Karna sebuah kesalah pahaman, Rinjani ChiMa Wardhana memilih memendam cintanya pada sosok Lintang yang seolah menjadi pelangi di hari harinya yang sempat mendung sebab pengkhianatan dari Sang mantan kekasihnya yang dulu..
Lintang yang tak tahu apa-apa dan mendadak di jauhi pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada gadis itu.
"Jujur sama Lilin, atau masuk Neraka?"
***********
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 09
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Keluar dari area Bandara, Lintang dan Rinjani masuk kedalam sebuah mobil mewah berwarna putih yang siap mengantar mereka langsung ke rumah sakit tempat kini Mama Marni di rawat yang katanya akibat jatuh dari kamar mandi.
Rinjani yang belum tahu pasti keadaan wanita hebatnya itu terus berdoa dalam hati, tapi ia masih sesekali tersenyum saat Lintang berusaha menggodanya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa malunya meski jauh dari dalam hati tetap ada rasa khawatir untuk sang Mama.
"Bukankah ChiMa tak memberi tahu apapun padamu, Lin?."
"Hem, tapi buktinya Lilin tahu," jawab pria tampan itu dengan senyum kecil di ujung bibirnya.
Rinjani menarik napas, ia tak bisa berkata-kata lagi karna semua jawaban yang ia dengar sama sekali tak ada yang memuaskan baginya.
Kenapa, kenapa Lintang tak bisa semanis ini setiap saat untuknya?
Rinjani langsung menggelengkan kepalanya, ia tak mau patah hati padahal jelas-jelas belum memulai apapun dengan pria tampan tersebut.
.
.
Sampai di rumah sakit, Lintang keluar lebih dulu untuk membukakan pintu bagian kiri untuk Rinjani keluar, sebelum melanjutkan langkah tak lupa juga ia mengucapkan Terima kasih pada supir yang sudah mengantarnya bersama Rinjani, hal sepele namun sudah sedikit anak muda yang melakukannya.
Gimana gak makin terLilin-Lilin kalau kaya gini sih!
"Kenapa?" tanya Lintang yang menatap Rinjani aneh.
"Ah enggak," sahut gadis itu dengan senyum sedikit di paksakan karna kaget.
Keduanya masuk kedalam rumah sakit yang lagi dan lagi tanpa bertanya ke meja resepsionis, Lintang juga terus berjalan seolah sudah tahu kemana arah tujuan mereka saat ini.
"Lin, mau kemana?" tanya Rinjani kesal.
"Ke ruang rawat inap mamamu kan?" Lintang balik bertanya dan memutar tubuhnya sebab Rinjani sudah menghentikan langkahnya.
"Emang Lilin tahu?"
"Kalaupun gak tau juga gak akan nyasar ke rumah Mak othor kok, masih muter-muter sini aja," jawab Lintang dengan tawa renyahnya.
Rinjani kembali melangkah saat Lintang juga berjalan lagi, mereka masuk kedalam lift menuju lantai 4.
"Tau lagi aja!" gumam pelan Rinjani, sudah cukup ia bertanya jadi untuk sekarang sepertinya akan ia serahkan semuanya pada Lintang karna memang benar kata pria itu jika mereka tak mungkin tersesat jauh dibangunan ini.
Triing..
Bunyi suara Lift dan pintu besi yang terbuka membuat dua anak manusia itu keluar, dan baru saja berjalan beberapa langkah mereka justru bertemu dengan Papa dan Adik Rinjani.
"ChiMa!"
Rinjani yang tangisnya pecah langsung berhambur kedalam pelukan papanya sedangkan Lintang masih berjalan di belakang gadis itu.
"Mama gimana, Pah?" tanya Rinjani langsung.
"Mama sudah sadar dan sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, kamu jangan khawatir ya," jawab Papa sambil menghapus air mata putri sulungnya.
"ChiMa mau liatliat Mama," pintanya pada Sang Papa yang tentu langsung di iyakan.
Keduanya yang begitu serius sambil melepas rindu sampai lupa jika ada Arjuna dan Lintang karna terbukti mereka di tinggalkan begitu saja.
"Siapanya Kak Jani?" tanya Arjuna ketus, ia yang tahu bagaimana kisah cinta Sang kakak sebelum nya mungkin kini akan jauh lebih posesif.
"Bukan siapa-siapa," jawab Lintang jujur, selain kata teman tentunya.
"Kalau bukan siapa-siapa ngapain sama Kak Jani, pacarny??!" selidik bungsu Wardahana tersebut dengan sorot mata tajam.
.
.
.
Cih, Sorry ya! calon IMAM nih...
kek gimana pula tuh gayanya Thor... bleh dicoba gak tuh. 🤣🤣🤣
lama² gak jelas,gak konsisten