Menikah dengan pria yang dicintai merupakan impian setiap wanita. Begitu pun dengan ku,bisa menikahi pria yang tak hanya kucinta,tetapi juga rupawan dan tentu baik hatinya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ku. Ditambah mertua dan ipar dan keluarga suami begitu menyayangi ku.Tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Hal itu berawal di saat aku memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi yang gak sengaja aku temukan di pabrik tempat aku bekerja. Suami,mertua,ipar dan semua keluarga nya menentang,yang katanya asal usul bayi itu tidak jelas.
"Kamu itu gimana sih,kok bisa-bisanya adopsi bayi itu tanpa persetujuan kami ? Gimana kalau bayi itu hasil dari hubungan gelap ? Asal usul nya gak jelas,bisa saja kan bayi itu hasil hubungan gelap,karena tak diinginkan makanya dibuang ,lah kamu malah pungut tuh bayi haram !" Ujar ibu mertuaku dengan kesal.
Sebagian cerita ini aku ambil dari kisah nyata dari beberapa narasumber di sekitar ku juga sebagian ada kisah ku juga.Jangan lupa like dan komen ya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Cukup lama aku berdiam diri memperhatikan Mas Danu bersama wanita lain dibalik layar monitor yang menampilkan rekaman cctv. Kedua mataku sudah terasa panas dan penglihatan pun buram , hatiku seakan diiris-iris sakit sekali rasanya. Aku yakin diantara Mas Danu dan perempuan itu ada apa-apanya,jika tidak mana mungkin mereka terus berpegangan tangan dan malah saling suap-suapan segala. Sasa yang selalu setia di sampingku menyentuh tangan ku. Aku menoleh ke arah nya.
"Kita labrak mereka ! Bikin mereka malu sekalian !" Ucap nya berapi-api. Saat ini kami berdua sudah berada di ruangan Sasa.
Sasa menarik ku mengajak ku melabrak mereka,namun aku tahan.
"Kenapa ?" Kening Sasa berkerut menatap ku kebingungan.
"Aku ada rencana lain " Ucap ku dengan nada bergetar
"Apa ?" tanya nya penasaran
"Nanti aku jelaskan. Yang pasti aku ingin mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan Mas Danu terlebih dahulu. Setelah itu baru aku bertindak " Jawab ku sambil berusaha keras agar air mata ku tak jatuh.
"Nangis,nangis aja kali gak usah ditahan gitu. Jadi jelek ,tuh lubang hidung kamu kembang kempis gitu " Ah elah , makhluk jomblo ini malah ngeledek. Tapi baguslah biar aku tidak terlalu terbawa suasana.
"Apa sih ? Malah ngeledek !" Ucap ku seraya menepuk pundak nya,yang seketika teman ku ini mengaduh kesakitan. Mungkin aku yang terlalu kekencangan menepuk pundaknya.
"Gila ! Kesal sih kesal ,masa aku yang jadi pelampiasan! Sakit tau...!" Sasa nampak kesal
"Maaf,gak sengaja " Ucap ku
"Gak sengaja tapi geplak nya niat banget"
"Apa rencana kamu ?" tanya nya kemudian
Aku terdiam,memikirkan kembali dengan apa yang akan aku lakukan itu sudah benar atau belum.
"Malah bengong !" Seru Sasa mencebik
"Nanti aku kasih tahu. Sekarang aku minta nomor hape om kamu yang pengacara itu !" Pinta ku dengan nada lemas.
"Memang nya kamu mau apa ,pake pengacara segala? Kamu mau gugat suami kamu?" Aku menghela panjang
"Gugat cerai maksudnya?" tanya nya lagi
"Aku udah capek Sa,mungkin ini jawaban atas semua doa-doa ku. Meski perceraian dibenci Allah mungkin ini cara satu-satunya biar aku terbebas dari mereka. Dan Mas Danu...apa yang bisa aku harapkan lagi dari nya ?" Lirih ku
"Kesabaran ku selama ini seakan menguap begitu saja. Padahal selama ini aku selalu berdoa dan berharap semoga Mas Danu terutama keluarga nya bisa kembali baik seperti dulu,dan Allah lembutkan hati mereka. Tapi setelah apa yang aku lihat barusan,aku tidak yakin kedepan nya akan baik-baik saja" Lanjut ku
"Dan mungkin ,ini jalan nya" Lanjutku dalam hati
"Semangat ya,aku dukung dan doain kamu terus ,semoga kamu bisa meraih kembali kebahagian mu" Ucap Sasa sambil mengusap bahuku
"Terima kasih ya,kamu memang sahabat aku paling baik " Ucap ku lalu memeluk nya erat
"Etdah...makasih sih makasih tapi meluknya jangan kenceng-kenceng dong ,engap gak bisa nafas !" Seru Sasa
"Hehehe...." Aku hanya nyengir saja.
"Ya udah kalau gitu,aku pulang! Aku akan hubungi om kamu begitu sampai di rumah " ucap ku,tak perduli lagi dengan dua makhluk yang masih bermesraan di salah satu sudut kafe ku.
"Lah itu bagaimana ? Kamu biarin begitu saja ?" Tanya Sasa menunjuk ke luar
"Huuuufffttthhh,....ya,biarkan saja,biarkan mereka merajut cinta mereka dengan tenang sebelum badai yang akan menghantam mereka " Ucap ku yang langsung dibalas dua jempol darinya
"Nanti kamu kirim screenshot gambar mereka ,berikut rekaman nya juga" Ucap ku lali beranjak
"Ok,siap ! Kamu hati-hati di jalan. Ingat jangan ngelamun nanti nabrak " Peringat Sasa
"Iya,ya udah aku pulang sekarang " Aku pun segera pergi lewat pintu belakang.
Ku lambatkan laju motor hingga akhirnya menepi ketika sampai di jambatan. Aku lantas turun dari motor. Niat ku menenangkan sebentar pikiran ku yang terus terbayang kelakuan suami ku tadi.
Ya Allah,...sakit sekali rasanya. Seperti ditusuk-tusuk jarum,di sayat-sayat silet. Hancur sudah impian untuk tetap bersama berumah tangga dengan nya. impian yang pernah kita ukir bersama dalam janji suci pernikahan. Aku masih ingat dengan jelas saat-saat dia malamar ku dulu. Begitu romantis dan disaksikan banyak orang.
Tetapi kini semuanya sirna begitu saja. Tak sangka cinta nya sedangkal itu padaku. Tapi aku juga tidak mungkin menyalahkan nya atas penghianatan nya. Karena mungkin saja ada kesalahan ku yang membuat nya berpaling begitu mudah. Huuffftthhhh....
Lagi-lagi aku menghela nafas panjang,namun seketika aku terhenyak saat seseorang tiba-tiba lengan ku ditarik seseorang. Aku yang tak siap akhirnya terjatuh.
Brugghh'
Namun kening ku berkerut,merasa aneh dengan apa yang sudah terjadi.
"Kenapa aku jatuh tapi tak sakit ? Lalu kenapa ada aroma harum minyak wangi yang begitu menenangkan ? Aku jadi merasa...nyaman " Pikir ku
"Hey... sebegitu nyaman kah sampai tidak mau beranjak ?" Aku terkesiap saat sebuah suara berbariton tegas menginterupsi pendengaran ku.
Ku buka mata ku,dan betapa terkejut nya aku ketika aku mendapati seorang pria berada di bawah ku,lebih tepat nya aku yang berada di atas nya.
"Astaghfirullah..." Aku cepat-cepat mengangkat tubuh ku ,lalu menjauh sekitar dua langkah.
"Masih muda,pikiran nya pendek. Bunuh diri itu dosa, surga pun enggan memberikan harum nya pada orang-orang yang melakukan bunuh diri " Ucap nya bikin aku melongo, mataku mengerjap berkedip beberapa kali dengan cepat.
"Bunuh diri ? Siapa yang bunuh diri ?" Tanya ku bingung
"Kamu. Kamu mau bunuh diri kan, kelihatan banget lagi ada masalah. Emang seberat apa masalahnya sampai kamu berniat bunuh diri segala?" Tanya pria itu
"Maaf, seperti nya terjadi kesalahpahaman. Saya sama sekali tidak berniat bunuh diri. Saya memang sedang ada masalah tapi saya masih waras tidak mungkin menyia-nyiakan hidup saya begitu saja. Maaf permisi " Aku pun berlalu menghampiri motor ku
"Assalamualaikum" Ucap ku benar-benar pergi, entah pria itu menjawab ucapan salam aku atau tidak aku tidak tahu karena aku buru-buru,teringat Arvan yang kutinggalkan terlalu lama.
Beberapa menit berlalu akhirnya aku pun sampai di saat matahari hendak tenggelam. Adzan Maghrib sebentar lagi berkumandang ku lihat Arvan sudah ganteng dengan wajah penuh bedak. Pasti ibu yang sudah memandikan nya.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam...." Balas ibu dan ayah bersamaan,akan tetapi di saat bersamaan sebuah motor berhenti di samping motor ku,eh,...motor ayah. Aku ,ibu dan ayah yang tengah menggendong Arvan serentak menoleh.
"Assalamualaikum ...." Ucap nya seraya membuka helm full face nya.
"Waalaikumsalam...baru pulang,nak ...?" Tanya ibu
Sementara aku mengerutkan keningku" Dia kan yang tadi,...ibu kenal ?" Batin ku
Bersambung....