NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila baru saja turun dari bus dari luar pulau. Ia nekat meninggalkan keluarga karena demi menggapai cita-cita yang terhalang biaya. Naila lulus jalur undangan di sebuah kampus negeri yang berada di ibu kota. Namun, orang tuanya tidak memiliki biaya hingga melarangnya untuk melanjutkan pendidikannya hingga memaksanya menikah dengan putra dari tuan tanah di kampung tempat ia berasal.

Dengan modal nekat, ia memaksakan diri kabur dari perjodohan yang tak diinginkan demi mengejar mimpi. Namun, akhirnya ia sadar, biaya perguruan tinggi tidak bisa dibayar hanya dengan modal tekad.

Suatu saat Naila mencari pekerjaan, bertemu dengan balita yang keluar dari pekarangan tanpa penjagaan. Kejadian tak terduga membuat ia bekerja sebagai pengasuh bagi dokter tampan yang ditinggal mati oleh istri yang dicintainya.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Pengasuh Tanpa Pengalaman

"Tunggu!" Sebuah hardikan mengagetkan Naila dan Reivan.

Bu Juwita terlihat mengerutkan keningnya menatap Naila dengan sedikit putus asa. "Sebenarnya kamu pernah mengasuh atau tidak sih?"

Naila menggeleng tersenyum kikuk. "Saya hanya sibuk belajar dulu, Bu. Lagian, jarak usia dengan adik-adikku sangat dekat, dan tak pernah menyiapkan makanan se-effort ini, Bu." kelit gadis belia ini.

"Hmmmfff, Ya Tuhan, kenapa Martin mengantarkan orang yang tak bisa mengasuh ke sini?" desis Bu Juwita memasang wajah putus asa.

"Kamu taruh Reivan dulu, gih. Kamu lihat Reivan kan? Dia lagi suka mengeksplorasi segala hal. Jika Reivan memegang makanan yang panas itu bagaimana?"

Naila tersadar akan kesalahannya. Ia menaruh kembali piring itu dan tersenyum canggung.

"Sekarang, kamu bawa Reivan dulu keluar. Biar saya yang bawakan makanan mereka!"

Naila mengangguk dengan rasa bersalah. "Maaf sudah merepotkan Ibu," ucapnya berlalu.

Setelah menaruh Reivan, Bu Juwita sudah menyusul membawa nampan berisi makanan bagi dua bocah itu. "Kali ini, kamu suapi Rindu, biar saya yang menyuapi Reivan."

"Baik, Bu. Terima kasih, Bu." Naila melakukan semua yang diperintahkan orang yang mempekerjakannya ini. Banyak hal yang ia dapatkan dari janda yang ternyata telah membesarkan orang-orang sukses dari rahimnya.

Ia pun belajar bagaimana cara menyuapkan bayi dan todler. Sebelum memulai makan, kedua anak pria bernama Martin itu dipasangkan celemek makan. Namun, ia terlihat heran dengan bentuk pelindung pakaian yang terbuat dari silicon lembut, dan ada bagian cekung di bagian depannya.

"Bu, maaf bertanya ya, Bu."

"Apa lagi? Dari tadi kok heran mulu?" Bu Juwita terlihat tengah menyuapi Reivan yang mulai mengunyah makanan dengan dua gigi yang berada di bagian depan.

"Kenapa bentuk celemeknya seperti ini, Bu?"

"Udah, Kamu suapi aja! Rindu udah kelaparan. Nanti kamu akan tahu gimana manfaatnya," ucap Bu Juwita tanpa menoleh ke arahnya.

Lalu, Naila menarik kedua tangan Rindu dan membentuknya menengadah tepat di depan celemek itu.

"Ayo ikuti kakak ya. Kita berdoa dulu sebelum makan."

Rindu mengangguk. "Bismillahilohmanilohim. Allahuma baiklana, fima lozaktana, waqina azabanal," ucap gadis cadel itu.

"Wiiih, ternyata Rindu udah pinter baca doa makan."

Rindu mengeluarkan cengirannya. "Nenek bilang, sebelum maem kita doa dulu. Bial makanan yang masuk peyut jadi belkah," terangnya.

"Duh, pinter sekali. Yuk, buka mulutnya! Aaaamm ...." Naila menyuapkan dan gadis kecil itu merasakan hawa panas yang masih mengepul dari sendok yang dipegang mama barunya.

Dengan cepat ia menutup mulut dengan kedua tangan dan menggelengkan tangan.

"Ayo makan dulu! Katanya tadi laper banget?"

"Panaaaasssss," gelengnya.

"Naila? Duh, lama-lama saya jadi pusing sama pengasuh yang tak bisa mengasuh ini! Martiiiiin!"

****************

Setelah malam menjelang, Naila tengah melaksanakan salat Isya. Tanpa ia ketahui, di belakangnya ada dua bocah yang asik sendiri. Yang perempuan meniru gerakan Naila sambil nyolek-nyolek kepala Reivan yang tengkurap memainkan sajadah kecil miliknya.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang baru saja memasuki rumah ini.

"Walaikumsalam," balas sang ibu yang keluar dari kamar, ketika mengetahui anaknya datang.

"Ma, mana keponakanku? Kok sepi? Mereka udah dijemput bapaknya?" tanya Marvel, adik Martin.

"Hufffttt ...." Bu Juwita menghela napas panjang.

"Kenapa Mama terlihat lebih lelah dari pada buasanya? Dua bocah itu bikin Mama pusing?"

"Bayangkan, hari ini Mama bukan lagi mengurus dua bocah. Tapi tiga bocah!" seloroh sang ibu.

"Tiga? Maksudnya?"

"Coba kamu lihat sendiri! Mereka ada di tempat biasa."

Marvel pun bergerak menuju ruangan tempat keponakannya beristirahat. Di sana, ia menemukan gadis asing yang beribadah, ditemani kegaduhan dua bocah. Sebenarnya ia ingin segera mengangkat Reivan yang tengah menggigit ujung sajadah milik Rindu. Namun, karena ada yang salat, ia lebih memilih diam memperhatikan gadis muda yang sedang solat itu.

'Siapa dia? Kenapa dia mirip dengan Kak Ipar. Apakah dia adik Kak Ipar?'

"Assalamualaikum!" Satu orang lagi memasuki rumah ini.

"Walaikumsalam," jawab Bu Juwita berbarengan dengan Marvel.

Tanpa pikir panjang, Marvel mengejar kakaknya. "Kak, ini sungguh sangat tidak adil!" seloroh Marvel menyambut kehadiran saudaranya.

"Kenapa?" tanya Martin menatap adiknya dengan wajah datar.

"Kenapa Kakak cepat sekali berpaling? Ingat, Kak. Kak Rianti baru pergi, sepuluh bulan yang lalu! Kenapa udah membawa pengganti dia? Apa kali ini adiknya yang akan kamu jadikan istri? Apa kamu lupa? Kak Rianti itu meninggal karena kecerobohanmu!"

Martin menatap adiknya datar. Rahangnya mengeras, tetapi ia tak bisa menampik tuduhan yang diberikan sang adik. "Lebih baik kau diam!" Ia segera menuju ke kamar di mana putra putrinya selalu menunggu kepulangannya di tempat yang sama.

Ternyata, Naila tengah membuka mukena, baru selesai beribadah. "Ah, maaf." Ia segera memutar badan, dan menemukan Marvel masih memasang wajah menuduh.

Naila segera memasang kerudung, terperenjat mendapati ayah dari anak-anak yang ia kasuh telah kembali. Dengan lincah ia membantu Rindu melepaskan mukenah dan langsung mengangkat Reivan ke gendongannya.

"Rindu, ayo! Papa kalian sudah pulang." Naila pun berjalan cepat diikuti gadis kecil yang terlihat bahagia atas kepulangan ayahnya.

"Papaaaa, hali ini Lindu main sama maamaaaa!" sorak Rindu memeluk ayahnya.

"Mama?" Marvel melihat reaksi keponakannya yang tampak gembira, dibanding hari biasanya.

"Ini lah yang mama maksud. Hari ini mama mengasuh tiga bocah. Bayangkan saja, yang memasak dan membereskan rumah ulah anakmu itu, ya Mama. Dia terlalu amatir jika kamu jadikan sebagai pengasuh kedua cucu mama." Lalu, Bu Juwita kembali menghela napas dan mengalihkan pandangan pada Marvel, anak keduanya.

"Kamu jangan terus menyalahkan kakakmu atas kepergian Rianti. Semua yang telah terjadi itu telah tertulis dalam Lauhul Mahfuz. Kita tak tahu bagaimana takdir yang telah dituliskan. Contohnya kamu, sudah menjadi manager pun belum juga memiliki istri. Berbeda dengan Martin, begitu juga nanti dengan Mesya, adik kalian."

"Lah? Kok aku?" protes putra keduanya.

"Marvel, mama tak ingin lagi mendengar hal itu! Jika masih saja mengulangnya, mama akan benar-benar marah padamu!"

"Tunggu sebentar, Ma. Aku masih punya banyak pertanyaan. Kenapa keponakanku memanggil dia 'mama?''

"Marvel?" kali ini nada suara sang ibu semakin meningkat.

Hal ini membuat Marvel tertunduk tak berani lagi berkomentar. Sementara Martin tengah menggendong putri yang memeluknya dengan rasa rindu yang hebat.

"Naila, terima kasih sudah menemani mereka hari ini. Saya akan membawa mereka pulang. Kamu lebih baik tinggal di sini untuk menemani mama."

Sontak Rindu melepaskan pelukannya. "Mama bobo di sini ya, Pa?"

"Iya, biar dia di sini aja. Lagian, kamu jangan memanggilnya dengan mama lagi! Dia itu bukan mamamu dan tak akan pernah bisa menggantikan mamamu."

1
Eva Karmita
jangan buat pisah ya otor biarkan Martin dgn Naila tetap bersatu
Safira Aurora
thor, mau ada eksien kah ini?
Safira Aurora
afa2an ini?
Safira Aurora
mungkin kamu sebenarnya anak pungut /Smile/
Safira Aurora
gletak gletuk bunyinta thor?
FieAme
aku kasih vote tapi janji harus keren kelanjutannya
FieAme
bisa ga ya, ceritanya lurus2 aja thor?
arielskys
duh, dikirain keluarga mereka akan adem ayem
Syahril Maiza
duet maut kerja sama
FieAme
weeeh, syukur laaah..martin tetep bela istri. wooi lah, jangan lama2 konfliknya thor
FieAme
walah, kemarin sibuk dunia nyata thor, waaah..aku mleyooott
Safira Aurora
udah Naila, gak perlu pikirkan marvel. katanya mau jd soleha
MomyWa
thor, kasian om apel. jodohkan sama azwa gih. dia pengen om2 kan 🤣
MomyWa
sabar ya om
MomyWa
makan tuh ego
MomyWa
nah, ini baru suamik. ga kayak cerita lain saat istri diserang keluarga hanya diam aja
MomyWa
soalnya mama yg jodohin mereka, bilang gitu ma..biar meisya paham
MomyWa
nah, lawan dong. jangan mewek aja
MomyWa
gemes euy sama meisya
MomyWa
emang kenapa gitu ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!