NovelToon NovelToon
Ku Dapat Dudamu

Ku Dapat Dudamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: housewife

Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diterima

"Selamat pagi Pak." sapa sheryl

"Pagi Sheryl, apa kabar?" tanya Rendi.

"Alhamdulillah Baik.", jawabnya.

"Mari silakan duduk." Ucap Rendi.

"Ya Pak terima kasih." Ucap Sheryl.

"Langsung saja ya saya mau tanya, kamu kan belum pernah bekerja ,tapi sebelumnya apakah kamu pernah magang?", tanya Rendi.

"Pernah Pak, saya dulu pernah magang di departemen akuntansi sebuah perusahaan manufaktur. Di sana saya belajar tentang pengelolaan kas dan piutang." jawab Sheryl.

"Kenapa kamu tidak melamar di tempat kamu magang?", tanya Rendi.

"Tidak Pak, karena saya magang ditempat papa saya bekerja, saya tidak mau nanti kami dianggap melakukan nepotisme."

"Haha... Iya betul itu." jawab Rendi

"Oh iya ini CV saya Pak." kata Sheryl menyerahkan CV nya di meja.

"E...begini, berhubung sebentar lagi saya ada meeting di luar, silakan kamu ke ruang HRD dan biar nanti mereka yang cek berkas-berkas kamu. Saya di sini akan memberikan kamu kesempatan untuk bisa bergabung menjalankan perusahaan bersama dengan tim untuk pengembangan perusahaan. Satu hal yang paling penting yang saya harapkan adalah kejujuran dan dedikasi kamu terhadap perusahaan.Itu yang perlu kamu ingat.", ucap Rendi.

"Baik Pak, saya akan berusaha melakukan yang terbaik." ucap Sheryl.

"Sekarang silakan kamu ke ruang HRD di lantai 2, ya.", ucap Rendi.

"Baik Pak terimakasih."

"Sama-sama."

  Sheryl pun pergi ke ruangan HRD. Di sana mereka memeriksa berkas-berkas Sheryl dan mewawancarainya. Dan pada akhirnya Sheryl mendapatkan kontrak kerjanya setelah memenuhi beberapa kriteria. Sheryl pun resmi diterima bekerja.

  Setelah di terima bekerja Sheryl tidak serta merta langsung menempati posisi manager, tapi terlebih dahulu sebagai karyawan biasa. Sheryl menjalani training mulai dari orientasi, pelatihan dasar, pelatihan teknis dan lain-lain semua itu membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 2 tahun sampai dia benar-benar menjadi karyawan yang kompeten.

  Dalam perjalanan karirnya tentunya ada saja rintangan yang harus dilaluinya. Pernah suatu ketika Sheryl direkrut menjadi staf keuangan, ada salah satu karyawan lama bernama Pak Rudi, dia sudah bekerja selama 10 tahun di Distrifast dan memiliki pengalaman yang luas. Namun dalam membuat laporan keuangan Pak Rudi masih menggunakan metode lama yang kurang fleksibel. Sheryl yang menganalisis hal tesebut mencoba memberikan idenya supaya pengelolaan kas bisa dilakukan dengan menggunakan sistem akuntansi digital yang lebih modern dan efisien. Namun Pak Rudy merasa cara kerjanya selama ini sudah cukup baik dan tidak perlu dirubah. Hal ini menyebabkan ketegangan diantara mereka.

  Diskusi pun di gelar, manajer keuangan memfasilitasi diskusi antar keduanya yang juga melibatkan beberapa pihak. Tim keuangan menganalisis kekurangan dan kelebihan ide-ide baru dan lama. Manajer keuangan pun membuat keputusan berdasarkan hasil analisis dan diskusi. Dan akhirnya ide-ide baru yang di kemukakan oleh Sheryl disetujui karena dinilai lebih efisien. Berkat kerjasama dengan berbagai pihak maka masalah ini pun bisa terselesaikan dengan adil dan efektif.

 Distrifast kemudian merekrut tim IT dari agen rekrutmen yang kemudian membantu menerapkan akuntansi digital sehingga dapat meningkatkan efisiensi, keamanan dan kemampuan Distrifast dalam persaingan pasar. Perkembangan perusahaan ini dapat terjadi berkat kerja keras semua tim yang tentu saja bermula dari ide Sheryl. Keberadaan Sheryl dianggap berpengaruh dalam pencapaian target perusahaan karena perusahaan mampu meningkatkan efisiensi pengiriman produk ,meningkatnya kepuasan pelanggan serta mampu memangkas biaya operasional. oleh sebab itu dia direkrut dalam tim manager keuangan.

***

  Rendi selalu mendapat laporan tentang perkembangan kinerja Sheryl, Ia pun tidak menyesal telah mempekerjakan Sheryl. Rendi berencana untuk membuka cabang untuk memperluas jaringannya. Rendi mempunyai kawan lama yang ingin diajak kerjasama dengannya. Rendi pun menghubungi untuk bisa bertemu dengannya.

"Halo, selamat siang dengan Rendi di sini.", sapa Rendi.

"Oh halo Rendi apa kabar?",sapa Darmawan.

"Alhamdulillah baik...baik, kamu sendiri gimana kabarnya, sehat? Tanya Rendi.

"Alhamdulillah sehat." jawab Darmawan.

"Sudah lama kita tidak ngobrol-ngobrol. Kira-kira apa kamu punya waktu?", tanya Rendi.

"Wah sepertinya ada yang penting nih.", gurau Darmawan.

"Hahaha... kamu tahu saja, yah begitulah kira-kira sekalian silaturahim sama kawan lama." jawab Rendi.

"Baiklah kebetulan besok ada jadwal kosong, kita ketemu sekalian makan siang di restoran yang kita terakhir ketemu, gimana?", tanya Darmawan

"Oke sip, thanks ya sampai besok." ucap Rendi.

  Keesokan harinya Rendi bertemu dengan Darmawan di restoran yang pernah mereka kunjungi.

"Rendi kawan lamaku akhirnya kita ketemu lagi, perasaan kamu tambah gemuk haha...", sapa Darmawan sambil memeluk kawan lamanya.

"Ah bisa saja kamu wan, kamu juga kumismu tambah lebat saja." balas Rendi.

"Hahaha", mereka tertawa bersama.

"Mari sini duduk kamu mau pesan apa?" tanya Rendi.

"Apa saja asal jangan kopi, maklumlah udah tua asam lambung takut kumat haha..." jawab Darmawan.

Mereka pun memesan menu dan makan siang bersama.

  Setelah selesai makan barulah Rendi mengutarakan maksud kedatangannya menemui Darmawan bahwa ia ingin mengajak Darmawan berinvestasi di perusahaannya. Rendi pun menceritakan tentang kemajuan perusahaannya saat ini dan ingin membuka cabang baru. Darmawan pun tertarik mendengarnya.

"Aku sih tidak keberatan membantumu Rendi, tapi boleh tidak kalau aku mengajukan syarat?", tanya Darmawan.

"Apa itu syaratnya?", tanya Rendi.

"Begini, e...kamu punya anak laki-laki kan? Kalau tidak salah ingat namanya Bimo kan?", tanya Darmawan.

"Iya betul, anakku satu-satunya.", jawab Rendi.

"Kalau bisa aku ingin berbesan dengan kamu Ren.", jawab Darmawan.

"Besan?", tanya Rendi bingung.

"Aku punya tiga anak yang 2 laki-laki dan satu-satunya anak perempuan kesayanganku, Lusi. Dia anak yang baik dan penurut. Tapi sekarang dia banyak diamnya, gara-gara pacarnya memutuskannya dan menikah dengan wanita lain. Sekarang dia banyak mengurung diri di kamar. Pernah juga dia mencoba bunuh diri dengan minum sembarang obat, lalu dilarikan ke rumah sakit. Untung saja dia selamat. Aku takut terjadi sesuatu padanya lagi. Mungkin dengan mengenalkan dia dengan anakmu bisa mengobati patah hatinya. Aku tahu anakmu waktu kecil dia juga pernah main bersama Lusi. Ya mungkin mereka sudah lupa satu sama lain karena dulu masih balita.

"Oh aku ingat, Lusi yang waktu kecil dulu pernah kamu bawa pas meeting kan?

"Iya betul.", jawab Darmawan.

"Tapi anakku itu masih belum mapan Wan. Dia sekarang sedang sibuk mengelola bisnis kuliner, niatnya sih mau usaha sendiri tapi hasilnya belum kelihatan malah aku yang keluar modal terus, pusing aku sama anak itu, haa....' keluh Rendi.

"Wah kalau dia mau mandiri bagus dong, kan yang namanya usaha perlu kesabaran dan perjuangan. Lagi pula kamu nggak usah khawatir masalah itu kita bisa atur nanti.", jawab Darmawan.

"Baiklah nanti aku coba bicarakan dengan Bimo.", ucap Rendi.

"Tolong ya Ren, siapa tahu mereka berjodoh kan kita bisa jadi besan dan bisa terus saling membantu." ucap Darmawan.

"Ya kamu betul juga, aku setuju." jawab Rendi.

***

  Hari minggunya rendi dan Bimo ada di rumah, ini merupakan kesempatan untuk Rendi untuk membujuk Bimo tentang perjodohannya dengan Lusi.

"Eh kamu sudah bangun sana sarapan dulu, Bi Inah tadi bikin nasi goreng.", kata Rendi sewaktu bertemu Bimo di ruang makan.

"Wah jadi laper nih, papa udah sarapan?" tanya Bimo.

"Sudah barusan.", jawab Rendi.

"Nanti kalau sudah selesai Papa mau ngomong sesuatu ya." kata Papa.

Rendi pun duduk di ruang tamu menunggu Bimo selesai sarapan sambil menonton berita di tv.

Begitu Bimo selesai sarapan dia menghampiri papanya.

"Papa mau ngomongin apa?",tanya Bimo.

"Bim, kamu udah punya pacar belum?", tanya Rendi.

"Mmm belum punya lagi sih baru putus minggu kemarin." jawab Bimo.

"Ck, kamu tuh gonta ganti pacar melulu, ngga ada yang diseriusin, kasian kan anak orang kamu mainin." omel papanya.

"Iyaa iyaa, emangnya ada apa sih Pa?", tanya Bimo.

"Begini, papa punya teman lama,dia orangnya baik. Dia punya anak gadis, cantik loh. Kamu mau nggak papa kenalin ke dia?"

"Dijodohin maksudnya?"

"Naah itu tau, pinter kamu." goda Rendi.

Lalu Rendi menceritakan pada Bimo tentang masalah Lusi.

"Kalau kamu bersedia, Pak Darmawan akan bersedia berinvestasi di perusahaan kita. Kasian Pak Darmawan dia sangat sedih putrinya jarang keluar kamar dia takut anaknya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, karena sebelumnya dia pernah mau bunuh diri. Siapa tahu kalau kenal kamu dia bisa move on. Jadi ibarat kata hubungan papa dan Pak Darmawan itu simbiosis mutualisme. Tapi kalau kamu ragu-ragu bagaimana kalau kamu ketemuan dulu aja sama dia biar saling mengenal?", tanya Rendi.

"Tapi pa, aku...belum mau nikah.", jawab Bimo.

"Kan papa bilang juga kenalan aja dulu." kata Rendi. "Nanti kalau kamu berjodoh sama Lusi dan nikah, kita akan punya cabang baru di Bandung. Papa berencana untuk menempatkan kamu di sana sebagai CEO-nya. Tapi itu semua terserah kamu papa juga nggak mau maksa kalau kamu nggak suka. Yang penting kamu kenalan dulu saja sama dia, dari pada kamu gebet sana gebet sini nggak jelas, ya kan? bagaimana ?", tanya Rendi lagi.

Bimo terdiam sejenak dan akhirnya menjawab,

"Tapi bener ya Pa kenalan dulu.", kata Bimo.

"Iya." jawab Rendi."

"Oke." kata Bimo mengangguk.

"Naah gitu dong." kata Rendi

Rendi pun segera menghubungi Darmawan untuk mengatur pertemuan mereka.

"Halo.", sapa Rendi.

"Ya Halo." balas Darmawan.

"Anakku setuju tapi dia mau kenalan dulu saja.", kata Rendi.

"Oh baiklah nggak apa-apa."kata Darmawan.

"Kira-kira kapan dan di mana kita ketemuan?", tanya Rendi.

"Hari ini juga boleh kan mumpung libur, kita ketemu di rumahku saja ya karena agak susah membujuk Lusi untuk keluar rumah, gimana?",tanya Darmawan.

"Oke, mungkin nanti aku sama Bimo berangkat agak siang." , jawab Rendi.

Kira-kira jam 10.00 mereka pun berangkat ke rumah Darmawan. Sekitar satu jam berkendara akhirnya mereka sampai. Pintu gerbang pun terbuka otomatis karena dilengkapi sensor. Satpam yang menjaga juga sudah tahu akan ada tamu. Setelah memarkirkan kendaraan mereka pun turun dari mobil.

"Assalamu'alaikum.", sapa Rendi.

"Wa'alaikumsalam. Silakan masuk Pak Darmawan ada di dalam.", jawab Tono sang satpam.

Ketika Rendi dan Bimo melangkahkan kaki ke dalam rumah tiba-tiba terdengar suara Darmawan berteriak sambil mengetuk pintu dengan keras.

DOK DOK DOK!

"LUSI!..LUSI!, BUKA PINTUNYA!" teriak Darmawan.

Tono, Rendi dan Bimo terkejut mendengarnya, mereka bertiga langsung bergegas ke dalam. Rupanya Darmawan ada di depan pintu kamar Lusi.

"Ada apa Pak!?", tanya Tono.

"Lusi tidak mau menyahut dan pintunya dikunci dari dalam." kata Darmawan cemas.

"Biar saya coba dobrak Pak, permisi bapak minggir dulu!" ujar Tono.

BRAK! BRAK! BRAK!

Tono belum berhasil membukanya.

"Sini biar saya bantu!", ucap Bimo.

Bimo dan Tono pun mendobrak pintu bersamaan.

BRAKK!

Maka terbukalah pintu kamar Lusi dan mereka terkejut melihat Lusi.

"LUSI !!" teriak Darmawan.

...----------------...

1
Getoutofmyway
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Almendra Acevedo
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
KnuckleBreaker
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!