Emily Grace Addison adalah putri kesayangan dari keluarga Addison. tiba-tiba dia mendengarkan dari orang tuanya bahwa ia sudah di jodohkan sejak kecil dengan seseorang cucu dari teman kakeknya.
Emily tidak percaya bahwa dirinya di jodohkan, dia anak kesayangan mana mungkin orang tuanya tega menjodohkannya dengan lelaki yang tidak di kenalnya, tapi apalah daya, ini juga termasuk salah satu wasiat dari kakeknya saat kata terakhirnya '"jangan sampai perjodohannya di batalkan tetap lanjutkan walaupun ia sudah tiada"'.
padahal Emily sudah ada di seseorang dihatinya, yaitu teman masa kecilnya, Emily harus melupakannya demi kakeknya.
.
.
.
suatu yang tidak di ketahui oleh keluarganya adalah bahwa ia punya rahasia yang tidak di ketahui oleh orang tuanya...
.
.
.
penasaran dengan cerita ikuti kisahnya Emily di "My Secret".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Menentukan jadwal pernikahan
"Lily jangan mengabaikan ku, hati ku sakit melihat wajah dinginmu itu, aku melakukan ini hanya memberikan surprise untukmu" kata felix lembut ia membenam kepalanya di leher emily sambil menghirup aromanya emily yang ia suka.
"Ya, lepas dulu tidak enak di lihat orang" jawab emily sambil berusaha keluar dari pelukan felix.
"Tidak ada orang disini, aku sudah membooking tempat ini"ucap felix masih betah memeluk Emily.
"Aku gerah, dan juga sesak kamu terlalu erat memelukku, kalau kamu tidak melepaskan nya aku tidak memaafkan mu" ancam Emily kepada felix
"Baiklah-baiklah tapi kamu janji akan memaafkan aku, jangan mengabaikan aku lagi" kata Felix lagi dengan wajah sedih sambil melepaskannya pelukannya lalu ia tersenyum kepada Emily.
"Hm," emily hanya berdehem juga mengangguk kepalanya, lalu ia menghela nafas lega saat felix melepaskan nya, karena dia sudah deg deg kan dari tadi. Lalu ia kembali ke ruangan pertemuan tadi, walaupun ia kesal ia masih menghormati para tetua disana.
Saat sampai di dalam, suasana yang heboh menjadi diam, saat melihat Emily masuk lalu disusul oleh felix di belakangnya.
"Sayang mengapa lama sekali di toiletnya" kata lucy menghampiri putrinya itu lalu membawanya berkumpul bersama yang lainnya.
"Aku mules mi, jadi sedikit lama, bagaimana keputusannya apa sudah di pastikan" ucap emily lagi lalu ia duduk disana.
"Sudah di putuskan kalian bertunangan lebih dulu, akan di adakan 2 minggu lagi setelah itu, sebulan setelah pertunangan kalian mengadakan pernikahan" kata Charlotte kepada mereka.
"Apa tidak kelamaan Mom, bagaimana langsung menikah saja" sela Felix yang tidak terima keputusan dari para keluarga.
"Apa kamu ingin menikahi Emily atau tidak, ini saja mom susah payah membantumu, kamu pikir mudah mendapat princess Addison kalau tidak usaha mommy selama ini," bisik Charlotte kepada Felix, ia kesal kepada putranya itu
"Kamu mungkin tidak dapat menikahi saat dia sampai selesai kuliah" tambah Emily lagi dan masih berbisik, acara bisik-bisik mereka berdua di ganggu oleh suara Emily.
"Apa tidak terlalu cepat, aku ingin menyelesaikan kuliah ku lebih dulu" ucap Emily untuk nego.
"Yah, aku juga setuju dengan usulan putriku bagaimana kalau kita tunggu emily tamat lebih dulu baru kita adakan acara akad nikah mereka" kata Damian setuju karena ia tidak ingin menikah putrinya secepat itu.
"Om, lily masih bisa kuliah meski ia menikah dengan ku, dan masih bebas melakukan apa yang dia suka, aku tidak mengekangnya, meski dia menikah dengan ku dia masih putrimu dan ia masih bebas apa yang dia lakukan, aku janji itu" kata felix panjang lebar kepada Damian.
"Baiklah, tolong tepati janjimu kamu sudah membuat putriku kecewa sekali tolong jangan sakiti dia lagi, kalau ada masalah tolong bicarakan dengan baik-baik" ucap Damian lagi kepada felix.
"Dan jika kamu sudah bosan dengannya tolong kembalikan dia kembali dengan baik-baik karena dia masih mempunyai keluarga yang menyayangi nya" tambah Lucy kepada felix. Emily terharu mendengar perkataan papi dan maminya mata nya memerah.
"Papi mami, aku akan selalu menjadi putrimu tidak ada yang merubahnya" kata Emily lembut kepada mereka berdua.
"Aku tidak janji karena janji bisa di ingkari, tapi aku akan berusaha tidak akan menyakitinya karena aku sangat mencintainya dan menyayangi, baik sekarang, dulu dan masa depan tidak pernah merubah aku akan tetap mencintainya" ucap felix sungguh-sungguh lalu ia memandang emily yang juga memandang, sehingga mereka saling bertatapan, Felix tersenyum kepadanya.
Deg
Kembali jantung emily berdetak dengan cepat mengalihkan pandanganya, karena ia tersipu pipinya memerah, felix melihatnya hanya terkekeh tambah melihat emily berdebar.
"Kami akan mengawasi mu di masa depan, jika perkataan tidak terbukti kamu akan tahu akibatnya bukan hanya kehilangan Emily selamanya dan juga hidupmu tidak akan bahagia" ucap Arion kepada felix.
"Tenang saja kak, aku tidak akan kehilangan lily aku sudah mempersiapkan diriku selama ini supaya aku bisa melindungi dan mencintainya" ucap felix lagi dengan tulus lalu ia menghampiri tempat duduk Emily yang dari tadi haya menunduk bermain ponsel.
"Oh ya tante, om kak Airon, boleh kah aku membawa lily ke suatu tempat, aku janji akan mengembalikan lagi" kata Felix lagi ia sudah dekat dengan emily, lalu Emily mendongak karena mendengar suara felix dekat dengannya, ia menatap felix.
"Baiklah, kamu jaga dia jangan pulang terlalu larut malam" kata Damian yang lainnya hanya setuju karena Damian sudah berbicara.
"Terimakasih om" ucap felix sambil menggandeng tangan emily dan membawa keluar tanpa mendengar persetujuan dari emily yang penting dia sudah menita izin kepada keluarganya.
"Kamu membawaku kemana" ucap Emily pelan saat sampai diluar, karena dia baru sadar saat felix mengandeng dan membawanya dia linglung saat itu hanya mengikutinya saja.
"Kamu akan tahu, setelah sampai di sana" kata felix lembut, lalu ia menautkan jari-jari Ke jarinya Emily dan mempererat genggamannya.
Emily hanya pasrah mengikuti felix karena ia juga penasaran kemana apa yang di katakan felix.
****
Sedangkan Evelyn ia sudah pulang bersama Leo juga Sophia, saat Emily ke toilet karena Emily tidak kembali dengan dengan enggan mengikuti Leo pulang.
Evelyn masih ingin menunggu emily dari toilet karena ia ingin minta maaf juga ikut merahasiakan masalah ini, ia merasa bersalah, tapi emily tidak kembali jadi ia pasrah mengikuti Abang pertamanya itu pulang, karena ponakannya masih kecil tinggal bersama baby sister di rumah.
Saat sampai di rumah ia masih kepikiran dengan emily, ia berencana untuk menelpon Emily.
"Bang aku masih kepikiran dengan emi apa dia marah kepadaku ya, sejak pertemuan tadi dia tidak berbicara kepadaku" kata Evelyn kepada abangnya dengan nada sedih.
"Dia tidak marah padamu, emi hanya menenangkan diri saja, biarkan felix yang menyelesaikan semuanya, kamu tunggu saja kabar baiknya, percaya sama abang emi tidak marah denganmu" kata leo lembut sambil mengelus kepala adiknya itu.
"Abangmu benar eve, kamu jangan khawatir emi mana mungkin bisa marah kepadamu" tambah Sophia lalu ia membawa William ke kamarnya karena anak itu sudah tidur.
"Terimakasih kak, udah bobok ya si kecil" kata Evelyn sambil melihat ponakannya itu, lalu mengelus kepala bayi itu.
"Iya, tadi ia sempat bangun saat kita pulang lalu ia tertidur lagi, aku kekamar dulu untuk menidurkan nya" kata Sophia kepada suaminya juga adik iparnya.
"Iya, aku juga ke kamar, oh ya bang nanti kalau mommy pulang kasih tahu aku ya" kata Evelyn kepada abangnya lalu ia masuk ke kamarnya.
.
.
.
klo bisa doubel tiap hari ya thor🙏🙏🥰🥰