TAK KUSANGKAH, AKU AKAN JATUH CINTA PADA SICULUN ITU.
Itulah yang menggambarkan, apa yang dirasakan oleh seorang milionare kaya, Zain Pratama.
Penghianatan yang dilakukan mantan kekasihnya Clara, membuat Zain berniat membalas rasa sakit hatinya, dengan menikahi adik angkat dari Clara, Ariana.
Tak disangka cinta tumbuh dihati seorang Zain. Tanpa mengakui perasaannya diam-diam, dia begitu mencintai istrinya. Lika-liku kehidupan berumah tangga mereka dimulai, dengan Clara yang ingin kembali pada mantan kekasihnya.
Jebakan yang dibuat Clara, pada Ariana? membuat Zain menggugat cerai istrinya, hingga rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian, disaat Ariana tengah mengandung.
Berpisah bertahun-tahun, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Dengan Ariana sudah menjadi perancang kelas dunia, dan Zain sudah memiliki seorang kekasih. Ikuti kisahnya, bagaimana takdir mempersatukan cinta mereka kembali.
Dan nantikan juga penyesalam seorang Celine, yang tidak menyangkah Ariana adalah, anak yang dia cari selama ini.
IG.Popy_ yanni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon popyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siksaan.
Mendengar kalau wanita yang berada didepanya, adalah istri dari Tuanmudanya, Ani langsung menghampiri, dan berkenalan dengan wanita itu.
"Kenalkan saya Ani, kepala pelayan dirumah ini." Ucap Ani, memperkenalkan diri pada Ariana seraya mengulurkan tangannya.
Membalas uluran tangan wanita paruhbaya itu, dengan senyuman kecil.
"kenalkan aku Ariana, Bibi?! biasa akrab disapa Araa." jawabnya, dengan membalas uluran tangan wanita paruhbaya itu.
Setelah perkenalan dengan para pelayan selesai, Ariana dan Adam segera berlalu kelantai tiga, dimana kamar suaminya berada.
Pintu terbuka, dan mendapati kamar yang begitu besar, dan mewah.
"Ayo masuk, Nona?! ajak Adam, pada gadis berkacamata itu."
Melangkahkan kaki kedalam kamar, dan dia begitu tertegun, saat menjumpai kamar yang kemewahannya, seperti kamar hotel bintang lima.
"Kamarnya benar-benar mewah, dalam hidupku, aku tidak pernah memasuki kamar semewah ini. Kak Clara betul'-betul beruntung, dicintai laki-laki kaya seperti Tuan Zain" Bathinya, dengan terus memandang seisi kamar.
"Ayo Nona?! aku antarkan anda keruang ganti sekarang, untuk menyimpan pakaian anda." Ucap Adam, yang mengejutkan Araa dari lamunannya.
"Baiklah." Jawabnya, dengan mengikuti langkah kakim sekretaris itu, menuju ruang ganti.
pintu terbuka, dan menampilkan banyak lemari yang berjejer rapi. Tatapan matanya teralihkan menatap Jam tangan, yang tersimpan pada sebuah etalase kecil.
"Setauku, jam tangan semewah ini sangatlah mahal. Bahkan harganya saja, bisa mencapai miliaran rupiah." Bathin Araa, dengan terus menatap koleksi jam tangan milik Zain.
Ariana menghampiri sebuah lemari, yang terletak disudut ruangan, dan saat dia akan membukanya dengan cepat, Adam mencekal tangannya, yang membuat gadis itu begitu terkejut.
"Kenapa sekretaris, Adam? aku ingin memasukan pakaianku didalam lemari ini, apakah ada yang salah?!" Bertanya, dengan nada penasaran.
'Maafkan saya Nona?! anda tidak diijinkan untuk memakai lemari-lemari disini. Dan ini sesuai perintah Tuan Zain."
"Kenapa? Kenapa tidak boleh?"Bertanya, dengan menatap penasaran Adam.
"Saya tidak mengetahui pasti alasannya, Nona?! Karena saya hanya menjalankan perintah Tuan." Jawabnya, tegas.
"Memangnya kenapa? kalau saya memakai lemari-lemari ini."
"Saya tidak tau pasti Nona?! saya hanya menjalankan perintah Tuanmuda."
"Jadi saya harus menaruh pakaian saya dimana, tidak mungkinkan saya menaruh pakaian saya ditas ini terus?"
"Disana, dilemari itu." Jawabnya, dengan memalingkan wajahnya pada sebuah lemari kecil, yang terlihat begitu sederhana.
Ariana begitu terkejut dengan apa yang dia lihat, dia mendapati sebuah lemari kecil, yang begitu sederhana, dan begitu kecil.
"Kau serius Adam?! Kau sedang tidak bercandakan?!" Bertanya, memastikan.
"Iya saya sangat serius, Nona?!"
Raut wajahnya berubah pucat, menelan salivanya serasa berat ditenggorokan, saat mendengar apa yang dikatakan Adam.
"Ternyata dia benar-benar membuktikan ucapannya, aku tidak tau siksaan apa yang akan aku jalani dirumah ini." Bathinnya, dengan keresahan yang mulai melanda.
"Terima kasih sekretaris Adam, aku akan menyimpan pakaianku sekarang, dilemari itu."
"Baiklah Nona, kalau begitu saya permisi dulu. Dan sedikit lagi, Tuan akan segera pulang."
"Baiklah." Jawabnya, pelan.
Setelah perginya Adam, Ariana lansung menghampiri lemari kecil, yang terlihat begitu sederhana.
"Bahkan lemari pelayan dirumahku saja, masih jauh lebih bagus. Tuhan.., semoga saja aku bisa melewati pernikahan yang penuh kepalsuan ini, karena sesunguhnya aku sudah tidak kuat."
Saat pakaiannya sudah tersusun rapi didalam lemari, Ariana segera menghampiri kamar mandi, guna membersikan diri dari aktifitas yang begitu melelahkan.
Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, kurang lebih delapan belas menit,dia segera berlalu keluar, dan menggunakan pakaian yang sudah dia siapkan. Tatapan matanya teralihkan pada sofa panjang, dan memutuskan untuk tidur dikursi itu, Setelah mengambil bantal, dan sebuah selimut berbulu domba, pada pada ranjang milik Zain.
Tatapan matanya menerawang menatap langit-langit kamar, dan berharap semoga semuanya hanyalah mimpi. Dan jika nyata, semoga dia sanggup melewatinya.
"AKu berharap semoga yang terjadi hanyalah mimpi, dan jika itu nyata, semoga aku kuat menghadapinya."
*****
Sebuah mobil melaju, memasuki rumah mewah itu.
Turun dari mobil, dan langsung melangkah menuju kamarnya, yang berada dilantai tiga.
langkahnya terasa begitu gontai, dan masih teringat dengan jelas kemesraan jason, dan mantan kekasihnya Clara diresepsi pernikahannya, yang membuat Amarah lelaki tampan itu semakin membuncah.
Membuka pintu kamar, dan mendapati Ariana tampak tertidur begitu pulas. Seketika kemarahan terlihat jelas, diwajah lelaki tampan itu. Menghampiri istrinya, dan menarik selimut yang membalut tubuh Ariana dengan sangat kasar. Langsung terjaga dari tidurnya, dan memaksakan diri untuk membuka mata, dari rasa kantuk yang masih mendera.
"Tuan..?!" Seraya mengucek-ngucek matanya, dan beranjak dari sofa panjang itu.
"Siapa yang mengijikanmu untuk tidur disini?!" Tanyanya dengan suara datar, dan dengan sorot mata membunuh menatap gadis itu.
"Maksud Tuan, Apa?"Bertanya, dengan raut wajah yang sudah berubah pucat.
Tanpa menjawab, Zain langsung menarik tangan Ariana dengan kasar, dan menghempaskan kelantai dengan, hingga membuat wanita itu mengadu kesakitan.
"Tuan, maafkan saya. Saya tidur disofa itu, karena tidak tau harus tidur dimana."Ucapnya, dengan airmata sudah membasahi pipinya, seraya berjalan ngesot kebelakang, saat Willi semakin mendekat kearahnya.
Memegang rahang gadis itu dengan kasar, yang membuat Araa meringis kesakitan.
"Tu..Tuan, aku mohon tolong lepaskan, ini sakit...?!" Pintanya penuh harap, dengan airmata sudah kembali membasahi pipinya.
"Mulai sekarang, kau akan membayar semua perbuatan kakakmu." Dengan tatapan yang begitu menghunus, menatap Araa.
"Kenapa harus saya Tuan?! Kenapa harus saya?! jika anda masih mencintai kakakku, kenapa tidak perjuangkan kembali cintanya. Dan kenapa harus aku, yang membayar semua penghianatan yang dilakukan Kakakku padamu." Ucapnya, menangis.
"Karena aku, sangat suka menyiksamu." Jawabnya, dengan langsung menampar keras pipi Ariana.