PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU
Caren Danisha sosok siswa yang multi talenta. Diusia belia dia harus merasakan pernikahan dengan laki-laki yang di cintai nya. Namun dengan berjalannya waktu, pernikahan tidak hanya butuh sekedar cinta tapi komitmen untuk bersama selamanya. Perbedaan mulai muncul satu persatu, sehingga akhirnya ia jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang berbeda. Terkadang dia pun bingung siapakah yang disebut sebagai cinta pertamanya. Karena 2 sosok ini ingin sama-sama dimilikinya.
Hasratnya semakin membara untuk berpetualang sejak hatinya porak poranda.
Cinta telah menghancurkan harga diri dan kepercayaannya.
Apakah Caren akan tetap bermain dengan permainan cintanya ?
Atau dia akan menghentikan saat cintanya berlabuh pada sosok yang tepat.
Hasrat akan selamanya ada ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CALON BINI
Ia tahu kalau Aldian tidak pernah main-main dalam setiap ucapannya. "Hi Nio ... aku Caren" ucap ku dengan malu-malu.
Gak lama datanglah beberapa orang team The Eagle ke ruang tamu. Mereka terpesona melihat kecantikan Caren dan postur tubuhnya yang proporsional. Tapi karena menyadari kalau cewek ini pasti milik Aldian ketuanya, mereka gak berani menggoda saat itu. "Guys ... kenalin ini Caren calon bini aku. Jadi kalian jangan coba-coba untuk mengganggu atau mendekatinya. Kalau gak mau dihajar seperti orang The Jackal kemaren sama dia" Aldian berujar sambil mengelus rambut ku yang di kuncir satu. "Serius bos kalau Caren kemaren ikut berantem ?" tanya Bayu salah satu anak The Eagle yang tadinya terpesona oleh kecantikan ku seperti nya. Tapi karena setelah Aldian menyampaikan bahwa cewek ini adalah calon bini nya lebih baik Bayu mundur teratur sebelum ia mati sia-sia. Aku hanya tersenyum malu dan menyapa mereka semua "Hi ... Aku Caren" ujarku dengan senyum bersahabat.
Akhirnya Aldian, aku dan beberapa team inti The Eagle berdiskusi mengenai penyerangan yang dilakukan The Jackal. Korban dari The Jackal sudah dibawa ke RS terdekat dengan lokasi dan dijaga oleh teman-teman dari The Eagle. "Hari ini aku akan bikin surat resmi untuk datang ke markas The Jackal dan diketahui oleh pihak kepolisian. Dan aku harap dengan kunjungan ini The Jackal akan tahu mereka berhadapan dengan siapa" Aldian berkata dan menjelaskan rencana pembalasan yang akan dilakukan. Karena ini menyangkut keselamatan ku juga tentunya. "Walaupun Caren menguasai bela diri dengan baik, tapi kalau mereka main keroyokan pasti diapun akan kewalahan" Aldian menjelaskan kepada teman-temannya sambil ia menggenggam tangan ku. Dan bagaimana dengan aku ? Huff ... wajahku terlihat bersemu seperti tomat matang dikedua pipi saat menyadari bahwa didepan team The Eagle Aldian sangat meratukan ku. Sehingga membuat hatiku meleleh perlahan-lahan.
Akhirnya Aldian menghubungi Om Dewa salah satu petugas kepolisian yang menjadi sahabat The Eagle. Dan setelah mendapat pengarahan langsung Aldian menutup telponnya. "Guys Om Dewa setuju dengan rencana kita. Permintaan Om Dewa kalau surat mau dikirim jangan lupa di scan dan dikirimkan ke beliau" ujar Aldian. Setelah semua bubar, Aldian menarik tangan ku dan mengajak untuk naik ke lantai 2. "Kalau nanti kamu kesini lagi, nunggunya disini aja ya" kata Aldian sambil membuka kunci sebuah ruangan yang sepertinya adalah tempat istirahat Aldian di markas ini. Ruangan yang cukup luas dengan sebuah tempat tidur besar, sofa set, kulkas, KM, TV, Nakas dan AC. Huff ... interior nya gak kalah cakep warna perpaduan hitam dan putih.
"Ald ... aku malu loh tadi kamu kenalin sebagai calon bini. Gak enak tahu ntar dikira beneran sama teman-teman yang lain" ujar ku untuk menegaskan kepada Aldian karena aku pun takut baper dengan perlakuan Aldian. Tatapan Aldian lembut kearah ku dan ia pun bertanya "Kamu gak mau ? Siapa bilang aku main-main dengan ucapan ku Caren" ucap Aldian lembut sambil memegang kedua tangan ku. "Ok let see ... kita perjelas semuanya" Aldian kembali melanjutkan perkataannya. "Aku ingin menjadikanmu sebagai istriku Caren" ucap Aldian. Mau tau ekspresi wajah ku ? Aku kaget ... bengong ... dan tidak bisa mengucap satu katapun. Aldian kembali melanjutkan omongannya "Aku mencintaimu sejak kita kelas 10 dan rasanya 2 tahun ini aku sudah benar-benar mematangkan diriku baik finansial bahkan perasaan agar nanti pantas untuk jadi pendamping mu. Dan aku yakin dihatimu pun sudah ada aku". Aku terharu mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Aldian. Aku hanya menatap mata Aldian untuk mencari adakah kebohongan dari kata-kata Aldian tadi. Namun yang ia lihat adalah kejujuran dan tatapan cinta. "Ald ... jangan bikin aku baper deh. Nanti pacar-pacar kamu diluar sana bisa menyerang aku loh" jawab ku mencoba mengelak atas perasaan saat ini yang berbunga-bunga. "Hey look ... Aku gak pernah mencintai orang lain Caren. Cuma kamu yang selalu ada dihatiku" Aldian berkata sambil mengangkat dagu ku agar kembali menatapnya. "I love you Caren" ujarnya kembali sambil bibirnya mencium bibir ku. Dari awalnya hanya ciuman berupa kecupan sekali. Kemudian Aldian kembali mencium pujaan hatinya dengan lebih dalam. Aku yang belum pernah merasakan rasanya berciuman cukup kaget dan membalasnya dengan kaku. Hasrat kami mulai sedikit demi sedikit membara. Namun seketika Aldian menarik dirinya dan itu membuat ku sedikit kecewa karena aku sudah mulai merasakan gelenyar rasa hangat di seluruh tubuh akibat ciuman Aldian.
"Caren ... sebelum ini berlanjut, aku ingin menanyakan kepadamu apakah bersedia menjadi istriku ? Kita akan menikah segera didepan orang tua kita". Tanya Aldian sambil mengambil sebuah kotak kayu ukir dari saku jaketnya dan segera membukanya. Didalam kotak itu terdapat sebuah cincin berlian yang cukup sederhana namun membuat ku berlinang airmata karena bahagia. Aku dengan tersenyum menjawab "Ya aku bersedia" ujarnya. Aldian ikut menangis bahagia dan memeluk tubuh ku. Ia menyematkan cincin tersebut di jari manis ku dan ukurannya sangat pas. Kemudian ia melanjutkan mencium bibir ku dengan mesra. Bunyi kecapan ciuman kami seperti alunan suara merdu di keheningan kamar. Emosi kami bermain dengan dahsyatnya. "Gila Caren ... aku sangat mencintaimu sayang" ucap Aldian sambil menjilati leher ku yang putih mulus. "Ald ... aku juga mencintaimu" Aku pun membalas perasaan Aldian dengan menikmati semua cumbuannya. Tanpa disadari kancing kemeja sekolah ku sedikit terbuka membuat belahan bukit didadaku sedikit terlihat. "Sayang ... bolehkah aku cium ini ?" tanya Aldian sambil menyentuh bagian luar bukit di dadaku. Saat itu aku sudah mengalami level hasrat yang menggelora akibat ciuman Aldian langsung mengijinkan dengan anggukan kepala.
Perlahan Aldian membuka kemeja ku dan tampak menyembul bukit cantik yang tertutup oleh kain berwarna putih. Ia kemudian membuka pengait nya yang berada dibagian depan ... terpampang lah bukti nyata keseksian seorang Caren dengan ujungnya yang berwarna pink muda. Aldian mulai memainkan kedua nya secara perlahan. Yang awalnya lembut hingga akhirnya kasar tak beraturan secara bergantian. Aldian baru pertama kali ini melakukan hubungan yang lebih dalam dengan seorang wanita ya hanya dengan Caren. Tapi untungnya ia pernah beberapa kali melihat video yang diputar oleh anak-anak The Eagle sehingga paling tidak ada pengetahuan tentang anatomi manusia yang diketahui Aldian. Sedangkan aku sudah mendesah tidak karuan. Nikmatnya sungguh luar biasa.
"Sayang ... aku ingin segera menikahi mu. Minggu depan aku dan kedua orang tuaku akan datang melamar mu" ucap Aldian perlahan menghentikan kegiatannya. Ia tidak ingin kebablasan melanjutkan keintiman ini dengan ku. Sebelum ijab kabul Aldian berjanji akan menjaga ku dengan baik. Akupun sangat terharu dengan perbuatan Aldian yang sangat gentle, langsung memeluk dan menyembunyikan wajah ku ke dada Aldian. "Hey calon bini ... tunggu ya sebentar lagi akan jadi nyonya Aldian" ucap Aldian sambil mengecup kening ku.
***