NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Sangkara

Pembalasan Dendam Sangkara

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: apriana inut

Sangkara, seorang pemuda yang menjadi TKI di sebuah negara. Harus menelan pil pahit ketika pulang kembali ke tanah air. Semua anggota keluarganya telah tiada. Di mulai dari abah, emak dan adek perempuannya, semuanya meninggal dengan sebab yang sampai saat ini belum Sangkara ketahu.

Sakit, sedih, sudah jelas itu yang dirasakan oleh Sangkara. Dia selalu menyalahkan dirinya yang tidak pulang tepat waktu. Malah pergi ke negara lain, hanya untuk mengupgrade diri.

"Kara, jangan salahkan dirimu terus? Hmm, sebenarnya ada yang tahu penyebab kematian keluarga kamu. Cuma, selalu di tutupin dan di bungkam oleh seseroang!"

"Siapa? Kasih tahu aku! Aku akan menuntut balas atas semuanya!" seru Sangkara dengan mata mengkilat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriana inut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Suasana desa tampak sangat hebo dan ricuh. Berbagai aduan dan juga laporan di terima oleh kepala desa. Mulai dari hewan ternak yang mati, menghilang, sawah yang di rusak serta yang paling gongnya ditemukan mayat oleh nini Wati.

“Mayat? Dimana Ni? Nini yakin itu mayat?” seru kepala desa.

“Be-benar atuh, pak kades. Untuk apa saya bohong? Itu beneran mayat, ada darahnya!” jawab Nini Wati dengan wajah yang tampak pucat dan dahi yang mengeluarkan keringat.

“Ya sudah, ayoo tunjukkan lokasinya. Jangan sampai orang luar tahu, bisa-bisa desa kita gak lagi dapat penghargaan!”

“Bapak masih mementingkan penghargaan?” sentak salah satu warga yang hewan ternaknya mati. “Pak, desa kita sudah tidak aman. Sapi saya teh mati, belum lagi yang lainnya. Kalau bapak tetap menyembunyikan semuanya tanpa ada solusi, saya yang akan lapor polisi. Saya yang akan meminta bantuan polisi untuk  mencari tahu semuanya!”

“Hei, kamu!!! Jangan berani-berani lapor polisi! Saya tidak akan membiarkan itu terjadi!”

“Kalau tidak boleh lapor polisi, selesaikan pak! Jangan hanya di sembunyikan! Jangan sampai seperti keluarganya Sangakara! Pokoknya saya mau semuanya di usut tuntas!”

Wajah pak Kades benar-benar tidak enak untuk di lihat. Beberapa kali dia menarik napas panjang, “sabar! Saya akan selidiki semuanya. Tapi kalian harus sabar! Lebih baik kita lihat apa yang di laporkan nini Wati. Kalau memang itu mayat, berarti salah satu warga sini jadi korban. Dan itu bisa saja anggota keluarga kalian.”

“Wah, benar tuh kata pak Kades. Ayooo, kita lihat dulu!!!” timpal warga lain.

Berdasarkan persetujuan warga lain, akhirnya kepala Desa dan seluruh pegawai kantor desa serta warga yang berkumpul di depan kantor desa pergi menuju tempat yang di tunjukkan oleh nini Wati. Nini Wati berjalan paling depan, setelah berada di dekat kebun cabe, kaki wanita tua itu terhenti.

“Di-di-sana pak kades,” tunjuk Nini Wati.

“Nini yakin?”

Kepala wanita tua itu mengangguk yakin. “Yakin, pak kades.”

“Ayoo, kita lihat…!!!”

Pak kades serta beberapa warga berjalan masuk ke dalam kebun cabe. Sedangkan yang lainnya termasuk nini Wati menunggu di luar kebun cabe.

“ASTAGHFIRULLAHALADZIM!!!” seru pak kades dan warga yang masuk ke dalam kebun cabe. Mereka semua tersentak kaget melihat sesosok tubuh yang terbaring di tanah. Posisi tubuh tersebut tengkurap dengan bagian punggung penuh dengan darah.

“Pak kades ada kan? Saya tidak bohong kan?” teriak Nini Wati.

“Be-benar, ni. Nini gak bohong!”

Pak kades dan beberapa warga tersebut tidak ada yang berani menyentuh sosok tersebut. Mereka terlalu takut. Suasana dan keadaannya sangat berbeda dengan keluarga Sangkara dahulu kala.

“Ada apa ini, mang? Kok ngumpul di sini?” tanya Dika yang melewati kebun cabe tersebut bersama Arif dan Sangkara. Mereka bertiga masing-masing memegang joran dan ember. Tampaknya mereka ingin berangkat mancing ke sungai yang berada tidak jauh dari kebun cabe.

“Ada mayat, Dika!” seru Nini wati menjawab pertanyaan Dika.

“Mayat, ni? Dimana?”

“Itu!” tunjuk nini Wati. Wanita itu sempat melirik kearah Sangkara. Namun, karena tatapan tajam Sangkara. Dia langsung menundukkan kepalanya.

“Ayoo, kita lihat!” ajak Arif. Dia meletakkan joran dan ember di pinggi kebun cabe. Lalu berjalan mendekati pak Kades dan yang lainnya.

Mereka juga tampak terkejut melihat sosok tubuh yang ada di lantai.

“Pak kades itu siapa?”

Pak kades menoleh keasal suara. Dia kembali dibuat terkejut dengan kehadiran Sangkara. Apalagi laki-laki muda itu langsung berjongkok di depan sosok tersebut.

“Ini bukan mayat!” ujar Sangkara santai seraya mendongakkan kepalanya menatap orang-orang di sekitar.

“Maksud kamu apa? Kalau bukan mayat, ini apa? Boneka?”

“Iya, boneka. Kalau pak kades tidak percaya, lihat aja sendiri!” sahut Sangkara.

Dia membalikkan sosok tubuh tersebut. Dan ternyata benar, apa yang di katakan oleh Sangkara. Sosok tubuh itu tidak lain dan tidak bukan hanya sebuah boneka maneki yang di pakaikan baju serta di lumurin darah.

“Boneka???” seru Dika.

“Iya, Dik. Ini boneka yang ada di toko-toko baju! Kalau di lihat dari belakang sih emang kayak manusia. Tapi kenyataannya, kamu bisa lihat sendiri!”

“Iya, Kara. Kamu benar. Tapi siapa yang letakkan boneka ini di sini? Tujuannya apa?”

Sangkara mengedikkan bahunya, “gak tahu. Ya udah, kita mancing aja yuk? Ngapain mikirin dan urusin hal kayak gini. Bukan urusan kita,” sahut Sangkara berdiri, lalu berjalan menjauh dari boneka tersebut.

“Ja-jangan pergi dulu!” cegah pak kades menghentikkan langkah Sangkara, Dika dan Arif.

“Ada apa pak kades?”

“To-tolong bantu saya menyelidiki ini. Bukan ini saja, tapi kasus hewan ternak yang mati mendadak serta sawah yang di rusak. Tolong saya!”

Sangkara membalikkan tubuhnya dan menatap tajam pak kades, “apa keuntungan kami untuk membantu anda, pak? Bukannya kasus ini bakal anda tutupin kan? Jadi, untuk apa di selidiki?”

Pak kades terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Sangkara.

“Lakukan saja seperti kasus keluarga saya 5 tahun yang lalu. Tutupin, jangan lapor polisi atau siapa pun. Biar desa ini selalu aman dan terus dapat penghargaan!” tambah Sangkara tersenyum sini.

“Kara, kamu sudah tahu?” celetuk salah satu  warga.

Kepala Sangkara mengangguk, “bukannya ada sebuah pepatah. Serapat-rapatnya menyimpan bangkai pasti tercium juga. Walaupun kepala desa dan warga sini menutupinya, akhirnya saya tahu kan? Gak selamanya rahasia itu akan tetap tersimpan, pak!” sahut Sangkara. Dia kembali memberi kode kepada dua sahabatnya untuk segera meninggalkan tempat itu dan fokus ke tujuan awal mereka.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Kericuhan di desa tidak hanya berhenti di hari itu saja. Setelah terungkapnya mayat di kebun cabe yang ternyata boneka. Malam ini terdengar beberapa kali tembakan yang berasal dari bukit yang ada di belakang desa. Tembakan itu bukan hanya satu kali, tetapi lima kali yang terdengar secara beruntun.

“Apa lagi ini yang terjadi di desa ini?” seru kepala desa keluar dari rumah hanya menggunakan sarung saja. Dia melihat warga-warganya sudah pada keluar dari rumah untuk mengerahui apa yang terjadi.

“Pak kades itu suara apa? Suara tembakan ya?”

“Saya gak tahu, pak. Tapi sepertinya iya!”

“Hah? Tumben, pak? Apa yang terjadi di sana? Ada penjahat ya pak kades?”

“Saya tidak tahu, pak. Mungkin orang berburu!” sahut pak kades asal.

“Berburu? Apa yang diburu disana, pak? Saya teh tiap hari bolak balik ke sana, gak ada hewan yang mesti di buru!”

Wajah pak kades tampak bingung dan kewalahan menjawab pertanyaan dari warganya, yang juga merupakan tetangga sebelah rumahnya.

“Saya juga gak tahu, pak. Besok kita cari tahu ya? Sekarang mending kita balik tidur lagi a….”

Door… Door…!!!

1
Nurhartiningsih
waduh...jangan2 dokter Adit bagian dari mrk..
Pelita: Hmm, mungkin kali ya kak...? Tunggu aja bab berikutnya...

Hmm... Mungkin kali ya kak? Jawabannya tunggu di bab selanjutnya...😁
total 1 replies
Taufik Ukiseno
Karya yang keren.
Semangat untuk authornya... 💪💪
Taufik Ukiseno
😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!