NovelToon NovelToon
Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Hamil di luar nikah / Dendam Kesumat / Tumbal / Tamat
Popularitas:160.5k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.

Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.

"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"

Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?

Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Kabar Asih yang menjadi bagian dari biduan orkestra dangdut dari kota langsung menyebar luas, banyak orang yang merasa penasaran dan langsung datang ke kediaman pak Lurah.

Mereka semua ingin menyaksikan bagaimana Asih bernyanyi dan juga bergoyang, goyangan Asih memang biasa saja. Wajah asih juga tak didandani dengan bedak yang menor, baju yang dipakai Asih juga tidak seksi.

Namun, wanita itu mampu memikat semua orang dengan suaranya dan juga penampilannya. Hal itu membuat banyaknya juragan dari tetangga kampung yang datang. Mereka bahkan tidak ragu untuk memuji wanita itu di depan banyak orang.

"Suara Dek Asih benar-benar merdu, pantas kalau dia bergabung dengan orkestra dari kota."

"Geolan Dek Asih yahud bener, bikin kepala ikut geleng-geleng."

"Dandannya juga pas, gak norak."

Beberapa orang mulai membicarakan Asih, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang menjelekkan wanita itu. Semuanya nampak memuji.

"Ini baru biduan sesungguhnya, terlihat sangat cantik dan juga tidak murahan."

Mereka tanpa ragu naik ke atas panggung untuk bergoyang dengan Asih, mereka juga tidak canggung-canggung untuk request lagu yang ingin mereka dengar. Bahkan, mereka tidak sayang dalam memberikan saweran kepada Asih.

"Keren ih, baru kali ini loh kita dapet saweran banyak."

Mita, salah satu penyanyi dari orkestra milik Dedi itu menatap kagum ke arah Asih. Karena belum sore tetapi mereka sudah dapat saweran yang begitu banyak.

Bahkan, ada beberapa juragan dari tetangga sebelah yang memberikan saweran segepok uang setelah Asih menyanyikan lagi yang dia request.

"Hooh, bawa hoki sih dia tuh buat kita." Renata menimpali ucapan Mita sambil tertawa bahagia.

Asih tentu saja tak terus menyanyi sendirian di atas panggung, karena dia berganti-gantian untuk menyanyi bersama dengan biduan lainnya. Kalau biduan dangdut lainnya sedang menyanyi, Asih akan ikut bergoyang di samping penyanyi tersebut.

Susana di kediaman pak Lurah sangat ramai oleh tamu yang tidak diundang, mereka datang tentunya bukan untuk memberikan selamat kepada Rahmat dan juga Mirna.

Namun, mereka datang untuk ikut bergoyang bersama dengan Asih dan memberikan saweran tanpa ragu.

"Ck! Dia itu nyebelin banget sih, suruh pulang aja. Kaya orang sok kecakapan," ujar Mirna yang tidak suka dengan Asih.

Semakin sore makin banyak warga yang datang untuk melihat Asih bernyanyi, saweran yang Asih dapatkan bahkan sudah sangat banyak sekali.

"Kamu tuh ada-ada aja, kita udah bayar. Biarkan mereka bekerja, lagian bukannya bagus kalau banyak yang datang, itu artinya pernikahan Kita jadi semakin ramai." Rahmat mengusap kedua lengan istrinya.

Mirna langsung menatap sangit ke arah Rahmat, dia tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh pria itu. Entah kenapa dia merasa begitu benci ketika melihat Asih, dia merasa kalau wanita itu begitu unggul dibandingkan dengan dirinya.

"Kok lihatin akunya kayak gitu? Kenapa?" tanya Rahmat tanpa rasa bersalah.

Pria itu tidak sadar kalau Mirna sedang sensitif, dia tidak ingin ada orang yang menatap Asih dengan tatapan penuh puja, termasuk suaminya sendiri. Dia tidak mau ada orang lain memuji Asih, termasuk dengan suaminya yang merupakan mantan dari Asih.

"Kamu kesenengan kan' bisa liat geolan Mbak Asih dari tadi?"

"Eh? Mana ada kaya gitu, udah ah jangan sensitif terus. Kamu mending duduk, aku mau pipis. Kebelet," ujar Rahmat sambil menolehkan wajahnya ke arah Asih yang turun dari panggung hiburan.

Wanita itu sepertinya akan beristirahat, Rahmat merasa ini adalah kesempatan dirinya untuk mendekati wanita itu.

"Ya udah sana, tapi jangan lama-lama. Males kalau duduk di pelaminan sendiri," ujar Mirna.

"Siap, Sayang."

Rahmat dengan cepat mengambil minuman kesukaan Asih, dia juga membawa buah-buahan dan pergi ke tempat khusus untuk para biduan beristirahat.

"Hai," sapa Rahmat.

Asih yang baru duduk dan sedang menyanggul rambutnya dengan asal nampak menolehkan wajahnya ke arah Rahmat, dia tersenyum melihat Rahmat yang membawakan minuman kesukaannya dan juga buah-buahan kesukaannya.

"Ada apa ya, Pak Rahmat datang ke sini?" tanya Asih basa basi.

Asih sengaja tidak memanggil nama pria itu, tetapi dia memanggil bapak karena merasa kalau di antara keduanya sudah tidak ada hubungan apa-apa dan ada jarak yang begitu jauh. Bukan jarak tempat, tapi jarak akan kedudukan Asih dan juga Rahmat.

Rahmat tidak langsung menjawab pertanyaan dari Asih, dia justru malah memperhatikan leher jenjang wanita itu. Seksi sekali, tak lama kemudian tatapan matanya turun pada dada Asih yang bulat dan sekal.

"Loh, kok malah diem? Mau apa Bapak ke mari?" tanya Asih karena Rahmat sejak tadi hanya diam saja sambil menatap dadanya.

Asih memang mau berbicara dengan pria itu, tetapi tetap masih menjaga jarak dengan Rahmat agar nantinya tidak menimbulkan fitnah.

"Mau nyusu," jawab Rahmat refleks.

Asih langsung tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh Rahmat, dia lalu menghampiri Rahmat dan menepuk pundak pria itu. Setelah itu dia memundurkan langkahnya kembali dan menatap Rahmat dengan penuh ejekan di dalam hatinya.

"Ya ampun, Bapak bisa aja. Kalau mau nyusu pergi ke dapur, minta dibuatkan sama bibi. Atau, Bapak mau susu yang lain?" tanya Asih sambil menghampiri Rahmat kembali dan mengambil apa yang sudah dibawa oleh pria itu.

"Maaf, tadi salah ucap." Rahmat menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

1
MM Sri Rahayu Ningsih #
kebun cengkeh atau kebun teh?
FiaNasa
kek nya masih anget nih,,gas otw
Yuli a
baru ya... duh... aku bnyk ketinggalan... sibuk bngt.../Facepalm/
Yuli a: semangat kk... semoga lancar urusannya...
Cucu Suliani: Aku pun riweh sekali, satu kelas 2 SD dan sekarang lagi ada acara outing class. Mana aku korlasnya, ikut atur². Yang satu masuk SMA, riweh bet. Nyesel juga bikin buku baru, duluan bikinnya pake bab terjadwal 🤣😭
total 4 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kaget kirain ada s2 nya🤣
Siti Yatmi
meluncurrrr thor . .
Komangparwati
kok ketemu y jdul yg ini
Cucu Suliani: Makasih Kakak 🥰
istianah istianah: malam kak ,tak lgsung otw kesitu🥰🥰
total 3 replies
Ririt Rustya Ningsih
😄😄😄😄😄😄
Rahima Nurlaela
Luarrr Biasaaa
Shidqia Rahma
cepet sehat lg ya ka
Shidqia Rahma
rahmat x thor bukan selamat,, 😅✌
Cucu Suliani: Ya ampun, malu aku. Otewe edit, Kak😂
total 1 replies
Fauzan Nazila
bgus ceritanya ga menye2 aku sukaa hihihi
Elsa Devika
luar biasa👍❤️
Shidqia Rahma
jalang jg si mirna ini, sambil menyelam minum air ya mir 😅
mifta
🤣🤣🤣🤣senjata makan tuan nmany
mifta
asih tu klu di ksih tw mlh g percaya,coba di selidiki dlu cari tw dlu ata tu baik ap g
FiaNasa
endingnya bahagia,,trimakasih critanya thor,
Cucu Suliani: Sama-sama, Kak. Terima kasih sudah membaca sampai akhir
total 1 replies
FiaNasa
mana ada berondong tulus,,seribu satu
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
nahh ini ibu yg baik udh tau salah terus memperbaiki diri
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
cieeee
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
nahhh senjata makan tuan di kira yg kesakitan dela mantn istri ehh taunya balik ke tuan nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!