NovelToon NovelToon
Indah Cintanya

Indah Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sriii Wulandari

【Cantik×Ketos Dingin+Cinta Pandangan Pertama+Cinta Manis】⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Haii..selamat menyelami dunia fiksi, sebagian cerita diambil dari kisah nyata. mohon maaf jika ada kesalahan/kekurangan Dalam cerita ini, karena saya juga manusia biasa. Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini ••••••••• Liliana Marcella Kusuma, Itulah nama yang dulunya disematkan oleh neneknya. entah kenapa sejak dia kecil dia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, seakan kedua paruh baya itu membentangkan jarak kepada putrinya itu. Namun walaupun begitu, Liliana tetap semangat menjalani harinya karena dia punya pacar yang sangat cinta padanya. Ivander Jovanka Bagaskara, Pria dingin yang tak tersentuh, dan terlahir dari keluarga konglomerat. walaupun punya harta yang melimpah dan keluarga yang lengkap tak membuatnya bahagia. Tapi sejak berjumpa dengan perempuan yang bernama Liliana Marcella Kusuma, membuat dunianya serasa berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sriii Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(9). Tragedi itu

Happy reading

Liliana menutup telinganya dengan kuat, saat suara perkelahian itu semakin kencang. Tubuhnya bergetar saat ibunya berteriak memanggil Liliana dengan marah.

"Tidak, aku tidak mau bertemu mereka. Mama tidak suka dengan kehadiran ku disini."

Liliana berbicara dengan bibir bergetar, dia bersembunyi dibalik lemari sedang yang dekat dengan meja belajarnya. Takut dengan semua kericuhan yang berada diluar

"Ssst... sakit ya Allah. Kepala lili rasanya mau pecah." Dia memegangi kepalanya sembari meremas kemeja yang dikenakannya dengan kuat

Keesokan harinya David yang biasanya sudah pergi kekantor memilih tidak bekerja, saat ini dirinya begitu mengkhawatirkan kondisi sang anak. Walaupun Liliana sering dia abaikan tapi tak menutup kemungkinan jika dia sangat menyayangi anak sulungnya itu.

"Bagaimana bi, apa dia mau keluar dari kamarnya?" tanyanya begitu melihat pengasuh Liliana sejak dari bayi

"Tidak ada sahutan tuan, Bibi sudah mencobanya berkali-kali tetap tak ada jawaban! bibik takut Lili kenapa-napa tuan, tidak biasanya dia seperti ini." jelas pengasuh Liliana dengan khawatir

David menjadi semakin khawatir pada anaknya, dia segera memanggil ketua pelayan untuk mengambil kunci serep yang biasa dipakai jika ada yang mendesak.

Begitu kunci berada ditangannya, David segera membuka pintu itu dengan gerakan cepat Dan

Clekk

David memasuki kamar itu dengan perlahan, semuanya gelap gulita seperti tak berpenghuni. Bibi Arun segera menghidupkan saklar lampu yang didekat pintu

Semuanya nampak bersih begitu saklar lampu dihidupkan. Tapi yang jadi masalahnya Liliana tidak ada didalam kamar itu, entah dia kemana

"Lili kamu Dengar ayah nak, Li..."

David memeriksa setiap sudut dalam kamar kecil itu, kamar mandi, lemari, kolong ranjang hingga saat dia berjongkok dibawah meja belajar Liliana. matanya tak sengaja melihat sesuatu yang aneh dibelakang lemari pakaian tempat Liliana menyimpan bajunya.

"Liliann...." David menyingkirkan barang-barang yang menghalanginya untuk menggendong putrinya dari balik lemari.

Dipegangnya tubuh Liliana yang ternyata sangat panas, suhu tubuhnya dingin Belum lagi kondisinya yang nampak memprihatinkan. David tak sanggup melihat tubuh ringkih itu, segera dia membawanya kerumah sakit terbaik dikota itu.

Vander memarkirkan motornya dengan rapi diparkiran sekolah. tadinya dia ingin mampir ke rumah Liliana lalu mengajaknya untuk berangkat bersama sekolah, Namun dia berasumsi jika Liliana sudah berangkat lebih dulu, mengingat akhir-akhir ini Liliana mempercepat jabwal berangkat nya menuju sekolah, Ditambah lagi dengan pesan yang dikirim Vander tak ada dibalasnya sama sekali.

Wa √ : "Kak..Maaf mengganggu waktunya. Ini aku Arthur adiknya kak Lili! Sebelumnya aku mau memberitahu kakak jika saat ini Kak Liliana masuk rumah sakit."

Begitulah isi pesan yang dikirimkan Arthur lewat WA Nya. Vander segera naik ke motor nya kemudian melajukan motornya menuju rumah sakit sesuai GPS yang dikirim oleh Arthur.

Selang 20 menitan Vander sudah sampai di rumah sakit. Langkahnya begitu cepat saat menyusuri koridor menuju tempat Liliana dirawat, hingga dia melihat Arthur sedang duduk bersama ayahnya dikursi tunggu depan ruangan No 351.

"Om, Arthur..." Vander menyalami David yang diam melihatnya, sedangkan Arthur tersenyum melihat kedatangan Nya

"Bagaimana keadaan Lili om?" Tanya nya setelah Duduk disalah satu kursi tunggu itu

"Belum bisa dipastikan nak Vander, Kita tunggu saja kelanjutan dari dokter."

"Sebenarnya ada apa thur? Kenapa bisa Liliana masuk rumah sakit."

Vander menatap harap agar Arthur memberi dia 1 aja alasan, kenapa Liliana bisa sampai masuk rumah sakit.

Sebelum Arthur menjawab, David lebih dulu membuka suara. "Sebenarnya semua ini salah saya, seharusnya sa

Clekk

Pintu ruangan tempat Liliana dirawat terbuka, Begitu dokter beserta kru nya keluar dengan langkah tegas

"Bagaimana keadaan anak saya dok? Semuanya baik-baik saja kan?" Tanya David dengan cepat, matanya menyiratkan kekhawatiran yang dalam

disampingnya Vander dan Arthur tak kalah khawatirnya menanti jawaban dari dokter wanita itu

"Anak anda sepertinya sangat tertekan tuan! Mungkin ada sesuatu yang menganggu mentalnya hingga dia separah ini. Seperti ketakutan/ kecemasan mungkin? Dan ya putri anda juga kan Sedang hilang ingatan! Boleh jadi itu bisa memperburuk keadaannya."

Penjelasan dokter itu membuat David menghela nafas panjang, dia tak menyangka jika akibatnya akan separah ini

"Maafkan saya dokter, Apapun yang terjadi tolong lakukan yang terbaik untuk putri saya."

"Baik pak, kami akan melaksanakan tugas kami dengan baik! Kalau begitu kami permisi dulu."

"Ya silahkan dokter...,"

Setelah kepergian dokter itu. Vander menatap wajah pria paruh baya itu dengan tajam. "Bagaimana ini bisa terjadi Om? Kenapa Lili bisa seperti ini?" Tanya Vander dengan suara tegasnya, matanya menatap David dengan tajam.

Disampingnya Arthur hanya diam memandang kedua pria itu. tak ada niat untuk menyela atau memperkeruh suasana.

••••••••••••••

Sebelum kejadian terjadi

Saat makan malam tiba, David menyuruh pelayan untuk memanggil Liliana makan malam bersama. Tentu itu memantik amarah nyonya Anna Karena selama ini peraturan itu sudah berlaku sejak Liliana kecil.

"Apa-apaan kamu mas, ajak anak itu makan bersama! Kamu nggak lagi sakit kan mas?" sarkas nyonya Anna dengan tajam, dia tidak suka jika anak sulungnya itu bergabung bersama mereka.

"Nggak, aku baik-baik saja. Malahan aku ingin sekali anak-anak kita kumpul bersama seperti keluarga diluaran sana."

"Jangan ngada-ngada deh mas. Kamu sadar nggak sih mas? Jika keinginan gila kamu itu bisa membuat kita berantam."

"Apa salahnya sih ma, jika anak-anak kumpul bareng kita semua! Aku nggak mau beda-bedain satu sama yang lainnya."

"Nggak! Pokoknya aku tetap nggak mau mas, sampai kapanpun aku tetap nggak akan pernah menganggap dia sebagai anak aku." Teriak nyonya Anna dengan marah

"Ma..pelankan suaramu, ada anak-anak disini! Malu sama mereka ma." Kata David lagi dengan tegas, apalagi saat matanya melihat Liliana yang sudah datang bersama pengasuhnya.

"Biarin mas! Biar mereka tau kalau Liliana itu tidak ada gunanya berapa ditengah-tengah keluarga kita. Dia nggak pantas mas, aku benci sama dia." Teriaknya dengan kencang

Liliana terpaku ditempatnya, mendengar jika sang ibu membencinya membuat hatinya sakit. Ya dia mendengar semuanya dengan jelas, hingga kata-kata yang terucap dari mulut nyonya Anna terekam jelas dibenaknya.

Sedangkan David segera menghampiri Liliana untuk memastikan keadaannya baik-baik saja. "Nak kamu baik-baik saja kan, nggak ada yang sakit kan?" tanyanya dengan khawatir, tangannya mengelus lembut surai hitam putrinya.

Liliana menggeleng pelan tak tahu harus berkata apa? Dia diam saja hingga nyonya anna mendekat kearah ayah dan anak itu. "Ngapain disini? Dan siapa yang menyuruhmu untuk bergabung makan malam bersama?"

Liliana menatap ayahnya meminta pembelaan, ya memang akhir-akhir ini Lili merasa ayahnya sedikit perhatian padanya. Oleh sebab itu dia dengan berani menatap penuh harap pada pria paruh baya itu.

"Apa? Mau minta pembelaan kamu?" Tanya nyonya Anna dengan tajam, dia sadar dengan tatapan penuh harap yang dilayangkan Liliana pada suaminya

"Maa jangan kasar seperti itu pada Lili! Dia nggak salah apa-apa disini, Ngerti nggak sih ma."

David membuka suara setelah kesabaran nya habis dimana sang istri terus-menerus memojokkan putri sulungnya. "Lilian... masuk kamar dulu ya nak, biar ini jadi urusan Papa dan Mama."!!

Liliana mengangguk pelan, sebelum dia menatap sekilas nyonya Anna yang menatapnya dengan tajam

"Kamu itu gimana sih ma, kamu kan tau sendiri kalau Lili itu mengalami amnesia! tidak boleh banyak pikiran."

"Apa? Jadi papa lebih memilih membela anak itu daripada mama."

"Maa..bukan gi

"Ah sudahlah, semua ini salah Anak itu! Aku akan memberi dia pelajaran, karena dia Papa sudah berani membentak mama." Nyonya Anna betul-betul marah dia melangkah cepat menuju kamar Liliana.

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE YA. Terimakasih

1
Wulan28
Perbaikan sedikit, Lili mengangguk sembari tersenyum ramah. "Iya tuan, Waalaikumsalam! Dadaaa adiknya kakak." Lili melambaikan tangannya begitu melihat tangan kecil Ali melambai-lambai kearahnya
Wulan28
Perbaikan sedikit, tangannya menelusuri dada bidang suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!