NovelToon NovelToon
Benih Yang Tak Terucap

Benih Yang Tak Terucap

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Empat tahun lalu, Aira Nadiya mengalami malam paling kacau dalam hidupnya—malam yang membuatnya kehilangan arah, tapi juga memberi dirinya sesuatu yang paling berharga: seorang anak laki-laki bernama Arvan.

Ia tidak pernah memperlihatkan siapa ayah anak itu. Tidak ada foto, tidak ada nama, tidak ada cerita. Satu-satunya petunjuk hanya potongan ingatan samar tentang pria misterius dengan suara rendah dan mata gelap yang menatapnya seolah ingin menelan seluruh dunia.

Aira mengira itu hanya masa lalu yang terkubur.

Sampai suatu hari, karena utang ayahnya, ia dipaksa menikah dengan Dion Arganata, CEO muda yang terkenal dingin dan tidak punya empati. Lelaki yang seluruh hidupnya diatur oleh bisnis dan warisan. Lelaki yang membenci kebohongan lebih dari apa pun.

Dan Aira bahkan tidak tahu…

Dion adalah pria dari malam itu.
Ayah dari anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 — Tantri Mulai Bergerak

Dunia Tantri Arganata, sepupu jauh Dion yang sangat ambisius dan memiliki kepentingan besar dalam struktur perusahaan, berpusat pada satu hal: menjaga kekuasaan dan warisan Arganata tetap berada di tangan garis keturunan yang ia yakini benar—yang tidak termasuk Dion atau wanita asing. Selama ini, Tantri beroperasi di balik bayangan, memanipulasi dewan direksi, dan menunggu Dion membuat kesalahan. Kehadiran Aira sebagai ‘istri kontrak’ adalah anomali, tetapi itu bisa ditoleransi selama Aira tidak menghasilkan ancaman nyata.

​Namun, sore itu, di ruang kantor pribadinya yang mewah, Tantri menerima laporan yang mengguncang semua rencananya. Laporan itu bukan dari departemen legal, melainkan dari seorang mata-mata yang disusupkannya ke dalam departemen Human Resources (HR) yang secara tidak sengaja memproses klaim asuransi kesehatan Tuan Muda Arvan.

​Laporan itu singkat dan mematikan: Arvan Nadiya, yang selama ini dikenal sebagai keponakan yang diasuh oleh Aira, ternyata adalah Putra Biologis Dion Arganata dengan tingkat kecocokan 99,98%.

​Tantri menjatuhkan tabletnya ke meja kaca. Suara benturan itu memantul di ruangan sunyi.

​Wajah Tantri, yang biasanya dipoles dan dingin, kini memancarkan kemarahan yang membara.

​“Tidak mungkin,” desis Tantri. “Dion tidak pernah mengakui wanita itu, dan tiba-tiba ada ahli waris?”

​Selama bertahun-tahun, Tantri telah bekerja keras untuk memposisikan putranya sendiri agar berada di jalur suksesi, mengingat Dion tidak menunjukkan minat untuk menikah atau memiliki anak. Kini, dengan satu hasil tes DNA, seluruh rencana puluhan tahun Tantri hancur berantakan.

​Arvan bukan hanya seorang anak. Dia adalah Pewaris Utama Arganata, putra tunggal Dion yang sah secara biologis. Dan yang lebih parah, Ibu dari anak itu adalah Aira—wanita desa yang Tantri anggap rendahan, seorang pengkhianat yang telah berani menyentuh harta yang seharusnya menjadi miliknya.

​Tantri bangkit, berjalan mondar-mandir. Kekuatan Dion terletak pada garis keturunan yang bersih dan ketidakpeduliannya terhadap emosi. Jika Dion kini memiliki putra kandung yang diakui, Dion akan menjadi tak terkalahkan di dewan direksi, dan Tantri akan kehilangan semua pengaruhnya.

​Ia harus bertindak cepat, sebelum Dion secara resmi mengakui Arvan di depan umum dan mengubah status Aira dari 'istri kontrak' menjadi 'Nyonya Arganata yang sah'.

​Tantri segera mengangkat telepon. “Siapkan jet. Aku ingin Nayra kembali dari Paris malam ini juga. Ini darurat keluarga.”

​Nayra, mantan kekasih Dion yang obsesif dan angkuh, tiba di Jakarta 12 jam kemudian. Dia langsung menuju kediaman Tantri.

​Nayra selama ini menganggap Aira sebagai batu sandungan sementara. Ia selalu yakin, cepat atau lambat, Dion akan kembali padanya. Tetapi kabar tentang Arvan mengubah permainan.

​“Jadi,” kata Nayra dingin, menyesap tehnya yang mewah, “anak itu benar-benar miliknya?”

​Tantri mengangguk, melemparkan salinan laporan rahasia itu di hadapan Nayra. “Ya. Dan yang lebih buruk, Aira sekarang menguasai Dion. Dia telah berhasil membuat Dion lembut, menariknya keluar dari cangkang tiran-nya. Aku melihatnya. Dion meliburkan jadwalnya seminggu penuh. Dia fokus pada ‘keluarga’.”

​“Dion tidak pernah meliburkan jadwalnya untuk siapa pun, apalagi hanya karena seorang anak kecil,” kata Nayra, wajahnya memancarkan kecemburuan yang mendalam. “Wanita desa itu pasti menggunakan sihir.”

​“Bukan sihir, Nayra. Itu namanya ancaman warisan,” koreksi Tantri tajam. “Selama ini kita melawan Aira si sandera. Sekarang, kita melawan Aira, Ibu dari Pewaris Arganata. Kita harus menghancurkan fondasi baru ini.”

​Nayra tersenyum pahit. “Apa yang harus kita lakukan? Tes DNA itu mutlak.”

​“Tentu saja, DNA itu mutlak. Kita tidak bisa menghapus fakta bahwa Arvan adalah benih Dion,” jelas Tantri, matanya berkilat licik. “Tetapi kita bisa menghapus legitimasi Arvan sebagai pewaris yang pantas.”

​Tantri mengambil selembar kertas dan mulai membuat diagram.

​“Poin pertama: Status Pernikahan. Dion dan Aira masih terikat kontrak, bukan pernikahan agama atau hukum yang sah. Itu berarti status Arvan, secara hukum, masih abu-abu. Kita harus memastikan status kontrak itu tidak pernah berubah menjadi pernikahan yang sah.”

​“Poin kedua: Masa Lalu Aira. Kita harus mengekspos latar belakang Aira. Dia adalah petugas kebersihan, dia punya utang, dia menyembunyikan kebenaran selama empat tahun. Kita akan menunjukkan kepada dewan dan masyarakat bahwa Aira adalah wanita desa licik yang memanfaatkan kelemahan Dion yang mabuk untuk mendapatkan kekayaan. Kita harus membuatnya terlihat seperti gold digger terburuk di Jakarta.”

​“Poin ketiga: Arvan sebagai Ancaman. Kita akan mulai menyebarkan gosip halus di antara para petinggi bahwa Arvan dibesarkan di lingkungan yang miskin dan sederhana, tidak cocok untuk memimpin Arganata. Anak itu mungkin membawa sifat-sifat buruk Ibunya—misalnya, terlalu emosional, atau mudah dimanipulasi.”

​Nayra menyeringai, matanya kini penuh gairah balas dendam. “Aku akan sangat menikmati yang terakhir. Aku akan membuktikan bahwa dia tidak layak menduduki tempatku.”

​Tantri menuangkan champagne mahal ke dalam dua gelas kristal.

​“Kita memiliki celah yang besar, Nayra,” kata Tantri, menyerahkan satu gelas kepada Nayra. “Dion saat ini berada di posisi paling lemahnya: dia jatuh cinta dan terikat pada putranya. Ini membuatnya emosional, tidak fokus. Dan emosi adalah kelemahan terburuk seorang pemimpin.”

​“Kita akan menggunakan kelembutan baru Dion untuk melawannya sendiri,” timpal Nayra, senyumnya dingin.

​Tantri mengangkat gelasnya. “Kita tidak hanya akan menyingkirkan Aira. Kita akan memastikan Dion terluka sedalam mungkin, sehingga dia kembali menjadi tiran dingin yang tidak peduli pada siapa pun. Dan Arvan akan kembali ke desa, tempat asalnya.”

​Mereka saling memangku gelas.

​"Untuk kehancuran Nyonya Nadiya," kata Tantri.

​"Dan untuk kembalinya kita ke tempat yang seharusnya," balas Nayra.

​Rencana licik itu pun mulai bergerak. Tantri akan menggunakan kekuatannya di dunia bisnis dan hukum, sementara Nayra akan menggunakan kecemburuan dan kemampuannya untuk berbaur di lingkaran sosial elit. Aira, yang baru saja merasakan sedikit kedamaian dan keamanan, kini menjadi sasaran dari dua musuh utama yang bersatu. Mereka tidak akan menyerang Dion secara langsung, tetapi mereka akan menyerang kebahagiaan rapuh Dion—Arvan dan Aira.

​Tantri tersenyum puas. Kebahagiaan mereka terlalu indah… dan Tantri tidak suka itu.

1
Elkss
bagus kak ceritanya
semoga cepet up lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!