NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:572
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 8 - Perasaan yang tak Kunjung Hilang

[22 September — 2015]

[•] Kamar Apartemen Minamoto Haruki

*POV Haruki

Ketika aku hendak membuka pintu untuk pergi ke minimarket tempat aku kerja paruh waktu.

Aku terbawa ke dalam ruangan putih sejauh mata memandang. Serta, Sakura yang telah meninggal di masa depan, kini muncul di hadapanku.

"Lama tidak bertemu ya, Haruki-kun," ucapnya sambil tersenyum.

"Kenapa kamu baru muncul kembali setelah sekian lamanya, Sakura? apa tujuanmu memunculkan dirimu di depanku saat ini?"

Aku bertanya padanya, namun dia tidak menunjukkan reaksi sama sekali. Dia hanya menunjukkan senyum yang tak memiliki arti.

"Nee, Haruki-kun... apa kamu masih ingat apa yang aku katakan pada saat kita bertemu sebelumnya?"

Yang dia katakan pada saat bertemu sebelumnya?

"Aku masih mengingatnya, Sakura... kenapa kamu bertanya?"

Beberapa saat setelah aku bertanya, dia tersenyum tipis dengan tatapan yang tertuju pada mataku. Kemudian dia berbicara dengan suara kecil.

"Sebentar lagi saatnya tiba... Haruki-kun."

Sebentar lagi saatnya tiba. Saat mendengar kalimat itu, semua percakapan yang kami lakukan di pertemuan sebelumnya, berkelibat dengan cepat di dalam pikiranku.

Mataku membelalak, "Ah... sekarang aku mengerti maksud dari perkataannya waktu itu," batinku.

[20 April — 2015]

Pada malam hari itu, tepat satu minggu setelah aku kembali ke masa lalu ini. Aku bertemu kembali dengannya di dalam mimpi.

Pada saat itu, masih banyak sekali bayang-bayang masa lalu yang berkelibat di dalam kepalaku. Sehingga aku tidak dapat mencerna semua perkataannya waktu itu.

"Kenapa kamu muncul di dalam mimpiku, Sakura?" tanyaku.

Dia menunduk sambil tersenyum pahit. Dengan suara lembut dia menjawab pertanyaanku.

"Karena masih ada hal yang harus aku lakukan, Haruki-kun."

"Apa hal yang harus kamu lakukan itu, Sakura?"

Saat aku bertanya, Sakura kembali mengangkat kepalanya. Setelah itu, dia menjawab.

"Karena masih ada hal yang tidak kamu ketahui, Haruki-kun... lagi pula, aku masih memiliki banyak rahasia yang tidak kamu ketahui, Haruki-kun."

Aku memiringkan kepalaku, bingung akan maksud dari ucapannya.

"Rahasia? apa yang kamu maksud, Sakura?"

Dia menutup matanya, lalu menundukkan kepala sambil tersenyum tipis. Sakura pun menjawab.

"Aku tak bisa memberitahumu, Haruki-kun... karena 'dia' ingin kamu mengetahuinya sendiri... "

Tepat setelah mengatakan itu, Sakura menghilang dan aku pun terbangun dari tidurku di tengah malam dengan tersentak.

"Apa maksudnya?"

Aku terbangun dengan perasaan bingung, sampai melupakan kalimat terakhir yang dia katakan.

[22 September — 2015]

Dan sekarang, aku mengerti maksud dari ucapannya waktu itu.

"Hanya itu yang ingin aku katakan padamu, Haruki-kun... " ucapnya, tubuhnya mulai menghilang menjadi butiran cahaya.

Tepat setelah aku mengingatnya, kenapa kau malah ingin pergi lagi, Sakura?

"Sakura!" aku memanggilnya.

Dia mengangkat kepalanya. "Hm?! ada apa, Haruki-kun?"

Selagi dia belum menghilang sepenuhnya, ada yang ingin aku tanyakan padanya.

"Siapa 'dia' yang kamu maksud di pertemuan sebelumnya, Sakura?!"

Dia tersenyum memiringkan kepalanya. "Akan ada seseorang yang memberitahumu, Haruki-kun," jawabnya, tubuh bagian atasnya mulai menghilang.

"Kapan itu terjadi, Sakura?!"

Dengan kepala yang masih belum berubah menjadi butiran cahaya, dia menjawab pertanyaanku dengan singkat.

"Festival sekolah, Haruki-kun... "

Tepat setelah menjawab, dia menghilang sepenuhnya dan aku pun kembali ke apartemenku.

"Festival... Sekolah?!"

Dengan pertanyaan yang masih terus berputar di dalam pikiranku, aku pun membuka pintu kamarku dan pergi keluar untuk kerja paruh waktu.

Dengan perasaan itu, aku menjalani pekerjaanku dengan kurang fokus.

* * *

[23 September — 2015]

[•] SMA Hoshizora

•Kantin

*POV Megumi

Saat ini, aku, Haruki, Sakura, dan Hana, sedang makan bersama di jam istirahat di kantin.

"Nee, Megumi," Hana memanggilku, tangannya sedang menyendok nasi goreng yang dia pesan.

"Ada apa, Hana-san?"

"Sudah sejauh mana persiapanmu untuk kontes saat festival nanti, Megumi?"

Sambil tersenyum pahit, aku menjawab. "Belum ada perkembangan sama sekali, Hana-san."

Pastinya belum ada perkembangan... Yoshino-san selalu menolak saat aku ajak bertemu untuk membahasnya.

Hana mengangguk kecil, "Oh, begitu ya."

"Yang semangat ya, Megumi-chan!" Sakura tersenyum menyemangatiku.

Aku membalas senyumannya. "Terima kasih, Sakura."

Ketika aku mengobrol dengan Sakura dan Hana, sesekali aku melirik ke arah Haruki.

Setiap aku melirik ke arahnya, Haruki terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Bahkan makanannya masih belum disentuh dari tadi.

"Nee, Haruki!"

Haruki tersentak dan kemudian menoleh. "Ada apa, Megumi?"

"Kamu sedang memikirkan apa dari tadi? sampai kamu tidak menyentuh makananmu."

Haruki langsung menunduk dan melihat makanan yang dia pesan. Tak lama setelahnya, dia mengambil suapan pertamanya.

Sepertinya dia memang sedang memikirkan sesuatu...

•Ruang kelas 3-C

Selain di kantin, Haruki juga sering melamun di dalam kelas. Beberapa kali aku menoleh dan melihatnya seperti itu.

Pasti ada yang aneh dengan dirinya hari ini!

Kriingg!! bel pulang berbunyi. Aku datang menghampiri meja Haruki—dia menopang pipi dengan kepalan tangannya sambil melihat keluar jendela.

"Nee, Haruki!"

Haruki menunjukkan reaksi terkejut dengan menaikkan pundaknya tiba-tiba, kemudian dia menoleh.

"Ada apa, Megumi?"

"Apa kamu tadi mendengar bel pulang, Haruki?!"

Dengan bibir terbuka, Haruki berkata "Hah?!"

Melihatnya termenung dalam waktu lama, membuatku semakin khawatir akan beban pikirannya saat ini.

"Ayo kita pulang bersama seperti biasanya, Haruki!"

•Beberapa menit kemudian...

[•] Perjalanan pulang

Saat ini, aku dan Haruki sedang berjalan pulang bersama. Haruki berjalan di sebelah kananku.

Aku menoleh, "Apa yang sedang kamu pikirkan dari tadi, Haruki?"

"Megumi... " Haruki memanggilku dengan lembut.

"Hm, ada apa, Haruki?"

Haruki menghentikan langkahnya tepat setelah aku bertanya. Kepalanya menunduk dengan pandangan lurus ke bawah.

"Maaf karena membuatmu mengkhawatirkanku, Megumi. Sekarang kamu tak perlu mengkhawatirkanku lagi, Megumi."

Meskipun Haruki sendiri yang mengatakan itu, rasa khawatirku tak hilang sepenuhnya. Yang harus aku katakan saat ini adalah...

"Nee, Haruki."

Haruki mengangkat kepalanya, menatapku dengan bibir terbuka.

Aku mengambil beberapa langkah ke depan dan kemudian berbalik melihat Haruki.

"Aku tak tahu apa beban pikiranmu, Haruki... tapi, aku tidak ingin melihatmu diam terpaku memikirkannya. Jadi... tersenyumlah, Haruki."

Mata Haruki berbinar melihatku, tak lama setelahnya, dia pun tersenyum.

"Terima kasih, Megumi. Karenamu, aku jadi lebih tenang sekarang."

Tepat setelah Haruki mengatakan itu, angin kencang mengibaskan rambutku, jantungku berdegup sangat kencang.

Eh... tunggu... bukankah sudah aku buang perasaan ini. Kenapa malah muncul kembali?

Glek. Aku menelan ludahku. Wajahku perlahan memerah.

Sementara itu, Haruki memandangiku dengan bingung.

"Kamu kenapa, Megumi? wajahmu merah loh!"

Haruki berjalan mendekatiku, jantungku semakin kencang berdegup saat dia mendekat.

Aku mengarahkan tanganku ke depan, menjauhkan Haruki dari pandanganku.

"Aku t-tidak apa-apa, Haruki."

Haruki menghela napas lega, "Ah... baguslah kalau kamu baik-baik, Megumi."

Justru saat ini aku sedang tidak baik-baik saja, Haruki!! Aku ingin secepatnya menjauh darimu untuk sementara!!

"A-ah... a-aku duluan ya, Haruki."

Haruki tersenyum mengangguk, "Kalau begitu, sampai ketemu besok, Megumi."

"S-sampai ketemu besok juga, Haruki."

Setelah mengatakan itu, aku langsung berbalik dan mengambil langkah seribu untuk menjauh dari Haruki dan pulang ke rumah.

•Beberapa menit kemudian...

[•] Kediaman Keluarga Kamihara

Saat sampai di rumah, aku langsung masuk dan cepat-cepat melepas sepatuku, lalu berlari ke kamarku dan langsung melompat ke kasur.

•Kamar

"Ah... betapa bodohnya aku. Sampai kembali mengingat perasaan itu!!"

Padahal sudah lama sekali aku membuang perasaan ini sejak liburan musim panas itu.

Namun kenapa aku bisa merasakannya kembali?

Sepertinya benar yang dikatakan oleh banyak orang ya...

Kalau kita pernah memendam rasa cinta yang begitu besar, lalu memutuskan untuk melupakannya. Perasaan itu tidak akan hilang dengan mudah.

"Ah... apakah aku harus bolos sekolah besok?"

Maaf ya, Haruki... aku kembali melarikan diri darimu.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!