Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Bagas kembali bersikap dingin terhadap Lina. Gadis itu di hantui perasan bersalah. Baru juga ia merasakan sedikit perubahan pada majikannya kini kembali lagi ke stelan awal.
Malam itu Lina di buat panik karna Bima tiba - tiba badanya panas. Lina sudah memberikan obat penurun panas tapi belum ada tanda - tanda panasnya turun. Bagas nampak sama paniknya dengan Lina, mereka bergantian menggendong Bima.
"Tadi kamu kasih apa, Bima? Kok bisa panas kaya gini?" tanya Bagas ketus.
"Seperti biasanya, tuan." Jawab Lina ketakutan saat melihat wajah merah majikannya.
"Kenapa bisa panas kaya gini kalau kamu ga ada berbuat salah?" Bagas menyalahkan Lina atas sakit yang anaknya alami. Ia begitu berang dan auranya membuat tubuh Lina gemetaran.
"Beneran tuan, saya melakukan hal yang sama pada den Bima setiap harinya. Apa tidka sebaiknya kita bawa kerumah sakit aja, tuan. Biar dokter yang periksa kenala den Bima demam."
Setelah berganti pakaian Bagas menyuruh Lina mengendong putranya, berdua mereka berangkat menuju rumah sakit. Sepanjang jalan tak ada obrolan apapun hingga mereka sampai di rumah sakit.
Bima langsung di bawa ke IGD dan mendapat penanganan dari dokter. Bagas mondar mandir karna takut terjadi sesuatu yang membahayakan putranya. Jika terbukti pengasuhnya melakukan sesuatu ya g membaut putranya kecelakaan maka Bagas tidak akan pernah memaafkan.
"Bagaimana dok?" tanya Bagas saat dokter sudah melakukan pemeriksaan.
"Kami belum bisa memastikan sakitnya apa, kita tunggu hasil labnya aja dulu, pak."
Lina dengan setia duduk disamping Bima. Tanganya menggenggam bayi lelaki yang sudah hampir satu tahun ini menjadi anak asuhnya. Tatapan matanya sendu saat menatap wajah Bima yang terlelap karna pengaruh obat.
Dari hasil diagnosa dokter ternyata Bima terinfeksi virus dari makanan yang mungkin tidak cocok dengan tubuhnya.
"Kamu kasih makan apa, Bima?" tanya Bagas berang.
"Itu tadi siang, nyonya datang tua. Ia membawa makanan untuk den Bima dan menyuapinya."
"Kenapa tidka kamu larang?"
"Sudah tuan, tapi nyonya memarahi saya tuan. Saya tidak berani membantah nyonya, tuan." Lina menunduk karna sangat ketakutan melihat wajah menyeramkan Bagas. Tapi ia berkata jujur.
"Kenapa kamu tidak menghubungi saya?"
"Saya dilarang memberitahu tuan sama nyonya, tuan."
"Sial." Bagas meninju udara kosong saking kesalnya. Rupanya istrinyalah yang berbuat ulah bukan pengasuh putranya.
Malam itu terpaksa mereka harus menginap di rumah sakit. Bima di pindahkan kerumah perawatan. Di sanalah mereka berdua bergantian menjaga Bima. Hati Lina mencelos saat melihat tangan mungil itu tertancap selang infus.
Karna lelah Lina tertidur di tepi ranjang sambil memeluk Bima. Ia begitu sangat menyayangi Bima seperti adiknya sendiri. Sementara itu Bagas sudah tertidur duluan di ranjang khusus penjaga pasien. Ia juga nampak kelelahan karna ikut membantu mengurus Bima.
Pagi kembali menyapa, Bagas tersentak dari tidurnya dan buru - buru melihat keadaan putranya. Hatinya menghangat saat melihat perlakuan Lina pada Bima. Lina sudah seperti ibu bagi anaknya.
Bagas tertegun memperhatikan wajah cantik yang tengah memeluk putranya. Ada senyum terbit di sudut bibirnya. Lina belum menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan dirinya yang tengah tertidur.
...****************...
Assalamualaikum kk,terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏
@ima Susanti