NovelToon NovelToon
Queen Mafia'S Son, Wants Me

Queen Mafia'S Son, Wants Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Single Mom / Janda / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Jika biasanya seorang wanita yang terlibat oleh seorang anak dan juga ayahnya, maka kali ini berbeda.

Smith Rian Andromeda, dia harus terlibat dengan seorang anak laki-laki yang bernama Lev Zoran Rostova dan juga ibunya, Irina Rostova.

"Aku mau Ayah Smith yang jadi ayahku. Kalau tidak, maka aku tidak akan tingal sama Ibu lagi. Aku bakalan pergi dari rumah sampai Ibu tidak bisa menemukanku!"

Lev yang berusia 9 tahun tahun itu agaknya sedang masa-masa memberontak. Dia kesal dan marah karena ibunya tidak pernah menjawab saat dirinya bertanya tentang ayah kandungnya.

Bagaimana Smith menghadapi situasi ini?

Akankah Irina menerima permintaan Lev, atau dia hanya menganggap bahwa itu hanya sebuah gertakan?

Lalu, bagaimana sikap Lev saat ayah kandungnya muncul?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Mafia 08

"Ini sudah dua hari, apa aku harus menemui pria itu?Tapi jika aku lakukan,bagaimana kalau Lev malah semakin jauh kaburnya? Haah."

Irina sungguh tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Dia yang baru saja bertemu klien nya pun tidak ingat apa yang tadi mereka bicarakan.

Kegelisahan yang terlihat diwajahnya bisa diketahui oleh orang-orang disekitarnya. Dale, Mela dan Anya, tiga orang terdekatnya itu juga tidak bisa banyak berbuat kecuali diberi perintah.

Drtzzzz

Ponsel Dale berbunyi. Pria berusia 40 tahun itu mengerutkan alisnya saat melihat siapa yang menghubunginya.

"Ada apa Dale?" tanya Irina. Dia bisa merasakan bahwa Dale nampak sedikit terkejut. Meskipun ekspresi pria itu begitu datar, tapi entah mengapa Irina bisa memahaminya.

Mungkin karena mereka besar bersama. Irina menganggap Dale sebagai seorang kakak dan begitu pun juga sebaliknya.

"Ini telpon dari Joy," sahut Dale.

Degh!

Dada Irina bergetar hebat. Jika itu Joy, berarti mungkin apa yang Irina tugaskan ke salah satu anak buahnya itu memberi hasil.

"Tidak perlu menghubungi jika tidak ada hasil apapun."

Itu lah yang diucapkan Irina ketika ia memerintahkan Joy. Jadi saat Dale berkata bahwa orang yang menelponnya adalah Joy, secara tidak langsung Irina menganggap bahwa Joy berhasil menjalankan tugasnya.

"Jawab itu dan aktifkan mode loudspeaker," perintah Irina.

Dale mengangguk paham, dia lalu menjawab panggilan tersebut sesuai perintah dari Irina.

"Dale,"ucap Joy yang berada di seberang sana.

"Nyonya juga mendengarkan mu,"sahut Dale cepat memberitahu bahwa Irina juga tengah mendengarkan sesuatu yang akan dikatakan.

"Ah baiklah. Nyonya, saya telah menemukan petunjuk tentang Robert Sander. Di sebuah desa yang berada di swiss. Namun, yang saya temukan bukanlah orang melainkan hanya nama. Nama itu terukir di sebuah batu nisan,"lapor Joy. Nada suaranya melemah.

"Aah begitu,"sahut Irina datar dimana hal tersebut membuat Joy terkejut.

"Kalau begitu kembalilah, tidak ada lagi yang perlu kamu cari Joy. Kembalilah lebih dulu ke Ufa. Laporkan semuanya nanti lagi kalau aku juga sudah kembali,"imbuh Irina.

Diseberang sana, Joy hanya menganggukkan kepala tanda patuh atas perintah sang nyonya. Meski sebenarnya, dia merasa heran. Irina terlihat sangat tenang. Padahal sudah lama perintah pencarian Robert diberikan, namun reaksi Irina hanya seperti itu.

"Saya akan kembali dan menunggu Anda di Ufa, Nyonya,"ucap Joy lalu dia mengakhiri panggilannya.

Irina terdiam sejenak. Setelah itu dia memerintahkan semua orang untuk meninggalkan ruangan miliknya.

Kini wanta itu ada di sana sendirian. Dia mengetuk-ngetuk kan jarinya tengah berpikir tentang sesuatu sekarang.

"Robert Sander, dia terlalu mudah untuk mati. Dia berhasil lari dari kejaran Chernyye Rozy, jadi dia tidak mungkin mati begitu saja. Aku sangat tidak percaya bahwa orang itu sudah mati,"ucap Irina. Dia tengah bicara sendiri saat ini mengulik sebuah kemungkinan tentang eksistensi seorang Robert Sander.

Bagaimanapun menghilangnya Robert terlalu mulus. Dia bak hilang di telan bumi. Padahal Irina sangat ingin mencabik-cabik tubuh pria itu dengan tangannya sendiri.

Cinta yang dulu pernah dia miliki terhadap pria itu, telah habis terkikis dan tidak tersisa barang sedikit pun.

Pengkhianatan, rasa sakit dan luka yang ditorehkan oleh Robert Sander menjadi sebuah dendam yang sangat besar. Bahkan Irina sudah tidak peduli bahwa pria itu telah memberinya seorang putra yang begitu cerdas.

"Tidak, tidak semudah itu aku percaya bahwa orang itu mati. Aku harus melihat jasadnya sendiri jika benar dia sudah mati. Bahkan, aku akan menggali kuburnya dan mengambil tubuhnya untuk membuktikan bahwa orang itu adalah si bajingan itu,"ucap Irina penuh dengan kemarahan dan kebencian.

Jika Irina tengah benar-benar dibuat kalut tentang mantan suaminya dan juga kegelisahan tentang putranya, maka sang putra saat ini pun juga tengah kalut karena ucapan Smith.

Smith sedari tadi bertanya tentang alamat tempat tinggal Lev di Bali ini. Pria itu tentu ingin segera mengantarkan Lev pulang ke ibunya.

"Jadi dimana kalian menginap? Apakah di hotel, apa di vila?"tanya Smith lagi. Sudah lebih dari sekali dia bertanya demikian kepada anak itu."

"Uncle, aku masih belum mau pulang. Aku masih ingin melakukan banyak hal dengan Uncle. Aku sudah bilang kan, aku tak punya ayah. Dan bersama Uncle, seolah aku bisa merasakan bagaimana memiliki Ayah itu. Uncle mungkin tidak tahu apa yang aku rasakan karena Uncle memiliki keluarga yang lengkap,"rajuk Lev. Ya anak itu saat ini tengah merajuk kepada Smith.

Dua hari bersama agaknya membuat Lev benar-benar menunjukkan sisi anak-anaknya. Sungguh sangat berbeda saat pertama kali dia ditemukan oleh Rika.

Saat itu, Lev nampak sangat dewasa melebihi umurnya. Tapi sekarang, Lev benar-benar seperti anak pada umumnya.

"Iya tahu aku bukan ayah mu, Lev. Dan kamu harus pulang. Ibu mu pasti akan sangat resah menunggu mu,"bujuk Smith. Dia tidak bisa terus menjaga anak itu karena dirinya juga punya banyak hal yang harus diurus.

Terlebih setelah Rika bertanya apakah Smith sudah menemukan keluarga Lev atau belum, itu cukup membuat Smith menjadi kepikiran juga.

"Uncle, aku sungguh tidak punya Ayah. Aah bagaimana kalau Uncle jadi ayah ku saja. Tenang saja, Ibu ku cantik dan juga kaya. Uncle tidak akan menyesal jika jadi ayahku."

Heee?

Smith membulatkan matanya saat Lev bicara demikian. Dia sungguh tidak habis pikir dengan ucapan bocah itu.

"Jangan sembarangan bicara, Boy. Kamu ini benar-benar deh," ucap Smith mencoba untuk tidak memedulikan ucapan Lev. Ia hanya berpikir bahwa Lev bercanda.

"Aku serius, Uncle. Bagaimana kalau mulai sekarang aku memanggil Uncle dengan Ayah. Aaah aku sudah sangat menantikan ini dari lama. Aku ingin memiliki ayah dan Uncle adalah orang yang sesuai. Jadi, please jadi ayahku ya, Uncle. Aku mau pulang asalkan Uncle mau jadi ayahku," ucap Lev dengan nada memohon.

Smith, dia sejenak tersiam. Dia tengah berpikir tentang bagaimana mengembalikan anak ini. Dan mungkin dengan membiarkan Lev memanggilnya ayah akan membuat anak itu pulang ke rumahnya.

"Benar, begitu saja. Apa sulitnya menerima panggilan itu. Yang penting anak itu mau pulang. Setelah dia pulang, aku bisa lepas darinya. Benar-benar, mari lakukan seperti itu agar anak ini kembali ke ibunya."

Smith bicara dalam hati, mempertimbangkan keinginan Lev. Bukan untuk jadi ayah dari anak itu, melainkan hanya untuk sekedar dipanggil ayah.

"Baiklah, kamu boleh memanggilku Ayah. Tapi, hari ini juga kamu harus pulang ke rumah," ucap Smith pada akhirnya.

"Woaah serius? Yeaaay ayah, akhirnya aku punya ayah," sorak Lev senang.

"Ya begitu saja. Nanti juga kalau sudah pulang, dia akan lupa," gumam Smith. Dia berpikir bahwa Lev hanyalah anak-anak yang akan melupakan sesuatu dengan mudah. Smith tidak tahu saja, Lev adalah anak yang cerdas yang memiliki sebuah keinginan kuat. Jika sudah menginginkan sesuatu maka dia akan berusaha dengan kuat untuk mendapatkannya.

TBC

1
mery harwati
Apakah kalung yang dipake Richi hanya sekedar rekaman tanpa ada kamera tersembunyi dibalik kalung itu?
Klo cuma rekaman, Richi masih aman nyawaya, tapi klo disertai kamera tersembunyi dalam kalung yang Richi pake, nyawa Richi jadi taruhan 🤔
Rita
👍👍👍👍👍kibul malah dikibulin
Srie Handayantie
benerr orang licik tuh hrus di lawan dgn cerdik . jgn mau kalah lahh rugii nantii 😅
Dew666
😍😍
Moh Rifti
up
Soraya
yg banyak thor updatenya
Heni Mulyani
lanjut
Miss Typo
Lev dan Richi emang anak² yg pinter cerdas bisa diajak kerjasama, jadi penasaran ban selanjutnya 😁
PengGeng EN SifHa
Benar² sebuah permainan ULAR TANGGA yg akan sulit ditebak.

Dimana richi akan menemukan arti keluarga di tengah² LEV & yg lainnya.

Semangat richi...kamu bener2 menemukan JATI DIRI kamu sendiri..Semangat✊️✊️
PengGeng EN SifHa: inilah kecerdasan anak didunia novel mak...sangat² best👏👏
total 2 replies
GiZaNyA
hohoho Robert Sanders.. siap2 kamu masuk jebakannya Irina..
Nanin Rahayu
anak pintar BS bersandiwara,good job Richi
Rita
wah Lev kmu dewasa sblm waktu nya
Miss Typo
akhirnya Lev tau juga siapa ayah kandung nya itu, mungkin lebih baik bilang juga ke Smith hehe
Azahra Rahma
bagus lev bantu ibumu mengancurkan Robert Sanders/Rodion ,,,buat dia menangis darah
puspa endah
double up thor please💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏
Ema
lanjut ka
Nurjannah Rajja
Akhirnya Lev tau asal usulnya...
GiZaNyA
akhirnya dah tau juga si Lev tentang Ayah kandungnya... gimana Lev... masih mendingan Ayah Smith kan... biarpun bukan Ayah kandung tapi kasihnya tulus ke kamu..
Soraya
semangat thor lanjut
Vie
😢😢😢😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!