wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.
"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.
wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.
"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.
" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.
"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan pulang sendiri
"ATHERA...! " teriak Sandra yang di tarik oleh Gani, Gani merasakan betapa dinginnya dan gemetarnya tangan Sandra, Sandra menatap Gani dengan memelas agar di lepaskan.
"Lepasin Sandra!" bentak Athera, mereka menjadi pusat perhatian.
eh-eh itu kenapa?
Kayaknya Samuel ngak ada kerjaan lain deh, dia kan bentar lagi mau skripsi, kok bisa-bisanya sih ganggu Athera sama Sandra.
Iya mereka kayak ngak ada kerjaan aja.
Jangan salah, gue juga pernah gadi gangguin anjir, di lorong kosong, untung aja mereka ngak niat perkaos gue.
Hah serius, ih, serem banget walaupun cuman bercanda.
Samuel sama sekali tak mengindahkan kata-kata yang di lontarkan sebagian orang, ia maju ke depan akan menyentuh pipi Athera.
Namun belum sempat Athera di sentuh, Bima tiba-tiba datang dan berdiri di antara Samuel dan Athera, tentunya Athera terkejut, ia menatap punggung kokoh milik Bima.
"Samuel kamu di panggil oleh pak bagas, silahkan menuju ruangannya," katanya datar.
Samuel menekan lidahnya di pipi, dan berlalu pergi, Gani melepaskan tangan Sandra, dan pergi juga bersama yang lain.
"makasih pak, udah bantuin kita,"ucapnya dengan suara gemetar, mata Sandra bahkan sudah berambun air mata.
"Sama-sama, mari saya antar pulang," mereka mengikuti Bima berjalan menuju ke arah parkiran.
sedangkan disisi lain, Samuel bersama teman-teman nya.
satu persatu, suara tamparan begitu keras dan menggema di ruangan yang megah ini, mereka ber 3 hanya menunduk, sedangkan Dimas ia hanya duduk di sofa.
"kenapa kalian melakukan hal bodoh di depan banyak orang!" bentak Bagas.
"Bang gue_"ucapan Samuel menggantung saat sebuah tamparan kembali menghantam pipinya, rasa kebas, perih, menjadi satu, membuatnya meringis kecil.
"saya bukan abang kamu, kalau kita di kampus, paham!" bentak Bagas, dirinya mendengus, ia benar-benar kehilangan kendali saat Bima melaporkan apa yang di lakukan Samuel, dan ia melihatnya sendiri tadi.
"Seandainya saja, kamu melanjutkan niat kamu tadi, kamu benar-benar menghancurkan nama baik, keluarga suyono!"tunjuknya di depan wajah Samuel, ia juga menekan-nekan telunjuknya di dahi Samuel, kini Bagas beralih menatap dua orang yang paling ia percaya, " dan kalian Gani, Cries, bukankah saya sudah bilang, kalau dia ada ide gila, cegah, jangan di biarin!"
Mereka berdua hanya diam, karena mereka tahu, membela diri itu, percuma, bila berhadapan dengan keturunan Suyono.
Mereka merasa iri pada Dimas yang tak pernah di hukum sama sekali, padahal dia juga tahu bahwa mereka tak pernah setuju dengan rencana Samuel.
"keluar lah, dan jangan membuat masalah lagi," katanya dengan tegas.
mereka keluar, tapi Gani berhenti di ambang pintu, "Dimas lo ngak keluar?" Dimas menatap Bagas.
"Dia akan diam disini bersama saya, kami punya urusan penting, kalian keluar lah,"titahnya tak mau di bantah.
mereka selalu mendengar kata keramat yang selalu di ucapkan oleh Bagas, kami punya urusan penting, mereka keluar dari ruangan itu.
mereka berjalan di lorong yang sepi, "El, lo ngerasa ngak sih, abang lo aneh banget," ujar Cries.
"iya, entah kenapa setiap dimas masuk ke ruangannya, pasti kita yang disuruh keluar,dan dimas selalu diam disana, bahkan dia tahu kami tidak pernah setuju dengan ide lo, tapi anehnya hanya kami berdua yang disalahkan,"sahut Bima heran.
" ngak usah heran, lagian kita kenal dimas, juga lewat abang gue, gue bahkan udah ngerasa aneh, sejak kita di kenalin Sama dimas, dan di suruh jadi temannya,"imbuh Samuel.
karena memang mereka mengenal Dimas dari Bagas, dan Bagas memaksa Samuel untuk memasukkan Dimas di geng mereka.
"Lo... ngak mau apa, selidiki ini El, sumpah gue udah ngak kuat di tampar terus sama abang lo," kata Cries di angguki Gani.
Samuel diam saja,"gue ngak berani, sorry, gue emang pengecut, apalagi kasus abang gue yang udah di tutupin itu, benar-benar mengerikan, kalian berdua kan tahu, kalau sampai dia tahu, kita nyelidikin dia, dia pasti bakalan lakuin apapun ke kita, ngak peduli gue adiknya atau nggak,"kata Samuel dengan lemas.
Gani dan Cries menepuk bahu Samuel, "El, lo tenang aja, kita bakalan setia kok sama lo," kata Gani merangkul Samuel bersama Cries.
"makasih ya, kalian udah ada hidup gue, dan datang lebih awal, sebelum gue putus asa sama kehidupan gue,"ucapnya seraya membalas rangkulan mereka.
mereka tertawa dan akan langsung menuju tempat, untuk menghibur hati mereka.
******
di mobil, Athera duduk bersama Sandra yang menjadikan pundaknya sebagai sandaran, "pak boleh nanya ngak?" tanya Sandra, pada Bima yang menjadi sopir mereka hari ini.
"apa,"
"hmm, bapak kayaknya kenal banget sama Samuel, apa dia orang yang berpengaruh pak?" tanya Sandra hati-hati.
sedangkan Athera, hanya diam saja, "ya, saya kenal Samuel, tapi tidak dekat dengannya, dia Adik rekan saya, Namanya Bagas suyono," jawabnya seadanya.
"pantes dia berani banget, ternyata ada orang dalamnya," gumam Sandra.
"Bagas bukan orang seperti itu, saya yakin, dia juga meminta saya memanggil adiknya, pasti untuk memberinya pelajaran,"pungkasnya.
" tapi yang paling mencurigakan itu, pria yang memakai kaca mata dan bertubuh kurus itu," cetus Athera tiba-tiba.
"apa yang membuat kamu curiga?" tanya Bima melirik ke arah spion.
"ya... dia aneh, tatapannya, gerak geriknya, seperti pria tidak normal,"jawab Athena.
" tapi yang paling mengerikan, adalah pria yang bertubuh besar dan kekar itu,"imbuh Sandra, merinding membayangkan wajah garang Gani.
"tapi pria itu sepertinya, tidak berniat buruk,"pungkasnya.
"entahlah, mau dia berniat buruk atau tidak, dia tetap menyeramkan," ujarnya seraya mengeluh bahunya.
Bima diam saja, menyimak pembicaraan keduanya.
******
"Nessa, tadi lo sama Athera ngapain kok, kayaknya kalian kayak habis berantem?" tanya temannya kita panggil dinda.
"emang, dia itu kegatelan sama pak Bima," jawabnya dengan kesal.
"kegatelan?"
"iya dinda, dia kegatelan, masak gue yang jatuh ngak di tangkap sih, sama pak Bima, sedangkan Athera di tangkap, sama dia," serunya dengan wajah kesal.
"itu sih pak Bima nya, yang gatel bukan Athera," sahutnya jujur.
"kok lo belain Athera sih, udah ah, males gue sama lo," ketusnya meninggalkan dinda seorang diri di belakang nya.
"yee gue kan jujur ya, aneh," gumamnya, "Farel gue nebeng yah," yang langsung di angguki Farel, mereka pergi dari kampus.
sedangkan Nessa malah berjalan tanpa arah, dan ngedumel terus, "apaansih, kok dia belain Athera, harusnya gue dong," ia berhenti berjalan, melihat sekitar, dimana hanya dirinya, tak ada orang, "kok gue kesini sih, harusnya gue ke parkiran,"kesalnya pada dirinya sendiri.
ia berbalik, Tiba-tiba penglihatannya jadi gelap, " woii apa-apaan Nih," kesalnya membuka penutup kepalanya, matanya melotot, "Lo... Hmmmmm," Nessa mengis ia memberontak.
Hai para readers yang baik, mohon dukungannya ya, dengan cara like, vote, dan kasih bintang lima🙏🤗
