NovelToon NovelToon
Suami Dadakan

Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Cintamanis / Duda / Tamat
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IPAK MUNTHE

Lanjutan dari Dokter Cantik Milik Ceo

Namanya Sahara Putri Baskara, ia adalah seorang dokter muda, memiliki paras cantik dan pesona yang begitu luar biasa. Namun sayang ia terpaksa harus menikah dengan mantan suami wanita yang sangat ia benci, demi membebaskan dirinya dari jerat hukum yang akan ia jalani.

"Kalau kau masih mau hidup bebas dan memakai jas putih mu itu maka kau harus menikah dengan ku!" ucap Brian dengan tegas pada wanita yang sudah menabrak dirinya.

"Tapi kita tidak saling mengenal tuan," kata Sasa berusaha bernegosiasi.

"Kalau begitu mari kita berkenalan," jawab Brian dengan santai.

Lalu bagaimanakah nasip pernikahan keduanya, Sasa setuju menikah dengan Brian karena takut di penjara. Sementara Brian menikahi Sasa hanya untuk menyelamatkan pernikahan mantan istrinya, karena Sasa menyukai suami dari mantan istrinya itu.

Hanya demi menebus kesalahannya, Brian mengambil resiko menikahi Sasa, wanita licik dan angkuh bahkan keduanya tak pernah saling mengenal.


---
21+

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IPAK MUNTHE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

"Mas sakit tangan aku," Sasa berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang di cengkram kuat oleh Brian.

"Heh.....berani ya kamu ngelunjak, jangan main-main dengan saya. Kamu pikir saya takut!" tutur Brian sambil menghempaskan tangan Sasa.

"Mas Brian, saya tidak takut dengan anda ya!" Sasa menatap Brian tidak kalah tajam, "Berani nyakitin saya. Saya teriak biar Ibu dengar!" tutur Sasa menyelesaikan ucapannya.

"Kamu berani dengan saya! Kamu mau saya jebloskan ke penjara!" kata Brian lagi ancaman yang paling di sukai Brian, sebab ia tau Sasa tak bisa berkutik setelah mengatakan itu.

"Apasih, udah nikah juga! Masih juga mau masukin ke penjara," kesal Sasa, rasanya ia merasa tak adil bukankah dengan ia menikahi Brian kini ia sudah bebas dari yang namanya penjara? Tapi kenapa malah jadi di ancam terus-menerus.

"Maka dari itu sopan sama saya, jangan kurang ajar!" ujar Brian kesal.

"Saya kurang sopan apa coba? Mas aja yang punya riwayat sakit jiwa dan perlu obat. Pantes Mas maksa buat nikah sama saya, alasannya biar saya bisa jadi psikiater gratisnya Mas selama 24 jam kan!" tutur Sasa kesal.

"Kamu pikir saya orang susah, sampek harus nyari psikiater gratis?" Brian tak habis pikir dengan wanita yang ada di hadapannya itu, bahkan hanya Sasa satu wanita yang berani berdebat dengannya.

"Iya!" jelas Sasa membenarkan ucapannya.

"Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Brian ingin Sasa memperjelas ucapannya.

"Yeeee, masih tanya bego apa tolol sih. Gimana nggak miskin coba? Mahar saya aja cuman seratus ribu, katanya CEO!" tutur Sasa.

Perkataan Sasa membuat Brian emosi, padahal Sasa hanya ingin melihat sejauh mana kesabaran Brian. Apakah Brian memiliki penyakit gangguan mental yang harus di perbaiki, agar tak mudah emosi setiap ada hal yang tak sesuai dengan keinginannya. Sasa merasa Brian memiliki suatu trauma hingga setiap berbicara ia selalu kasar, karena Brian berusaha untuk membuat dirinya lupa akan sesuatu kejadian yang pernah ia alami.

"Kamu......" Brian kembali mengebalkan tangannya dan kembali menatap Sasa.

"O, tidak bisa......Ib......" Sasa hampir berteriak tapi telapak tangan Brian sudah membejap mulutnya.

"Ck....Nggak usah panggil Ibu terus!" bisik Brian mengeratkan giginya.

Sasa tak mau kalah ia malah menggigit tangan Brian dengan sekuat tenaganya.

"Aaaaaa, sakit!" Brian dengan cepat melepaskan Sasa, tak lupa Sasa juga beberapa kali meloncat di atas kaki Brian, "Sakit," ucap Brian sambil mengelus kaki dan tangannya.

"Ck....saya lapar, jadi kalau mau ribut nanti ya, saya makan dulu. Berhadapan dengan manusia seperti anda saya butuh tenaga extra!" ucap Sasa lalu ia meminta tolong pada Art untuk menghangatkan makanan.

Sasa duduk di meja makan sambil menunggu makanannya selesai di hangatkan, sementara Brian sudah terlebih dahulu masuk ke kamar dengan merasa kaki dan tangannya yang sakit karena ulah Sasa. Selesai Sasa dengan makanannya, ia merasa mengantuk dengan berat hati ia harus kembali kekamar. Mau bagaimana lagi itu bukan rumahnya dan ia hanya menumpang saja, jadi ia tak berani tidur di kamar tamu apalagi tanpa ijin pemilik rumah.

CLEK.

Sasa membuka pintu dan melihat Brian sudah menatapnya tajam sambil duduk di sofa, Sasa memutar bola matanya dan melangkah masuk. Ia sudah terbiasa menghadapi pasien dengan gangguan jiwa, jadi ia menganggap Brian pun sama dan orang gangguan jiwa tak perlu di ambil pusing apa lagi di pedulikan.

"Heh, berani sekali kau menggigit ku!" ucap Brian.

"Nyebut Mas, Nyebut. Jangan marah-marah terus, nanti tekanan darah naik loh...." ucap Sasa sambil membaringkan dirinya di ranjang, ia sebenarnya tak mau tidur seranjang dengan Brian. Tapi bila Brian pindah ke ranjang ia akan segera pinda tidur di sofa. Dan benar saja beberapa saat kemudian Brian pindak tidur ke ranjang, dengan cepat Sasa turun dari ranjang membawa bantal lalu menidurkan tubuhnya di sofa.

"Hey.....kenapa tidur di sofa?" tanya Brian yang kesal, seharusnya ia yang menghindari Sasa tapi kenapa malas sebaliknya dan itu membuatnya merasa di hina.

"Malas saya tidur di dekat anda, anda selalu memarahi saya! Jangan benci saya, saya wanita Mas sama seperti Ibu kamu!" ucap Sasa memperingati Brian.

"Maksud kamu apa? Kamu menyindir saya?" Brian kembali lagi dengan mode emosi yang meledak-ledak tiba-tiba, Sasa jadi berpikir benar jika Brian memiliki gangguan mental mungkin karena trauma.

"Yeeee...sensi amat, kayak cewek lagi datang bulan aja," jawab Sasa.

"Heh mau kamu apa?" Brian bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Sasa, ia mencengkram dagu Sasa dengan kuat.

"Mas sakit...." Sasa berusaha melepaskan diri namun sangat sulit, tangan Brian tenaga Brian terlalu kuat.

"Jangan berani menjawab, berdebat atau membantah ku!" Brian menghempaskan Sasa begitu saja.

Sasa diam sambil mengelus dagunya, ia bangun dari sofa dan berniat pergi. Namun Brian menahan lengannya.

"Kau mau kemana? Mau mengadu?" tanya Brian.

"Saya mau pergi dari rumah ini, Mas kasar!" teriak Sasa kesal.

"Kau tidak boleh pergi tanpa seijin ku!" tutur Brian.

"Mas kasar sekali, sakit Mas lepas," ucap Sasa yang hampir menangis menahan sakit pada lengannya.

"Diam!" Brian melepaskan tangan Sasa dan mengunci pintu kamar.

"Mas bagaimana kalau kita buat perjanjian saja, kita menikah tapi kita tidak boleh saling mencampuri urusan satu sama lainnya. Dan kita juga tidak ada kontak fisik," ucap Sasa memberi penawaran pada Brian, karena ia tau Brian sangat kasar pada wanita dan Brian pun tak menyukainya. Jadi mungkin dengan ada perjanjian demikian ia tak akan tertekan.

"Tidak ada perjanjian, dan kenapa kau takut ada kontak fisik? Apa kau takut aku menyentuh mu? Apa kau takut aku tau kau tak suci lagi!" tandas Brian.

Sasa hanya diam saja tanpa menjawab, mau ia suci atau tidak bagi Sasa itu tak ada gunanya. Lagi pula Brian pun tak menginginkannya menurut Sasa mereka menikah hanya karena keterpaksaan keadaan, dan Sasa yakin Brian mencintai Anggia hingga rela menikahinya hanya demi melindungi pernikahan mantan istrinya itu karena sebuah rasa penyesalan saja.

"Apa penting aku masih suci atau tidak?" tanya Sasa.

"Tidak juga, karena aku sama sekali tak tertarik pada mu!" jawab Brian ketus.

"Em.....Baiklah, aku besok harus bekerja dan aku mau tidur dulu, selamat malam," kata Sasa lalu memejamkan mata, setelah kenyang makan ia sangat mengantuk dan berdebat dengan Brian hanya membuatnya lelah. Jadi lebih baik ia tidur dengan lelap untuk menyiapkan energi, kalau pun Brian mengajaknya besok bertengkar maka ia sudah siap.

1
cetom😘😘
profesi torr
nissa
dasar nenek2 hehe
nissa
bagus banget nama nya
nissa
woi belum mandi itu si lila nya
nissa
duh bahagia nya yang sudah belah duren
nissa
hehe, si rendi jadi ke pingin juga tu
nissa
haha, salah lho sendiri mo nyerein lila
nissa
kok ciut nyali si rendi hehe
nissa
hehe ada yang lagi merayu
nissa
la kan lila sendiri yang pingin cerai
nissa
sabar ren jangan emosi, awas naik ke ubun2 lho
nissa
haha, dasar si banci bikin si brian takut aja hehe
nissa
ya ela
nissa
rasain lho kena kerjain brian hehe
nissa
rendi sama aja dengan brian maksa hehe
nissa
bar bar bener si lila hehe
nissa
bener tuh
nissa
waduh, kok gak ada yang nolongin sasa ya
nissa
enak bener jadi istri nya boss, minta ini itu di beliin baik banget deh si brian
nissa
ehem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!