletakkan beberapa foto model pilihan ke hadapan Kenaan.
"Kau sedang memuji istriku?" Kenaan menatap tajam Marvin.
"Ah tidak-tidak. Semua orang tau, pesona Hana sejauh ini tak ada yang menandingi. Namun, sejak fotonya dengan Arka di apartemen dan beberapa tempat saat liburan membuat image-nya sedikit buruk." Marvin menaik turunkan alisnya.
"Dia sama sekali tidak pantas," desis Kenaan.
"Ya terserah, ini kan masalah pekerjaan bukan hati. Sebaiknya mulai sekarang bersikaplah lebih profesional. Jangan mencampur adukan masalah hati dan ranjang ke dalam pekerjaan."
"Kau!" Entah kenapa Kenaan selalu merasa kesal dengan petuah Marvin meskipun hal itu benar adanya.
"Pilih saja satu diantara kandidat yang kau tunjuk."
"Ini," ujar Marvin.
"Ini? Adik Hana?" tanya Kenaan mengernyitkan dahi.
"Ya, benar!"
"Apa dia Velys? Adik tiri Hana yang waktu itu ikut ke rumah? Kenapa wajahnya beda? Aslinya lebih jelek," ujar Kenaan gamblang.
"Memang ada wanita yang cantik dimatamu? Ah sudahlah, ayo kita ke ruang rapat!" ajak Marvin sembari melihat jam di pergelangan tangannya.
"Hm."
Mereka berjalan beriringan menuju ruang rapat. Disana tampak beberapa kepala Divisi menunggu kedatangan Kenaan dan Marvin.
"Oke kita mulai rapatnya! Pertama, ini adalah beberapa model pilihan Marvin. Kalian bisa pilih salah satu dan keputusan akan saya ambil untuk pilihan terbanyak," terang Kenaan. Sementara Marvin memperlihatkan kandidat model perhiasan yang akan rilis bulan depan.
Kenaan pun menjelaskan detail rancangan, target pencapaian, dan rencana pemasaran.
"Apa ini, model yang kalian pilih?" tanya Kenaan tak percaya.
Marvin tersenyum, ternyata bukan hanya dirinya yang mengakui kharisma Hana tapi bawahan Kenaan pun juga sama.
"Ehm, begini Pak! Nona Hana Devina ini selain cantik, aura modelnya tak terbantahkan jadi..." Tito menjeda ucapannya, menyenggol bahu teman-teman Divisi untuk ikut bicara.
"Saya tidak setuju!" tolak Kenaan.
"Ken, jangan begitulah! Kan mereka memilih sesuai apa yang mereka ekspetasikan."
"Hana itu istri saya, dia sudah berhenti jadi model!" tegas Kenaan.
"Lho tapi, Pak?"
"Pilih yang lain, apa kata orang diluar sana. Menjadikan istri sendiri modelnya, bisa-bisa saya dianggap orang pelit karena gak mau mempekerjakan model lain."
Meski alasan sebenarnya bukan itu, Kenaan tak mau menjadikan Hana model untuk saat ini. Biarlah sementara wanita itu bersembunyi dibalik namanya, nama Kenaan Atharis.
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..