Menaklukan Hati Mertua

Jingga yang merasa kelelahan dengan aktivitasnya, kini menyeka peluh yang mengalir deras dipelipisnya. Ia juga tak lupa untuk membawa sampah yang hendak dibawa keluar dari gudang bawah tanah.

"Kok pintunya nggak bisa dibuka, apa rusak ya. Mana nggak ada signal lagi ditempat ini," batin Jingga.

Sementara diluar daun pintu itu, mereka berdua menahan tawa dengan memberikan TOS kemenangan.

"Rasain, memang enak dikurung disana. Suruh siapa berani banget deketin Kak Arga, pria idaman aku," ucap Kiara.

"Iya, biar tau rasa wanita miskin itu sudah berani sekali menikah dulu dengan mas Ruben dibandingkan aku," ucap Alisa.

Flashback on

Seorang gadis bertubuh mungil, berambut pendek sedang membawa paper bag berisi kue lapis, masuk ke sebuah gedung menjulang tinggi dengan perasan yang berdebar tak karuan.

Gadis mungil itu mencari sosok pria yang selama ini dia kagumi, namun pria tersebut tak ada dalam ruangannya.

Gadis itu mencari sang pria, hingga pada akhirnya matanya membulat sempurna melihat Jingga dan Arga

sedang duduk bersama dikantin kantor.

Kiara meremas rok pendek yang membalut tubuhnya. Dia merasa kesal dengan Jingga dan akan membalas rasa sakit hati karena sudah berani untuk mendekati Arga.

Flashback off.

Jingga yang terkurung digudang bawah tanah pun tak mengerti harus mencari jalan keluar dari mana, sementara tubuh Jingga merasa lelah sekali, ia pun terdiam dan terlelap dalam mimpi

Sementara itu, Ruben yang baru pulang dari kantor mencari Jingga dipaviliun namun Jingga tak berhasil untuk ditemukannya, hingga satu persatu pembantu yang ada di mansion pun di tanyakan, namun mereka sama sekali bungkam soal keberadaan Jingga.

"Kalian itu tidak punya mulut ya, cepat jawab dimana istri saya, Jingga!! kalian nggak macem-macem sama dia kan?" tanya Ruben sambil berkacak pinggang.

Kiara dan Alisa hanya terdiam sejenak.

"Kak, kita tidak tahu dimana istri Kakak itu. Kita berdua seharian ini sedang menonton film Korea yang lagi seru. Kenapa Kakak tidak coba untuk telepon saja," ucap Kiara.

"Betul yang adik kamu bilang, lebih baik kamu telepon saja dia," imbuh Alisa.

"Kalian ini jangan bohong deh, cepat katakan dimana Jingga karena sudah seharian ini aku hubungi dia, tapi dia tak menyahut," ucap Ruben.

"Kak Ruben masa tak percaya sama aku sih, aku benaran nggak tahu sama sekali. Mungkin saja Kak Jingga sudah keluar dari mansion ini," ucap Kiara.

"Oke, kali ini aku percaya. Aku pergi mencari Jingga," pamit Ruben.

Kiara dan Alisa tersenyum smirk, mereka berhasil untuk membuat Ruben percaya bahwa Jingga tak ada dimansion atau paviliun.

"Mampus! rasain lu Jingga. Ini baru permulaan. Kedepannya lu akan merasakan yang lebih buruk dari sekedar dikurung!" ucap Alisa.

"Memang ada rencana apa lagi, kak?" tanya Kiara.

"Nanti kamu akan tahu sendiri," ucap Alisa sambil tersenyum smirk.

"Kak Alisa pasti sakit hati karena perbuatan kak Ruben telah menikah tanpa sepengetahuannya, dia kan dari dulu mencintai kak Ruben. Aku harus bantu mereka berdua untuk bersatu, dan aku nggak akan biarin juga cewek miskin itu bisa mendapatkan hati Kak Arga," batin Kiara.

Kiara yang sangat membenci Jingga pun memutuskan untuk bekerja sama dengan Alisa dan Daddy Bram untuk menyingkirkan Jingga dari kehidupan Ruben untuk selama-lamanya.

Tekat bulat untuk menyingkirkan Jingga dari kehidupan Ruben pun akhirnya hari ini bisa terlaksana dengan izin Daddy Bram yang menyetujui

Kiara pun merogoh saku celana panjang hitamnya untuk menghubungi sang Daddy yang saat ini masih mengurus perusahaan.

📱Kring!

Mode speaker

📞"Halo, Daddy aku sudah lakukan seperti rencana kita," ucap Kiara.

📞"Bagus, sekarang kamu buat dia tambah menderita. Jangan kasih makan atau minum sampai tiga hari kedepan," ucap Bram.

📞"Tentu Dad, aku tidak akan biarkan juga penyebab kematian Mommy Jesi bisa berkeliaran seenaknya, bahkan hidup enak dimansion ini," ucap Kiara.

📞"Tentu saja, kita akan buat dia semakin menderita berada dimansion keluarga kita," ucap Bram sambil tersenyum smirk.

📞"Oh ya, tadi Kak Ruben tiba-tiba saja pulang padahal belum jam pulang kerja. Harusnya Daddy berikan pekerjaan yang banyak untuk Kak Ruben supaya dia lupa sama istri sirihnya, "ucap Kiara.

📞"Tentu, Daddy akan telepon dia untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan akan memberikan tambahan pekerjaan supaya dia tak pulang kemansion untuk hari ini

📞Kiara mengangguk."Itu ide yang sangat brilian, Dad. Aku setuju dengan rencana Daddy."

Tut ... Tut ...

"Baguslah, ternyata Daddy mertuaku ini berpihak padaku. Kalau begini caranya aku akan mendapatkan cinta Ruben sekaligus harta keluarga ini juga, jadi sekali tepuk, dua nyamuk sekalian aku bisa taklukan," batin Alisa.

"Kak, ayo kita pergi dari sini dan biarkan dia merasakan awal penderitaan ini," ucap Kiara sambil menggandeng erat pergelangan tangan kakak iparnya.

"Ayo, kita makan saja deh. ini sudah waktunya makan siang," ucap Alisa.

"Oke, kak." ucap Kiara.

Di sisi lain,

Jingga merasa ada yang aneh dengan kejadian yang barusan terjadi. Dia berpikir pasti ada yang berusaha untuk mengerjainya. Ia pun hanya bisa berdoa kepada sang pencipta.

"Ya, Allah mudahkanlah jalanku untuk keluar dari sini. Tolong bantu berikan petunjuk kepada mas Ruben bahwa aku ada disini," pinta Jingga sambil bersujud dengan kaki melipat dan mengangkat kedua tangannya.

Jingga berseru tanpa mengeluarkan air mata karena dia yakin sekali bahwa sang pencipta akan mendengarkan isi hatinya.

Sementara itu, Ruben yang sudah dalam perjalanan ketempat kerja Jingga merasakan hal yang aneh sekali, perasaannya ingin kembali kemansion karena dadanya berdenyut ngilu kembali, namun Ruben menguatkan dirinya.

"Perasan aku dari tadi kok nggak enak ya, dadaku terasa sakit sekali. Aku yakin sekali terjadi sesuatu sama jingga," gerutu Ruben sambil memegang dada kanannya.

Ruben pun menancapkan pedal gas dengan kecepatan tinggi, berharap Jingga akan baik-baik saja.

Sesampainya Ruben dikantor PT. Senopatih.Tbk, sang kompetitor sekaligus musuh besar dari keluarga Karindra.

"Sebenarnya aku tak sudi sama sekali untuk menginjakkan kaki aku disini, tapi demi keselamatan Jingga aku rela harus kesini dan nanti akan aku buju lagi dia untuk keluar dari kantor ini," batin Ruben.

Ruben pun langsung menuju ke resepsionis untuk bisa menemui sang istri.

"Selamat siang, saya Ruben Karindra suami dari Jingga Purwati. Apa Jingga bisa ditemui?" tanya Ruben dengan sopan.

"Mohon maaf, pak. Bu Jingga hari ini tidak ada dikantor dan kami juga tidak mendapatkan kabar apapun," ucap Resepsionis.

"Ya ampun, jingga kemana ya. Kok dia sama sekali tidak bisa dihubungi dan di kantor pun dia tidak datang, lalu dimana dia. Aku sangat khawatir, aku harus cari dia," batin Ruben.

TBC.

(To Be Continued)

Tinggalkan jejak berupa Like, vote, komentar. Terima kasih.