NovelToon NovelToon
Paman, Ayo Kita Menikah

Paman, Ayo Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: shafrilla

Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sierra marah.

Melihat pelayan itu terjatuh tersungkur akibat dorongan kasar Esmeralda, darah Sierra mendidih tanpa terkendali. Tanpa sepatah kata, dia bangkit dengan langkah tegap, melangkah cepat ke arah korban yang tergeletak. "Kamu tak berhak melakukan itu!" ucap Sierra, suaranya dingin seperti pisau yang mengiris ketenangan ruangan.

Pelayan itu menggigil, membalas lirih, "Maafkan saya, Nyonya."

Tatapan Sierra membara menusuk ke arah Esmeralda yang berdiri sok kuasa dengan senyum sinis di bibirnya. "Ini yang seharusnya kamu terima," kata Sierra sambil meraih segelas air dengan tangannya tapi tekadnya membaja. Dalam sekejap, air dingin itu tumpah membasahi baju Esmeralda, menjatuhkannya ke posisi yang sama seperti yang ia perbuat pada pelayan tadi. "Ingat, tak seorang pun pantas disakiti seenaknya!" ujar Sierra dengan suara yang menggema penuh amarah, lalu mendorong tubuh Esmeralda hingga terpental.

Ruangan itu seketika hening, hanya gema ketegangan yang bergema, menggetarkan hati yang menyaksikan. Sierra berdiri tegak, mata tajamnya tak memberi celah bagi Esmeralda untuk melangkah lagi melewati batas kemanusiaan.

Kakek Abraham cuma tersenyum tipis saat melihat keributan itu. “Dari tadi aku yakin, Esmeralda datang tidak akan bisa buat Sierra ninggalin Xavier,” gumamnya pelan.

Di sisi lain, Esmeralda menatap Sierra dengan mata membara. “Apa-apaan ini! Beraninya kamu berani lakukan ini sama aku!” suaranya menggema keras, tangannya terangkat siap menampar.

Tapi tiba-tiba, tangan itu dicekal kuat oleh Sierra. “Mau ngapain sih? Kamu kira seenaknya bisa gitu ke aku?” suara Sierra dingin, penuh amarah. “Lepaskan tanganku!” Esmeralda mencoba melepaskan diri, tapi Sierra malah mendorong tangan itu sampai Esmeralda terjatuh tersungkur ke lantai.

“Aku gak main-main, nona,” ucap Sierra dengan napas memburu, menatap tajam wanita itu yang kini terduduk lemah.

 “Lihat, Paman! Wanita ini benar-benar nggak tahu diri. Beraninya dia melakukan hal kayak gini! Siapa sih dia, Paman?” teriak Esmeralda sambil menatap Sierra penuh amarah.

Kakek Abraham cuma tersenyum, tak langsung menjawab. Matanya malah tertuju ke arah Sierra.

“Dia ini nyonya muda keluarga ini,” sela si pelayan dengan tegas.

Esmeralda melotot, tak percaya. “Maksudmu apa?!” tanyanya dengan nada tajam.

“Nyonya Sierra itu nyonya muda di rumah ini. Artinya, dia istri Tuan Xavier,” jawab si pelayan, menekankan kata ‘nyonya muda’ dengan kesal.

Esmeralda menahan tawa sinis. Dia berdiri pelan, menatap Xavier penuh tantangan. “Tidak mungkin, kan sayang?”

Xavier hanya menghela napas panjang tanpa membalas. Perlahan, dia mengajak istrinya duduk kembali. “Cepatlah makan. Nanti aku akan ajak kamu ke suatu tempat,” ucapnya lembut.

Melihat keromantisan putranya dan menantunya, Kakek Abraham hanya tersenyum hangat, seolah segala keruwetan itu tak lagi berarti.

Esmeralda menatap tajam sosok gadis muda yang duduk tenang di ruang makan rumah kakek Abraham, hatinya bergejolak antara cemburu dan ketidakpercayaan. "Pasti kamu hanya ingin menggodaku, kan? Kamu marah karena aku tiba-tiba pergi ke luar negeri, ya?" suaranya bergetar, mencoba menutupi rasa sakit yang menggerogoti.

Namun Xavier tetap diam, matanya menatap lurus ke depan tanpa sedikit pun menanggapi tuduhan itu. Wajahnya yang biasanya hangat kini berubah beku, seolah ada tembok tebal yang memisahkan mereka.

Esmeralda menggigit bibir, napasnya memburu, merasa dikhianati oleh pria yang selama ini dia cintai sepenuh hati. Di dalam diamnya, Xavier memikirkan beban yang tak bisa ia ungkapkan, memilih sunyi daripada kata-kata yang hanya akan melukai lebih dalam. Udara di ruangan itu terasa kaku, penuh dengan ketegangan yang tak terucapkan, mempertegas jarak yang kini terjalin antara mereka.

"Ayo," ajak Xavier.

"Mau kemana?" tanya Sierra.

"Ayo..," Xavier langsung menarik tangan isterinya. "Kakek, aku pergi dulu." ucap Sierra.

"Iya." jawab singkat kakek Abraham yang kemudian meninggalkan ruang makan.

"Pa-paman." panggil Esmeralda yang tidak di hiraukan. "Aaaa!!" kesalnya.

Di salah satu butik ternama Xavier mengajak Sierra untuk memilih gaun pesta. Ketika baru memasuki tempat itu Sierra terlihat menatap jajaran pakaian yang berharga fantastis.

"Mau apa kita kemari?" tanya Sierra.

"Aku akan mengajakmu memilih gaun untuk ke pesta besok." jawab Xavier.

"Buat apa? Katanya kamu sudah membelikan baju untukku?" Sierra mengerutkan keningnya.

"Aku ingin kamu milih beberapa pakaian." jawab Xavier yang kemudian meminta salah satu pelayan untuk mengambilkan Sierra gaun.

Sierra mencoba satu persatu gaun yang diambilkan oleh salah satu pelayan, satu persatu gaun itu dia pakai kemudian ditunjukkan kepada Xavier. beberapa pakaian sudah dia coba menurutnya ada beberapa pakaian yang sangat dia sukai. Setelah memilih baju yang cocok untuknya Sierra bergegas mengajak suaminya untuk berjalan-jalan di sekitar tempat itu, beberapa restoran dia datangi untuk mencicipi beberapa makanan yang konon katanya sangat lezat namun harganya membuat dompet menangis.

"Ini beneran harganya?" tanya Sierra yang menunjuk harga makanan yang ada di restoran tersebut. Xavier menganggukkan kepalanya sedangkan Sierra melotot tidak percaya. "Ini makanan harganya membuat hati meronta dan menangis." keluhnya.

"Kenapa harus melihat harganya cepatlah kamu pesan makanan itu setelah itu aku akan mengajakmu jalan-jalan lagi?" ucap Xavier yang membuat Sierra menggelengkan kepalanya.

"Nggak ah, harganya tidak masuk akal banget, masak makanan sebesar 2 ruas jari saja harganya tidak masuk akal, lebih baik kita makan di restoran kecil saja." jawab Sierra yang kemudian langsung mengajak Xavier keluar dari restoran itu.

Hari itu Xavier benar-benar merasa begitu bahagia, Sierra yang sekarang lebih terbuka bahkan kalau berbicara pun dia lebih sering menunjukkan sifat manjanya. setelah berjalan-jalan akhirnya Sierra dan Xavier kembali ke rumah. Sedangkan di rumah kakek Abraham sendiri terlihat Esmeralda dari tadi menunggu kedatangan Xavier, mulutnya terus mengoceh tidak karuan karena dari tadi Soviet dan Sierra tidak kunjung pulang juga.

"Sebenarnya mereka ke mana sih, Aku yakin gadis ingusan itu mengajak Xavier ke suatu tempat. jangan-jangan gadis ingusan itu mau menjebak Xavier." ucap Esmeralda yang nampak kebingungan. dia sudah berpikir kalau sekarang ini Sierra sudah menjebak Xavier.

Beberapa pelayan yang melihat Esmeralda nampak mereka tidak suka dengan kedatangan wanita itu, dia bersikap seperti pemilik rumah bahkan Esmeralda selalu mengatakan kalau dia akan menjadi istri dari Xavier.

"Kenapa nyonya muda tidak memberi pelajaran kepada wanita ini, Aku benar-benar geram sama dia ucap salah satu pelayan yang dijawab anggukan oleh temannya.

"Kamu benar sekali, aku benar-benar tidak suka dengan wanita ini, dulu kalau dia ke sini dia selalu menganggap rumah ini miliknya. dia selalu menganggap kalau tuan muda itu suaminya." jawab pelayan yang lain. Mereka dari tadi melihat Esmeralda yang berjalan mondar-mandir menunggu kedatangan Xavier.

*bersambung*

1
partini
😂😂😂 ada" saja
Zheyra
lanjut
Herlina Susanty
lanjut thor smgt 😍💪
Zheyra
Xavier jual mahal banget
Zheyra
lanjut
shafrilla
terima kasih kak.
Rahma Inayah
mampir Thor moga bgus ceritanya lnjutkn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!