CEO yang dijodohkan oleh orang tuanya sewaktu kecil. tetapi CEO memiliki kekasih. akhirnya CEO membuat surat kontrak pernikahan selama enam bulan. Dan dia juga membuat surat cerai yang sudah dia tandatangani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Felicia Sonda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9. Sendiri di malam pertama
Sara hanya senyum dan menganggukan kepalanya.
"Cantik" kata dimas yang masih kagum melihat wajah istrinya yang senyum kearahnya dari dekat.
Mereka berjalan bagaikan pangeran dan ratu. Sangat serasi.
"Saya yakin tuan. Anda akan jatuh cinta dengan nona bintang. Selain cantik, tentunya dia perempuan yang baik baik. Semoga anda tahu dengan wanita mata duitan itu." Batin asisten han melihat keduanya berjalan dan mulai duduk di kursi kebesarannya.
Acara pun dimulai. Semua tamu berjalan menaiki pelaminan memberikan berkat dan ucapan selamat untuk kedua pasangan tersebut.
"Kamu kenapa"? Kata dimas melihat Sara yang seperti kecapean.
"Tidak apa apa."
" Kaki kamu sakit?"
"Iya"
Dimas memberi kode kepada asistennya. Dan tentunya dia langsung tahu apa yang diminta atasannya itu.
Asisten han membawakan sandal yang nyaman untuk digunakan Sara, walau berdiri lama.
"Lepas sepatu kamu" kata dimas yang sudah tunduk di depan Sara.
"Kamu apa apaan. Tidak usah." Tolak Sara karena malu dilihat para tamu
"Cepatlah, acara masih lama. Jangan bikin susah." Kata dimas judes
"Iya."
Sepatu heels Sara yang lumayan
tinggi akhirnya dilepaskan dimas. Sara menyodorkan kakinya ke arah dimas. Dimas memberikan sandal yang sudah dibawakan asisten han
"Pakai ini. Sok sokan pakai sepatu tinggi kalau tidak bisa. Bikin susah saja" kata dimas sambil melihat sepatu milik Sara yang sudah dia pegang
"Iya. Terima kasih banyak" kata Sara tetap dengan senyum kearah dimas tanpa panas mendengar kata kata dimas yang lumayan pedas.
"Berhentilah tersenyum. Senyum kamu jelek." Kata dimas yang mengalihkan matanya dari wajah Sara sambil memegang dadanya.
"Ufff jantungku rasanya mau lepas" batin dimas tetap memegang dadanya.
"Lihat anakmu rian, betul betul romantis. Semoga anak kita bisa menjalani rumah tangga ini dengan baik baik saja ya" kata papa dika yang melihat perlakuan dimas ke bintang.
"Iya rian anak kamu romantis sekali" kata mama nia juga
" Semoga saja ya" jawab papa rian.
"Semoga anak itu mau menerima bintang dan mau melepas perempuan matre itu"batin papa rian yang matanya mengarah kearah dimas dan bintang.
Acara pun dimulai lagi. Semua tamu menikmati acara dan menikmati makanan yang tersaji. Hingga jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.
"Kalian pergilah istirahat. Bawa istri kamu" kata papa rian.
"Iya pa." Jawab dimas
"Ayo kita ke kamar" kata dimas ke Sara
Sara mengikuti dimas dibelakang.
Tamu tamu masih ada yang tinggal dan sudah ada juga yang pulang.
Kedua orang tua dimas dan bintang tetap menemani tamu sampai semua pada pulang.
Dimas dan Sara sudah sampai dikamar.
"Kamu mandilah duluan" kata dimas
"Iya." Jawab Sara
Sara mulai masuk kekamar mandi tetap menggunakan gaun pengantin
"Aduh bagaimana ini. Kancingnya tidak saya sampai. Apa saya minta tolong ke dia saja ya?. Hhmm iyalah, saya tidak akan mandi ini kalau tetap menggunakan gaun ini" kata Sara dengan dirinya sendiri.
Akhirnya dia memanggil dimas dari arah pintu kamar mandi
" Dimas apa saya boleh minta tolong"
"Apa"
"Bukakan kancing belakang baju saya"
Dimas berjalan kearah Sara.
"Berbaliklah"
Sara berbalik dan dimas mulai membuka kancing gaun pengantin Sara.
"Waa kulitnya benar benar mulus" batin dimas sambil menelan ludahnya.
Mata dan tangan dimas sangat tidak bisa dikondisikan. Dimas menyentuh kulit belakang Sara dengan sengaja dan tanpa sadar tentunya.
"Kenapa kamu menyentuh belakangku" kata Sara yang heran dengan tangan dimas menyentuh kulitnya.
"Eee tidak. Tadi ada benang yang nyangkut dikulit belakang kamu . Tapi sudah saya singkirkan". Alasan Sara
" Baiklah. Kalau sudah saya mau lanjut mandi." Kata Sara
"Iya sudah"
Dimas kembali duduk dikasur
"Kenapa dengan saya. Hanya melihat kulitnya saja saya tidak bisa kontrol diri. Sedangkan dengan sintia saya biasa saja. Saya tidak boleh begini. Saya milik sintia. Diri saya seutuhnya hanya untuk sintia. Batin dimas meneguhkan hatinya agar tidak tergoda.
Dimas merogoh kantongnya dan mulai menelfon kekasihnya itu. Saat mengaktifkan hpnya, banyak pesan yang masuk dari sintia. Tentunya semua kata kata yang menyuruh dimas jangan berbuat macam macam dengan Sara.
"Hallo sayang, kamu sedang apa" kata dimas dibalik telfon
"Kenapa hp kamu baru aktif. Kamu tidak sedang macam macam dengan Sara kan" kata sintia dengan banyak pertanyaan
"Maaf sayang. Hp sengaja saya matikan. Kamu tenang saja, saya kan sudah janji sama kamu akan setia dengan kamu. Saya tidak akan mengingkari janji saya asalkan kamu juga setia dengan saya. Saya tidak akan tergoda dengan perempuan lain" gombal dimas
"Benar ya. Awas saja kalau kamu bohong. Saya tunggu kamu sekarang. Saya mau ketemu sama kamu. Saya kangen. Malam ini kamu dengan saya, kalau memang benar kamu sayang dan cinta sama saya. Saya perlu bukti."
"Iya baiklah sayang. Saya akan ke situ sekarang."kata dimas dan mulai mematikan telfonnya.
Saat akan berdiri, suara pintu kamar mandi terbuka. Dimas terpana melihat Sara dengan rambut yang terurai dan masih basah.
"Ada apa menatapku seperti itu" kata Sara yang heran melihat Dimas yang menatapnya dengan tajam.
"Tidak apa apa. Saya ada urusan keluar, saya mau keluar dan mungkin tidak pulang. Besok saya akan menjemputmu" kata Dimas dan mulai berjalan keluar tanpa mendengar apa yang akan di katakan istrinya.
"Hhhmmm urusan ya. Bilang saja kamu mau kerumah pacar kamu itu. Tapi baguslah akhirnya aku tidur sendirian malam ini. Malam pertama yang ditinggalkan hahaha." kata Sara sambil tertawakan dirinya dan pernikahannya.
Dimas mengarahkan mobilnya kearah apartemen Sintia.
"Saya hanya mencintai Sintia saja. Ya hanya Sintia tidak ada yang lain." Batin Dimas
Tak lama mobilnya sudah memasuki area parkir apartemen kekasihnya.
Dimas membuka pintu dengan password yang tentunya sudah dia tahu.
"Siapa" teriak Sintia dari dalam kamar
"Ini saya sayang. Saya sudah datang." Kata Dimas
"Kamu beneran datang sayang. Waaa saya senang sekali kamu kesini. Saya percaya kamu benar benar mencintai saya dan tidak akan meragukan kamu lagi." Kata Sintia sampai memeluk erat tubuh Dimas
"Kamu memang cuma kekasihku saja yang sangat aku sayangi." Kamu harus tahu itu
"Apa kamu sudah makan" kata Dimas
"Belum sayang. Tadi saya tidak nafsu makan karena mikirin kamu. Tapi karena kamu sudah ada disini sebaiknya kita memesan makanan saja."
"Baiklah"
Sintia memesan makan malam untuk mereka berdua. Dan tak lama makanan pun datang dan mereka memakannya.
"Sayang apa kamu baik baik saja" kata Sintia yang melihat Dimas hanya melamun sambil memeluknya diatas ranjang
"Aku tidak apa apa. Kenapa belum tidur,"
"Apa kamu memikirkan wanita itu" kata Sintia
"Mana mungkin saya memikirkan dia, tidurlah sayang."
Sintia memeluk Dimas dengan erat dan tak lupa Dimas membalas pelukannya. Ingat ya Dimas dan Sintia hanya tidur bersama.