RUN!! DETEKTIF CLAUDIA

Di dalam hutan Venus Claudia dan Drew sedang menghitung koin emas yang mereka dapatkan tadi siang hasil merampok seorang pedagang kaya raya. Satu peti kecil milik pedagang tersebut kini menjadi milik mereka berdua.

Tidak ada percakapan sama sekali saat mereka menghitung koin-koin emas itu. Hingga semua nya selesai baru lah Drew memulai percakapan.

"tuan apa yang akan anda beli dengan koin emas sebanyak ini?".

Claudia kini mengalihkan perhatian nya dari koin-koin emas yang ada di hadapannya kearah Drew yang sedang menatap nya dengan intens.

"entah lah.. Mungkin aku akan memberikan nya pada mu agar kau punya tempat tinggal dan memulai sebuah usaha gar kau tidak melakukan pekerjaan berbahaya seperti ini lagi". Jawab Claudia yang berkata sambil melirik sebuah luka gores di lengan kiri Drew. Luka yang di dapat saat merampok tadi.

Claudia tau jika pekerjaan merampok ini benar-benar pekerjaan berbahaya untuk orang lain. Namun tidak untuk nya merampok adalah hal yang mudah bagi Claudia. Karena pekerjaan sebelum nya wanita itu adalah seorang detektif yang kadang merampok dari para perampok.

Sementara itu Drew yang tau mengapa Claudia mengatakan hal itu langsung menutupi luka yang dia dapat tadi.

"anda tidak perlu khawatir tuan. Ini hanya luka gores kecil. Aku tadi kurang waspada makannya terjadi seperti ini. Jika aku lebih banyak berlatih maka aku yakin aku akan menjadi seorang perampok yang handal".

Claudia malah tertawa mendengar ucapan dari Drew tentang berlatih mejadi perampok profesional.

"hahaha!!! Hal yang seperti itu tidak perlu di latih Drew. Itu perbuat yang di larang tapi kau mengatakan nya seolah merampok adalah pekerjaan yang bagus dan mulia".

Drew hanya terdiam melihat raut wajah pria yang terlihat cantik di depan nya ini sedang tertawa. Wajah dingin yang biasa di berikan pada nya kini malah terlihat lebih manusiawi.

"Tidak perlu melakukan perampokan lagi. Bawa lah uang ini ke kota Margot. Kota itu cukup bagus untuk membuka sebuah usaha. Aku ingin kau membantuku membeli sebuah rumah dan sebuah kedai di sana".

kota yang di sebut oleh Claudia itu adalah sebuah kota yang cukup besar di mana tempat nya para pedagang dan pembeli lewat atau hanya sekedar mampir atau memanjakan mata mereka untuk sebuah pemandangan yang cukup indah di kota itu.

Kota Margot berada di perbatasan antara kekaisaran Empyreal dan juga kekaisaran Elder. Jadi akan banyak pedagang yang lewat dan menjajakan dagangannya. Dan juga ramai orang yang melintas kota itu untuk masuk dan pergi dari kekaisaran Empyreal dan kekaisaran Elder.

Claudia sudah mempelajari nya dua hari yan lalu. Mungkin jika dia berada di sana maka dia akan menemukan kebebasan. Kaisar Eros pasti tidak akan menyadari jika diri nya berada di kota paling ramai itu selain ibu kota.

"apa apa akan pergi bersama tuan?". Tanya Drew hati-hati takut jika pertanyaan nya di jawab tidak dengan Claudia.

"tentu saja aku akan ke sana. Anggap saja ini adalah sebuah perintah yang harus kau lakukan. Tunggu aku di sana hingga aku datang. Dan aku berjanji akan datang". Ucap Claudia dengan senyuman.

"kenapa tuan tidak ikut bersama ku?". Tanya Drew lagi yang masih enggan untuk meninggalkan Claudia sendirian.

"ada urusan yang belum ku selesaikan. Aku harus mengambil sesuatu milik ku. Setelah nya maka aku akan segera ke sana. Jagan khawatir aku akan ke sana". Ucap Claudia lagi kembali menyakinkan pria tampan bermata indah di depan nya ini.

Mendapatkan sebuah keyakinan dari Claudia membuat Drew percaya pada tuan nya itu. Dan akan melakukan tugas yang di berikan Claudia.

Dia akan menunjukkan hasil yang baik untuk Claudia.

"baiklah tuan.. aku tidak akan mengecewakan".

"sore ini pergi lah segera ke kota Margot. Bawa kuda ku dan menetap lah di sana hingga aku kembali". ucap Claudia lagi karena malam ini dia akan melakukan sesuatu sebelum pergi dan mengganti identitas nya.

Drew yang percaya dengan tuan nya itu pun hanya mengangguk dan mengemasi semua barang yang akan dia bawa.

...****************...

Sore hari pun tiba, Claudia sudah bersiap akan melakukan sebuah rencana untuk mengambil kembali tas dan barang milik nya. Sedangkan Drew juga sudah bersiap untuk pergi menuju kota Margot.

"tuan hati-hati lah. Jika anda tidak muncul dalam dua minggu saya akan mencari dan menjemput anda". Ujar Drew yang terlihat khawatir dengan tuan nya yang entah kenapa di merasa jika pria kecil itu menarik hati nya.

Bukan hanya keahlian nya dalam bertarung melainkan tatapan matanya yang membuat jantung Drew tak karuan. Drew adalah pria normal maka dari itu dia mencoba untuk tetap pada kewarasan nya.

"tenang saja aku tidak akan lama. Dan waktu dua minggu terlalu lama. Dalam dua hari aku akan segera menyusul mu ke sana. Dan pastikan saat aku sudah berada di sana kau sudah mendapatkan rumah yang ku mau". Balas Claudia dengan senyuman manis nya sehingga membuat jantung Drew semakin berdebar dengan cepat.

'tenang lah Drew!! Kau adalah pria normal!! Dia adalah tuan mu dan dia adalah seorang pria!! Jadi urungkan semua niat mu untuk menaruh perasaan pada nya!!'. Teriak batin Drew yang berisik saat melihat senyuman manis dari Claudia.

"aku tidak akan mengecewakan mu. Tuan Claude!!". Teria Drew yang kini sudah menunggangi kuda untuk keluar dari hutan tempat persembunyian mereka selama ini.

Sementara Claudia kini menaiki kuda yang baru saja dia beli untuk menuju ke wilayah Velarian.

Claudia akan mengambil kembali harta berharga nya. Dia akan mengambil Du pistolnya. Dengan pistol itu maka Claudia akan dengan mudah membunuh para musuh nya yang akan mengganggu nya.

Claudia sengaja tidak memakai kuda yang di bawa dari tempat Aldrich karena mungkin pria itu akan mengenali nya. Dan juga pedang milik Aldrich sudah di ubah oleh wanita itu. Tidak mengubah mata pedang nya melainkan gagang pegangan dan juga sarung pedang tersebut.

Entah kenap Claudia menyukai pedang yang dia curi dari Aldrich. Dan dia tidak akan pernah mengembalikan nya.

setelah kurang lebih 5 jam berkuda akhirnya Claudia sampai di hutan dekat kediaman Velarian. Dari hutan ini dia akan berjalan kaki dan meletakan kuda nya di tempat yang cukup aman.

Dengan pakaian seperti seorang ninja Claudia kini menelusuri hutan berlari menuju tembok belakang mansion milik pria bernama Aldrich itu.

"malam ini aku harus mendapatkan celah mengambil barang berharga ku". Gumam Claudia yang saat ini sudah memanjat pagar tembok yang cukup tinggi dan melompat ke arah atap salah satu bangunan yang berada di bagian paling belakang.

Claudia tidak akan mengambil tas nya malam ini karena terlalu beresiko. Yang akan dia lakukan adalah membunuh salah satu pelayan pria dan menggantikan posisi nya.

"Lady Greta!! Sebaiknya kau pulang!! Aku tidak ingin melihat mu di sini!!".

"tidak akan!! Aku sudah meminta ijin pada ayah ku untuk tinggal di sini. Lagi pula kaisa sudah setuju jika kita bertunangan dan menikah!! Jadi jangan usir aku lagi!!".

Terdengar suara yang di kenal oleh Claudia sedang memarahi seseorang. Suara Aldrich Velarian dengan suara seorang wanita yang sedikit cempreng.

Claudia mengintip dari atas atap yang tidak terlalu tinggi dan benar saja di sana terlihat seorang lady yang berpakaian cukup glamor dan juga Aldrich si pria yang mencuri tas milik Claudia.

"aku tidak mau menikah!! Apa kau tuli!! Sudah ku katakan hidup ku tidak di atur oleh kaisar!! Jadi aku akan menghentikan rencana gila kalian besok!!".

Seperti mendapatkan angin segar, Claudia tau kapan dia akan bergerak untuk mengambil barang nya kembali.

Wanita itu lalu meninggalkan dua pasangan tersebut dan mencari salah satu pelayan pria.

Saat mengendap-endap masuk ke dalam mansion besar itu Claudia menemukan satu pelayan pria yang postur tubuh nya kurang lebih seperti dirinya.

Dengan cekikikan yang di lakukan Claudia menggunakan lengan nya . Wanita itu memutar kepala pelayan itu hingga tewas. Dan menarik nya ke tempat yang tersembunyi.

Setelah beberapa saat Claudia akhirnya sudah berganti pakaian sama seperti pelayan yang bekerja di mansion besar Velarian.

"baiklah... Mari kita lihat di mana pria itu menyembunyikan tas dan barang-barang ku!".