Bagaimana jika kamu memasuki novel yang baru saja kamu baca dan menjadi tokoh utama wanita dalam novel itu.
Rachel Jeshly gadis ini terjebak dalam novel dan ber transmigrasi ke tubuh Ashley istri seorang CEO terkenal.
Bagaimana cerita kehidupan Rachel saat memasuki dunia novel, yuk simak ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab delapan
Louis duduk dan menikmati segelas Whisky sambil melirik ke arah ponselnya, biasanya Ashley Sudah mengganggu nya malam malam begini dengan mengantarkan kopi atau makanan ringan untuk nya tetapi wanita itu tak muncul muncul.
"Apakah dia lupa jika dia memiliki suami," gumam Louis sambil meletakkan gelas Whisky kasar.
Tiba-tiba, wanita yang ia pikirkan masuk dengan wajah datar, melangkahkan kakinya menuju ke arah nya, duduk di sofa dan melipat kakinya, menatap Louis tajam.
"Besok aku ingin kau menghadiri acara di sekolah Kennan dan Keyla," ujar Ashley datar, tanpa ekspresi.
"Apa urusannya dengan ku?" tanya Louis datar, menatap Ashley dengan mata yang dingin.
"Itu menjadi urusan mu, karena kau Daddy mereka," jawab Ashley datar, tanpa menunjukkan emosi.
"Apa kau tuli? Mereka bukan anak ku," kata Louis datar, menatap tajam ke arah Ashley, dengan nada yang meninggi.
"Apa kau amnesia tuan? Aku ahli dalam membuat mereka tetapi kau tak mengakui mereka sebagai anak mu, kau pikir kau sudah hebat?" tanya Ashley, dengan nada yang sedikit meninggi.
"Yah, aku sangat hebat, apakah kau baru tau istri ku?" tanya Louis, dengan senyum sinis, membuat Ashley mengeram kesal.
"Jangan menyebut ku dengan nama menjijikan itu," kesal Ashley, dengan mata yang merah dan suara yang meninggi, "Aku bukan istri mu yang patuh dan penurut, aku Ashley yang memiliki harga diri."
"Baguslah kalau begitu, terus mengapa kau mengusir dan mengurung pelayan?" Tanya Louis, dengan nada yang dingin dan mata yang menyipit.
"Mereka menyakiti anak ku," jawab Ashley datar, dengan ekspresi wajah yang tetap tenang.
"Aku tak mau tau, besok kau harus menghadiri acara di sekolah nya anak-anak, jika tidak aku akan membujuk Daddy untuk menarik semua saham di perusahaan mu," ancam Ashley, dengan suara yang tegas dan mata yang tajam.
"Kau cuman menantu nya, aku anak nya, jadi jangan mengancam ku!!" bentak Louis, dengan wajah yang merah dan suara yang keras.
"Apa kau pikir aku sedang amnesia, aku lupa akan segalanya? Daddy mu memberikan mu sahamnya itu atas nama kedua anak ku, jadi jangan seperti kacang lupa kulit," ujar Ashley, berdiri menatap wajah Louis tajam, dengan mata yang berkilauan karena marah.
"Apa kau pikir aku tak tahu tentang saham itu? Aku tahu semua, dan aku tidak akan membiarkan mu mengancam ku dengan itu," kata Louis, dengan nada yang dingin dan mata yang menyipit.
"Tidak ada yang bisa kau lakukan, karena aku memiliki bukti semua, dan aku tidak akan ragu untuk menggunakan itu," ujar Ashley, dengan senyum sinis dan mata yang tajam.
"Baiklah, aku akan pergi bersama mu besok," putus Louis pada akhirnya menunjukkan keputusasaan.
Ashley tersenyum kecil, menunjukkan kepuasan atas kemenangan nya. "jika lambat lima menit,saham mu akan di cabut suami ku," ujar Ashley, dengan nada yang sedikit mengejek.
Louis menatap Ashley dengan mata yang dingin, "Jangan pikir ini berarti aku akan mengakui mereka sebagai anak ku," katanya, dengan nada yang tegas.
Ashley hanya mengangkat bahu, "Aku tak peduli apa yang kau pikir, yang penting kau ada di sana besok," ujarnya, dengan nada yang santai.
Louis mengangguk, "Aku akan ada di sana, tapi jangan berharap aku akan berakting seperti ayah yang bahagia," katanya, dengan nada yang sinis.
Ashley tersenyum lagi, "Aku tak berharap itu, aku hanya ingin kau menunjukkan wajah mu di sana," ujarnya, dengan nada yang dingin.
Louis menatap Ashley dengan mata yang tajam, "Aku akan melakukannya, tapi ini bukan berarti aku akan memaafkan mu," katanya, dengan nada yang tegas.
Ashley hanya mengangguk, "Aku tak meminta maaf, aku hanya ingin apa yang aku inginkan," ujarnya, dengan nada yang dingin dan mata yang tajam.
Ashley melangkahkan kakinya keluar, tapi Louis memanggilnya, Ashley tak berbalik, cuman berhenti dan memutar tubuhnya, menatap Louis dengan mata yang dingin.
"Bawa kan aku cemilan yang biasanya kau buat kan untuk ku," perintah Louis, dengan nada yang biasa saja.
"Aku tak membuat nya," jawab Ashley, dengan nada yang datar dan mata yang tidak menunjukkan emosi.
"Kenapa?" tanya Louis, dengan nada yang sedikit kesal.
"Aku sibuk dengan kedua anak ku, jika ingin memakan nya minta Sophia membuat nya jika tidak kau buat lah sendiri," ujar Ashley, dengan nada yang tegas.
Louis menatap Ashley dengan mata yang sedikit terkejut, "Kau tak pernah menolak permintaan ku sebelumnya," katanya, dengan nada yang sedikit kesal.
Ashley hanya mengangkat bahu, "Kali ini aku tak ingin membuat nya, dan aku tak peduli jika kau kesal," ujarnya, dengan nada yang dingin dan mata yang tajam.
Louis menatap Ashley dengan mata yang semakin kesal, "Baiklah, aku akan membuat nya sendiri," katanya, dengan nada yang tegas.
Ashley hanya tersenyum kecil, "Silakan, aku tak peduli," ujarnya, sebelum berbalik dan melangkah keluar.
...----------------...
Louis berdiri di dapur, matanya menatap ruangan asing itu, padahal mansion miliknya, tetapi ia tak pernah menginjakkan kaki di dapur. Ia merasa sedikit tak nyaman.
"Tuan, ada ingin apa?" tanya pelayan dapur atau yang biasanya disebut koki, dengan nada yang sopan ,menunjukkan rasa ingin tahu.
"Buatkan aku cake plum dan apel, yang biasa wanita itu buatkan untuk ku," jawab Louis, dengan nada yang sedikit kesal dan rasa yang menunjukkan keinginannya.
Koki menatap Louis dengan mata yang sedikit terkejut, "Tuan, Anda ingin cake plum dan apel? Itu adalah resep khusus yang hanya dibuat oleh Nyonya Ashley," katanya, dengan nada yang sedikit ragu-ragu.
Louis mengangguk, "Ya, aku ingin itu. Buatkan aku sekarang juga," perintahnya, dengan nada yang tegas dan yang menunjukkan keinginannya.
Koki mengangguk, "Baik, tuan. Saya akan mencoba membuatkannya," katanya, sebelum bergegas menuju ke tempat kerja untuk memulai membuat cake plum dan apel.
Louis menatap koki dengan mata yang menunjukkan harapan, "Pastikan itu sama dengan yang biasa dibuat oleh Nyonya Ashley," katanya, dengan nada yang sedikit menuntut.
Koki mengangguk lagi, "Saya akan mencoba yang terbaik, tuan," katanya, sebelum melanjutkan pekerjaannya.
Setelah beberapa menit, cake itu diantarkan ke dalam ruangan, buahnya harum tapi lebih harum cake buatan Ashley.
"Silahkan, tuan," pelayan itu memberikan cake dengan senyum yang sedikit nervus.
Louis menatap cake itu, mengambilnya satu, tapi wajahnya langsung berubah menjadi kesal.
"Cake apa ini, kau ingin meracuni ku?! Buang, aku tak berminat!!" bentak Louis, dengan nada yang keras dan mata yang menunjukkan kemarahan.
Pelayan itu terkejut, "Tuan, saya... saya membuatnya sesuai dengan resep yang biasa dibuat oleh Nyonya Ashley," katanya, dengan nada yang sedikit panik.
Louis melempar cake itu ke tempat sampah, "Ini bukan cake yang aku inginkan! Ini seperti sampah!" bentaknya lagi, dengan nada yang semakin keras.
Pelayan itu menunduk, "Saya minta maaf, tuan. Saya akan mencoba lagi," katanya, dengan nada yang sopan tapi sedikit takut.
Louis menatap pelayan itu dengan mata yang masih kesal, "Coba lagi? Aku tak ingin mencoba lagi! Aku ingin cake yang sama dengan yang dibuat oleh Ashley, bukan sampah seperti ini!" bentaknya lagi, sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan.
...----------------...
Eee bang Jono kenapa kau tak pulang-pulang
Pamitnya pergi cari uang tapi kini malah menghilang
Eee bang jono sungguh kau tak pernah berubah
Kau obral janji tinggal janji
Sungguh zaskia sakit hati
Kau bilang padaku baik-baik sayang abang pasti cepat pulang
Kau janjikan aku sebungkah berlian sesuap nasi pun jarang
Dulu kau janji bawa berlian untukku
Sehari makan sekalipun tak tentu
Kau bilang inilah kau bilang itulah
Bosan dengan alasanmu
Kau fikir hidup ini cuma makan batu
Kau fikir anakmu tak butuh susu
Susu yang inilah susu yang itulah
Susa susi susi susah
Ashley menari riang gembira, menghilangkan rasa lelahnya dengan menjadi biduan dangdut semenit. Suaranya yang merdu dan gerakan tubuhnya yang lincah membuat suasana sedikit lebih ceria. Namun, sistem V yang sudah kelihatan lelah dengan suara Ashley tidak bisa menikmati momen itu.
"Nyonya sebaiknya anda tidur lah," ujar sistem V yang berusaha menyembunyikan kelelahan.
"Kau seharusnya bahagia, botak! Aku mau menghiburmu," kesal Ashley, dengan nada yang sedikit meninggi.
"Padahal niatnya mau kasih tau berita duka," ujar sistem V, dengan nada yang serius.
"Berita duka?" tanya Ashley, mulai mendekatkan diri kepada sistem V dengan rasa ingin tahu.
"Tubuh Nyonya yang asli sudah di makamkan," ujar sistem V, dengan nada yang datar.
"Siapa Rachel kah?" tanya Ashley tanpa beban, seolah-olah tidak peduli dengan berita yang baru saja disampaikan.
"You're serious?!!" pekik Ashley, dengan nada yang meninggi dan mata yang terbelalak.
"Iya serius banget, sayangnya lupa di videoin tadi," jawab sistem V, dengan nada yang santai.
"Dah lah, ngak apa-apa. Yang penting di sini aku kaya," ujar Ashley tanpa beban, seolah-olah berita tentang kematian tubuh aslinya tidak berarti apa-apa baginya.