NovelToon NovelToon
Friendzone Tapi Menikah

Friendzone Tapi Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:835
Nilai: 5
Nama Author: B-Blue

Menikahi sahabat sendiri seharusnya sederhana. Tetapi, tidak untuk Avellyne.
Pernikahan dengan Ryos hanyalah jalan keluar dari tekanan keadaan, bukan karena pilihan hati.

Dihantui trauma masa lalu, Avellyne membangun dinding setinggi langit, membuat rumah tangga mereka membeku tanpa sentuhan, tanpa kehangatan, tanpa arah. Setiap langkah Ryos mendekat, dia mundur. Setiap tatapannya melembut, Avellyne justru semakin takut.

Ryos mencintainya dalam diam, menanggung luka yang tidak pernah dia tunjukkan. Dia rela menjadi sahabat, suami, atau bahkan bayangan… asal Avellyne tidak pergi. Tetapi, seberapa lama sebuah hati mampu bertahan di tengah dinginnya seseorang yang terus menolak untuk disembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon B-Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Avel, tolong jangan bercanda!"

"Yos, gue minta loe pikirin lagi soal pernikahan ini. Loe tau'kan, gue memilih menikah karena mama. Bukan murni karena keinginan gue. Gue takut loe bakal menyesal." Sebenarnya Avellyne tidak ingin berbicara seperti ini, hanya saja dia ingin memastikan kesiapan Ryos.

"Di sini cuma loe yang mencintai gue, sementara gue enggak memiliki perasaan yang sama." Raut wajah Avellyne terlihat murung, tatapan matanya sendu.

"Masih belum, Vel. Gue percaya perasaan itu bakal ngikut belakangan kalau kita terus bersama. Gue yakin benih-benih cinta itu bakal datang perlahan. Pelan-pelan aja, gue bakal menunggu."

"Bagaimana setelah menikah gue enggak bisa melayani loe seperti para istri normal. Gue enggak mau melakukan itu tanpa adanya cinta." Avellyne terus berbicara aneh dengan tujuan agar Ryos ragu dengan rencana pernikahan ini. Padahal dia duluan yang meminta agar dinikahi oleh sahabatnya itu.

"Gue enggak maksa kalau loe enggak mau. Menikah bukan soal begituan aja, kan? Pokoknya gue enggak bakal melewati batas tanpa persetujuan dari loe. Jangan khawatir." Ryos tersenyum tipis untuk membuat Avellyne sedikit lebih tenang.

"Kenapa loe tetap mau menikah sama gue, Yos?"

"Daripada loe menikah sama orang lain. Loe bilang kali ini mama berbeda, loe bilang mama maksa banget. Gue bakal hancur kalau loe sampai menikah dengan laki-laki lain."

Avellyne mengambil ponselnya dan menyalakan perekam suara lalu dia mengarahkannya kepada Ryos. "Sebagai bukti kalau loe enggak bakal macam-macam ke gue sebelum dapat persetujuan, jadi ulangi ucapan yang tadi dan rekaman ini akan sebagai bukti bila dibutuhkan."

"Apa harus, Vel?" tanya Ryos.

"Harus. Karena manusia paling mudah mengingkari janji."

"Oke!" Ryos mengambil ponsel milik Avellyne dan mengucapkan janjinya. Bagi Ryos, tetap bersama Avellyne adalah hal yang harus dia lakukan, meski wanita itu belum mencintainya. Dia yakin suatu saat waktu akan memihaknya, di mana perasaan Avellyne berubah.

"Sudah puas sekarang, kan?" Ryos mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.

"Ada satu syarat lagi."

"Syarat apaan lagi, Avellyne?" Ryos mendengus, dia mulai kesal karena Avellyne terus saja mencari cara agar dirinya ragu dengan pernikahan ini.

"Gue enggak mau pesta meriah."

"Terus?"

"Undang kerabat, teman dekat dan orang-orang penting aja. Enggak lebih dari 200 undangan."

"Oke." Ryos setuju begitu saja dan Avellyne tersenyum lebar. Melihat raut wajah wanitanya kembali ceria, Ryos pun ikut tersenyum dan perasaannya menjadi lebih lega.

"Tapi kita tetap membutuhkan jasa WO," ucap Ryos.

"Loe yang atur. Gue ngikut aja."

Suasana yang sempat mencekam kini sudah menjadi lebih baik dan pria itu pun menyalakan mesin mobil lalu melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.

"Mengurus pernikahan baiknya kita lakukan sekarang atau setelah lamaran?" tanya Ryos.

"Loe maunya dua bulan lagi, kan? Kayaknya kita urus secepatnya aja. Besok atau lusa. Nanti gue tanya Hanna apa aja yang perlu disiapkan untuk mengurus berkas."

"Enggak usah, biar gue aja."

Avellyne hanya mengangguk tanda setuju. Toh, dia memang tidak ingin repot-repot untuk mempersiapkan pernikahan ini. Itu jugalah alasan kenapa dia tidak ingin pesta meriah. Semakin sedikit yang datang, maka acara akan semakin cepat selesai.

"Soal papa loe gimana, Vel. Sudah ada kabar?"

"Jangan bahas laki-laki itu." Dengan cepat Avellyne menyahut.

"Bukan gitu, Vel. Kalau beliau masih hidup kita perlu izinnya. Gimana pun juga papa loe bakal jadi wali nikah."

"Walinya dari pihak KUA aja, Yos. Gue enggak mau ribet nyari keberadaan dia. Sudah belasan tahun kita kehilangan kontak. Loe jangan bahas papa gue lagi."

Ryos diam dan merasa menyesal karena tiba-tiba harus membahas papa Avellyne yang sudah sangat lama tidak diketahui keberadaannya.

...

Ryos dan Avellyne berhasil menemukan satu jasa wedding organizer ternama dan tentunya dapat dipercaya. Setelah selesai dengan urusan mereka, pria itu pun mengantar pulang wanitanya. Dia tidak mampir sebab Avellyne melarang. Wanita itu beralasan terlalu capek hari ini dan ingin segera beristirahat. Kebetulan lagi mama Avellyne sedang tidak ada di rumah sehingga Ryos tidak punya alasan lain untuk mampir.

Seperginya dari rumah Avellyne, Ryos langsung mengemudikan mobilnya menuju kediaman Hanna. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Dulunya mereka tinggal di lingkungan yang sama. Mereka bertetangga dan sudah seperti saudara kandung.

Selain itu, Hanna dan Ryos selalu satu sekolah sejak sekolah dasar sampai kuliah.

Sekarang di sinilah Ryos berada. Dia sudah disambut hangat oleh sahabatnya itu.

Setiap kali mampir ke rumah Hanna, hatinya selalu bahagia sebab tiga bocah yang selalu mengajaknya bermain.

"Sebentar lagi loe bakal punya mainan seperti ini," ucap Reyiu yang menghampiri Ryos. Sementara Hanna bergegas ke dapur untuk mengambil minuman dan camilan.

"Abang, bawa adek main ke dalam dulu, ya. Kayaknya Om Ryos lagi malas main." Reyiu berkata demikian karena ada sesuatu yang ingin dia bahas dengan Ryos dan tentu saja tanpa ingin diganggu oleh ketiga anaknya.

"Padahal Abang masih mau main sama Om." Sagara–putra tertua Reyiu cemberut karena diminta menyudahi waktu bermainnya.

"Abang Saga, nanti kita lanjut main lagi." Ryos berjongkok dan berkata dengan lembut kepada anak kecil itu.

"Sebagai permintaan maaf, Om janji besok datang lagi dan bawa mainan." Ryos tersenyum lebar sambil mengelus kepala Sagara–bocah yang masih berumur tujuh tahun.

"Janji ya, Om!"

"Janji." Ryos mengacungkan jari kelingkingnya sebagai tanda kalau dia tidak akan ingkar janji.

Setelah itu Sagara membawa ke dua adik kembarnya– Albiru serta Albyan bermain di ruangan lain dan di saat bersamaan, Hanna pun datang dengan membawa minuman serta camilan.

"Kenapa kalian liatin gue serius banget?" tanya Ryos dan seketika dia merasa tertekan.

"Loe yakin mau menikah dengan Avel?" Hanna bertanya seraya menatap sahabatnya itu begitu lekat.

"Kenapa bertanya kayak gitu, sih? Emang ada yang salah sama gue?"

"Bukan loe yang salah, Yos. Cuma gue dan Kak Rey sedikit ragu dengan Avel. Kita berteman udah lama banget dan kita tahu kalau Avel enggak punya komitmen. Dari SMA sampai sekarang dia suka gonta-ganti pacar. Dia enggak punya visi untuk masa depannya, Yos."

"Loe dan gue bukan sekedar sahabat. Tapi loe sudah seperti kakak bagi gue. Gue enggak mau lihat loe menderita lalu menyesal dengan pilihan loe ini. Mencintai sendiri itu capek, Yos. Contohnya Valerie. Pernikahannya cuma sebentar karena cuma dia aja yang cinta sama pasangannya." Saat bertemu dengan Avellyne siang tadi, Hanna berbicara sebaliknya meski dia sempat meyakinkan Avellyne untuk berpikir dengan matang soal pernikahan. Namun karena saat ini berbicara dengan Ryos, dia mengungkapkan semua kegelisahannya. Sebab dia begitu peduli dan menyayangi Ryos.

"Gue ngerti dengan ketakutan kalian dan gue tahu kalau Avel masih belum mencintai gue sampai sekarang. Hidup ini tidak ada yang berjalan mulus. Semua ada cobaannya masing-masing dan gue siap untuk menghadapi itu. Gue hanya perlu berusaha untuk meyakinkan Avel. Kalau kami menikah, maka gue enggak punya batasan lagi untuk menunjukkan betapa seriusnya perasaan gue ke dia."

"Tetap semangat, Yos. Kadang wanita emang seperti itu. Kita enggak pernah tahu maksud mereka. Gue dukung loe sepenuhnya. Sebagai lelaki loe harus tetap maju dan perjuangkan perasaan loe." Reyiu tersenyum lebar untuk meyakinkan Ryos, tidak seperti istrinya yang malah menciptakan keraguan pada pria itu.

"Kak, tadi janji mau dukung aku. Sekarang kenapa Kakak berpihak ke Ryos. Nyebelin banget, sih." Hanna seketika cemberut dan menatap suaminya tidak senang.

"Ayolah, Sayang. Jangan buat Ryos patah semangat. Kita juga pernah mengalami masa-masa seperti ini. Kalau dulu aku menyerah gitu aja, apa sekarang kamu jadi istri aku? Cewek itu perlu diperjuangin. Kamu harus percaya ke Avel. Jangan berat sebelah seperti ini, Avel itu sahabat kamu juga."

"Kami semua mendoakan yang terbaik untuk kamu dan Avel," ucap Reyiu melanjutkan dan kembali menyemangati sahabatnya itu.

1
edu2820
Kepincut sama tokohnya. 😉
B-Blue: terimakasih sudah mampir 😊
total 1 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!