Love Is Rain

Dua hari Beverly libur sekolah karena sakit. Pagi ini Dimas datang menjemput. Bie mengatakan pada Dimas jika hari ini telah bisa masuk sekolah lagi.

"Kamu bertengkar dengan Keenan?" tanya Dimas diperjalanan menuju sekolah.

"Nggak, Dim. Kenapa Lo berpikir begitu."

"Orang yang berpacaran pasti akan kuatir jika kekasihnya sakit. Tapi Keenan tak mau saat aku ajak ke tempat Lo."

"Mungkin Keenan lagi sibuk."

"Kamu udah nggak percaya padaku."

"Dim ...." lirih Beverly.

"Terkadang berbagi kesedihan akan dapat mengurangi beban di hati," gumam Dimas.

"Kami udah putus," ucap Beverly lirih.

"Karena Catherine ...."

"Lo tau semua itu, Dim. Lo tau jika Catherine juga mencintai Keenan."

"Ya ... Catherine yang mengatakan padaku."

"Kenapa Lo tak pernah mengatakan itu. Seandainya gue tau, tak akan gue terima cintanya Keen dan tak akan ada hati yang tersakiti," ucap Beverly dengan air mata yang mulai jatuh membasahi pipinya.

"Gue tau setelah kalian pacaran. Gue takut Lo akan mengambil keputusan berpisah jika tau Catherine mencintai Keenan. Ternyata dugaan gue benar. Kenapa Lo putus? Seharusnya Lo jujur saja pada Catherine. Kenapa Lo harus mengorbankan cinta dan kebahagiaan diri Lo sendiri?"

"Gue tak bisa. Lo tau gimana baiknya Catherine, bukan hanya dengan gue tapi juga sama adik-adik. Pengorbanan gue tak seberapa dibandingkan dengan kebaikan Catherine selama ini. Papi Cath juga donatur tetap di panti. Papi Cath penyambung hidup kami di panti. Apa gue tega menyakiti hatinya padahal Catherine telah banyak membantu gue dan adik-adik?"

"Gue tak tau harus berkata apa. Tapi keputusan yang kamu ambil ini akan membunuhmu perlahan. Kamu ibarat lilin, yang rela dirinya terbakar untuk menerangi orang lain."

Tak terasa mereka sampai di halaman parkir sekolah. Dimas memberikan sapu tangannya.

"Hapus air matamu. Jika dilihat teman lain akan menjadi gosip."

"Terima kasih, Dim."

"Bie ...." panggil Dimas sebelum Beverly keluar dari mobilnya.

"Gue harap Lo jangan kaget dan sedih, saat ini Catherine dan Keenan sudah makin dekat. Cath sepertinya udah mengatakan semua pada Keenan. Kemarin mereka pulang bareng."

"Gue tak apa, Dim. Gue senang jika akhirnya mereka jadian. Keenan dan Catherine lebih cocok karena status sosial mereka sama."

"Cinta sejati tidak akan memandang perbedaan."

"Tapi tetap saja kemungkinan bersatunya kecil. Keluarga terutama orang tua pasti akan menentang."

"Gue harap Lo tak akan pernah menyesali keputusan yang telah Lo ambil."

Dimas dan Beverly keluar dari mobil bertepatan dengan Keenan yang juga baru keluar dari mobilnya.

Dimas dan Bie tersenyum dengan Keenan tapi cowok itu tak membalasnya, ia berjalan olah mereka tak saling kenal.

"Maafkan gue, Dim."

"Kenapa Lo yang minta maaf," ucap Dimas.

"Karena gue, Keenan juga musuhin Lo. Sebaiknya mulai besok Lo nggak usah jemput gue dan menjauhlah dari gue." Bie mengatakan dengan menunduk. Ia menahan air mata yang ingin keluar.

...........

Pelajaran pertama di mulai. Catherine yang datangnya telat tetap dipersilakan guru duduk. Tak akan ada yang berani menghukumnya karena ia salah satu anak pemegang saham di sekolah.

Bel tanda istirahat berbunyi. Keenan keluar kelas tanpa sedikitpun mau memandangi Bie.

"Bie, nggak ke kantin," tanya Catherine menghampiri Beverly.

"Duluan aja."

"Oke, Keenan udah menunggu gue. Besok sore gue traktir Lo. Semua Lo minta akan gue beliin. Terima kasih ya, karena Lo gue udah jadian kemarin sama Keenan. Gue sayang Lo." Catherine mengecup pipi Beverly sebelum keluar dari kelas.

Tanpa menunggu Bie bersuara Catherine udah keluar dari kelas. Tinggal Dimas dan Beverly.

"Lo nggak ke kantin?" tanya Dimas.

"Gue bawa bekal."

"Bekal Lo bisa buat nanti. Ke kantin aja sekarang."

"Gue masih kurang enak badan. Gue juga mau belajar. Lo aja yang ke kantin."

"Lo nggak apa-apa?"

"Maksud Lo."

"Lo bukannya menghindari Keenan dan Catherine,kan."

"Kenapa gue harus menghindar? Gue juga berharap mereka jadian. Lo ke kantin sana. Gue mau ke taman."

Beverly mengambil bekal dan buku. Ia berjalan meninggalkan Dimas sendirian. Beverly tak mu berlama-lama mengobrol dengan Dimas, karena ia tak akan bisa berbohong jika Dimas bertanya.

Sejujurnya Beverly memang menghindari Keenan. Ia masih belum siap bertemu cowok itu. Ia sadar semua yang telah dilakukan menyakiti cowok itu.

Beverly memilih duduk di bangku taman paling sudut. Ia ingin menyendiri. Dibukanya buku pelajaran.

Bekal yang dibawanya masih utuh di dalam tas. Hanya diletakkan disamping ia duduk. Walau buku ada ditangan, tapi pandangannya menerawang entah kemana.

Alex yang kebetulan ada di taman menghampirinya.

"Gue pikir Lo yang pacaran ama Keenan. Ternyata Catherine. Bahagia banget sahabat Lo itu. Dia mentraktir semua teman sekelas karena baru jadian sama Keenan. Tapi kenapa Lo malah menyendiri di sini. Lo tidak senang Cath pacaran dengan Keen? Lo juga suka Keenan?" ucap Alex dengan senyum mengejek.

"Bukan urusan Lo. Gue pasti senang sahabat gue jadian. Kami sudah merayakan. Lo nggak akan mengerti bagaimana persahabatan kami."

"Lo pikir gue tak tau apa yang terjadi. Lo sebenarnya juga suka Keenan tapi mengalah demi Cath. Sahabat yang baik, sayang Cath bukan sahabat yang peka. Masa tak tau jika Lo dan Keenan saling suka. Satu sekolahan aja tau kalian saling suka, makanya kaget ketika Cath mengatakan kalau ia pacaran dengan Keenan."

"Lo salah. Gue dan Keenan tidak pernah saling suka. Jangan memfitnah. Jika Cath dengar ia bisa salah paham."

"Terserah apa kata Lo. Gue bukan bodoh. Gue tau Lo dan Keenan sebenarnya telah jadian tapi putus karena Cath. Teruslah menjadi wanita bodoh, yang berpikir jika pengorbanan Lo akan dihargai. Kita lihat saja, sebentar lagi Cath pasti akan melupakan Lo."

Alex pergi meninggalkan Beverly sendirian lagi. Ia kembali melamun memikirkan ucapan Alex.

Nggak mungkin Cath akan melupakan persahabatan kami.

"Hai, melamun aja. Gue cari ke kelas tak ada."

Catherine menepuk bahu Beverly, membuat gadis itu kaget.

"Cath ...."

"Kenapa nggak ke kantin. Gue dan Keenan menunggu Lo tadi. Keen sini sebentar." Cath melambaikan tangan meminta Keenan mendekat. Keenan tampak terpaksa berjalan ke arah mereka.

"Bie, kami udah jadian. Gue dan Keenan ingin mengajak Lo serta Dimas makan malam bersama. Lo datang ya nanti malam ke restoran X, biar nanti gue minta Dimas jemput Lo."

"Selamat ya, Sayang. Gue pasti datang." Beverly memeluk Cath.

"Udah, ke kelas kita lagi," ajak Keenan.

"Oke. Lo mau ke kelas juga?" tanya Cath.

"Duluan aja. Gue mau makan."

"Baiklah, Sayang. Jangan suka menyendiri, nanti di culik cowok keren." Catherine mencubit hidung Bie pelan. Setelah itu pergi dengan menggenggam tangan Keenan, meninggalkan Bie sendiri di taman.

Bersambung

*********************

Bagaiamana perasaan Bie saat ini?. Bahagia atau sedih mendengar Cath telah pacaran dengan Keenan. Nantikan terus ya kelanjutan novel ini. Terima kasih.