NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Shela

Mengejar Cinta Shela

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Azra_21

Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Hamil

"Van ajak Shela istirahat di kamar, Shela pasti capek di perjalanan. Kalian rencana mau nginap berapa hari disini? Tanya mama Hany pada Zevan.

Boom... Zevan dan Shela saling pandang. Tak terpikirkan sama sekali untuk menginap. Karena jika menginap sudah pasti mereka akan tidur satu kamar.

"Ma, lain kali aja kami nginap. Lagian Shela juga gak bawa baju ganti" Zevan beralasan dan menatap Shela dengan isyarat matanya seolah berkata ayo jawab iya aja shel.

"Iya ma, Shela gak bawa persiapan apa-apa" setelah faham isyarat dari Zevan.

"Emang mau kemana butuh persiapan? Mau camping ke gunung? Menatap anak dan menantunya bergantian. "Urusan baju gak usah dipikirin, beberapa hari yang lalu mama ke mall beliin Shela banyak baju. Udah sana bawa Shela ke kamar, bajunya mama simpan di lemari Zevan" sambil mendorong Zevan dan Shela agar segera masuk ke kamar.

Dengan langkah berat, dua orang itu pun melangkah menaiki tangga menuju kamar Zevan yang ada dilantai atas. Setelah masuk ke dalam kamar yang cukup luas, Shela mematung di depan pintu, menatap sekeliling memperhatikan kamar yang tertata dengan rapi. Tercium aroma segar pengharum ruangan. Sementara Zevan membuka jaket, dan meletakkan di tempat tidur.

"Emang gak capek berdiri terus?" Tanya Zevan sambil berjalan menuju lemari untuk mengambil baju Shela yang kata mamanya disimpan di lemarinya.

"Hah... Iya" Shela langsung bergerak menuju sofa disudut kamar.

Setelah menemukan beberapa paperbag yang tersusun di lemari bagian bawah, Zevan mengambil semuanya dan memberikan pada Shela. "Ini bajunya, kalau mau mandi kamar mandinya disebelah sana" Tunjuk Zevan.

Shela membuka paperbag yang pertama, mengeluarkan isinya dan mengangkat baju itu tanpa berfikiran aneh. Betapa terkejutnya Shela, bahkan Zevan sampai melotot melihat baju yang dipegang Shela. 'Bisa-bisanya mama kepikiran buat beliin Shela baju seperti itu' batin Zevan. Shela buru-buru memasukkan kembali baju itu kedalam paperbag, dia sangat malu pada Zevan, bahkan Zevan sempat melihat wajahnya yang bersemu merah, Zevan buru-buru membuang pandangannya kearah lain setelah melihat baju tipis menerawang itu.

"Aku mandi duluan" Secepat kilat Zevan masuk kedalam kamar mandi. Setelah Zevan menghilang dari pandangannya, dengan cepat Shela membongkar semua paperbag, untuk mencari baju yang layak untuk dipakainya malam ini. Akhirnya dia menemukan sepasang piyama berwarna merah muda.

Zevan keluar dari kamar mandi sudah memakai kaos oblong dan celana pendek, sambil mengusap-usap rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil.

Shela beranjak dari sofa menuju kamar mandi membawa piyama ditangannya.

"Tunggu" Panggil Zevan. Shela membeku didepan pintu kamar mandi, lalu Zevan membuka pintu lemari mengambil handuk. "Ini handuknya" menyodorkan handuk itu didepan Shela, buru-buru menyambar handuk dan lari masuk ke kamar mandi. Zevan geleng-geleng kepala dengan ulah mamanya, sampai membuat wajah Shela merona seperti tomat.

Ceklek... Pintu kamar mandi terbuka, Shela keluar dari kamar mandi dengan setelan piyama baru yang dibelikan mama Hany , dengan handuk yang masih membalut kepalanya. Shela melihat Zevan berbaring ditempat tidur sambil memainkan ponselnya.

Suara pintu kamar di ketuk, terdengar suara mama Hany memanggil. Zevan hendak beranjak dari tempat tidur.

"Biar aku aja yang buka pintu" jawab Shela cepat, dan melangkah menuju pintu.

"Shela, boleh mama masuk?" mama Hany melongok dari balik pintu

"Boleh ma, ayo masuk" Shela membuka daun pintu lebih lebar.

"Gimana? Kamu betah disini?"

"Betah kok ma"

"Syukurlah kalau kamu betah. Kamar ini belum berubah walaupun Zevan sudah menikah karena kamar ini sangat jarang dipakai, Zevan lebih betah tinggal di apartemennya. Tapi sekarang kalau kamu gak suka kamar ini bisa dirubah sesuai keinginan kamu. Iya kan Van?" mama Hany minta persetujuan Zevan tapi yang diajak bicara hanya sibuk bermain ponsel.

"Hemm" jawaban singkat dari Zevan

"Shela suka kok ma, udah gak ada yang perlu dirubah" Shela tak enak hati jika harus mengatur ulang kamar yang bukan miliknya. Bahkan mungkin sebentar lagi dia tidak akan pernah memasuki kamar itu lagi, pikirnya.

"Ya udah mama turun dulu, sebentar lagi makan malam. Mama tunggu dibawah ya"

"Iya ma, sebentar lagi kita turun" Shela mengantar mama menuju pintu, setelah mama menuruni tangga Shela menutup pintu kamar.

Shela mencari sesuatu dari dalam tasnya, setelah menemukan ponselnya Shela membuka aplikasi WhatsApp dan membaca pesan dari Dinda dan Tiara yang sudah rame di grub chat padahal anggotanya hanya mereka bertiga. Shela membalas pesan sambil tersenyum, karena selalu ada bahan obrolan dari kedua temannya yang membuat Shela tertawa. Zevan memperhatikan Shela yang tersenyum-senyum menatap layar ponselnya. 'Dia selalu tertawa dan tersenyum pada orang lain, tapi tidak pernah tersenyum padaku, bahkan dia tidak pernah memanggilku jika mau berbicara. Apa sebegitu menderitanya dia dengan pernikahan ini' batin Zevan.

"Shela, ayo turun pasti mama udah nungguin" Zevan berdiri disamping tempat tidur.

"Eehh iya, ayo turun" Shela menyimpan ponselnya di sofa.

"Jangan terlalu canggung di depan mama, nanti mama curiga kalau pernikahan kita tidak sesuai dengan yang diharapkannya"

"Maksudnya?" Shela bingung dengan kata-kata Zevan, bukankah dia sudah bersikap biasa saja pada mama Hany tanpa ada kecanggungan batinnya.

"Maksudku panggil aku sayang atau honey biar terlihat mesra didepan mama. Selama ini kamu bahkan tidak pernah memanggilku walaupun sekedar namaku"

"Hah???? Apa itu perlu?" Shela tidak pernah memikirkan panggilannya pada Zevan. Dan benar selama ini dia memang tidak pernah memanggil Zevan dengan sebutan apapun.

"Pikirkan dari sekarang, jangan sampai kamu kebingungan memanggilku di depan mama" Berlalu keluar kamar meninggalkan Shela yang sedang kebingungan. Shela buru-buru keluar kamar menyusul Zevan.

"Sayang, ayo duduk sini" sambut mama Hany ketika melihat Zevan dan Shela menuruni tangga. Kemudian Shela dan Zevan duduk di kursi bersebelahan, mama Hany duduk di dikursi yang berhadapan dengan Shela.

"Wahhh mama masakin makanan kesukaan aku" saat Zevan melihat menu yang terhidang di atas meja.

"Iya kamu kan udah lama gak pulang, jadi mama masakin makanan kesukaan kamu. Tapi mama belum tau makanan kesukaan Shela jadi mama cuma nyuruh bibi nyiapin yang ada dimeja ini aja" ucap Bu Hany.

"Gak apa-apa ma, Shela gak terlalu pilih-pilih makanan kok. Makanan ini juga semuanya enak-enak" Shela menanggapi mama mertuanya yang terlalu berlebihan.

"Memangnya makanan kesukaan Shela apa Van?" tanya mama Hany melihat Zevan yang akan menyuapkan sendok ke mulutnya.

"Hah???" kebingungan menjawab kenapa dia yang ditanya, menoleh pada Shela yang sepertinya tak ada niat untuk membantunya menjawab. "Shela suka kepiting saus Padang ma, iya kan Shel?" Zevan menyenggol kaki Shela dibawah meja.

"Eehh iya" jawab Shela acuh

"Sering-sering kesini, nanti mama masakin kepiting saus Padang"

"Makasih ya ma, Shela jadi ngerepotin mama" Ada rasa bahagia dihati Shela dengan perhatian mama mertuanya. Dia jadi rindu pada almarhum ibunya.

"Gak apa-apa sayang, mama gak merasa direpotkan sama sekali. Apalagi kalau nanti kamu ngidam mama akan turuti semua keinginan kamu. Apa belum ada tanda-tanda hamil?" tanya Bu Hany

"Uhukk....uhukk" Shela tersedak saat mengunyah makanan. Bahkan Zevan sampai menjatuhkan sendok saking terkejutnya.

"Zevan ambilin Shela minum cepat" teriak mama Hany. Karena Zevan hanya bengong disebelahnya.

"Hah... Iya. Ini minumnya" segera Zevan menyodorkan gelasnya pada Shela "Lain kali kalau makan pelan-pelan" Bisiknya pada Shela tapi tetap terdengar ditelinga mama Hany. Shela meminum air dari gelas yang sama dengan Zevan. Setelah habis hampir separuh, ia menyadari gelasnya ada disebelah kirinya.

"Loh... Ini gelas kamu bukan gelasku" Shela meletakkan gelas yang ia pegang didepan Zevan.

"Memangnya kenapa kalau gelas Zevan sayang, gak apa-apa kan kalau suami istri minum digelas yang sama" Walaupun ada sedikit rasa heran tapi mama Hany tidak memikirkannya lagi. "Jadi gimana? Apa belum ada tanda-tanda hamil? mama Hany mengulang pertanyaan yang sama.

"Ma, habisin dulu makanannya, jangan tanya yang aneh-aneh". Kesal Zevan

"Iya..iya...padahal mama udah pengen banget gendong cucu" omelnya, tapi tak ada lagi kata yang keluar dari mulutnya. Meja makan itu berubah jadi hening, semua makan dalam diam.

Setelah drama dimeja makan selesai, mama Hany dan Shela duduk didepan tv diruang keluarga.

"Shela" mama Shela mengelus tangan menantunya dengan lembut dan penuh harapan.

"Iya ma" Shela menatap manik mama Hany seperti ada kesedihan didalamnya.

"Apa gak sebaiknya kamu berhenti bekerja, biar kamu bisa fokus pada program kehamilan" Saran mama Hany. Karena dia mendengar dari Zevan bahwa Shela meminta Zevan untuk mengijinkannya berkerja.

"Ma, semua itu sudah diatur sama yang maha kuasa, mama terus doain Shela ya biar Shela segera hamil" Shela berusaha memberi pengertian pada mama Hany, walaupun dadanya seperti tertimpa batu besar saat mengucapkannya. Tidak tega harus berbohong pada mama mertua yang sangat menyayanginya.

"Mama selalu mendoakan yang terbaik buat kalian berdua sayang, buat keluarga kita"

Zevan ada di taman belakang, sedang menerima panggilan dari Viona.

"Sayang, kamu kemana aja sih dari tadi aku telpon gak diangkat". Terdengar suara merajuk Viona dari sebrang telepon.

"Maaf ya sayang, aku lagi dirumah mama". Sahut Zevan

"Apa perempuan itu juga ikut?" selidik Viona

"Iya, mama pengen ketemu Shela makanya aku kerumah mama sama dia".

"Kamu pasti lagi enak enakan sama perempuan itu?"

"Kamu cemburu?" Zevan tergelak

"Udah ahh males ngomong sama kamu" tuttt.... Sambungan terputus. Zevan menatap layar hp yang sudah gelap, Viona memutuskan panggilan karena cemburu.

"Kak!" Suara Shela memanggil Zevan dari pintu.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

1
Aying
lanjut min seru ceritanya
iqbal nasution
abis cerai kawin lagi..
Hanisah Nisa
lanjut
Mar lina
Marlina
mampir
thor
iqbal nasution
viona
Drezzlle
suka kak ceritanya
𝓐𝓩𝓡𝓐: makasih 😊
total 1 replies
Drezzlle
emang kejam dia
Drezzlle
Udah di bikinin sarapan, nggak terimakasih. noh banyak yang pagi2 nggak dibikinin apa2 sama istrinya
Drezzlle
aku mampir nih kak
Drezzlle
hih, Zevan gitu amat
iqbal nasution
lanjut
Theodora
Pake nanya lagi😒
iqbal nasution
yes
Siska
lama² jadi pasangan somplak 🤣
iqbal nasution
semangat
Theodora
Gak adegan yg mesra bgt tapi aku senyum2 lihat Shela dan Zevan di chapter ini😆 penulisannya oke bgt ringan buat dibaca, cuma aku perhatiin beberapa kali tanda kutip dua ada yg ketinggalan pas bagian percakapannya.
𝓐𝓩𝓡𝓐: semangat 😘
Theodora: Wihh sama dong aku jg. Kita sama2 belajar kak😁
total 3 replies
Theodora
Ciee cemburu🤭
iqbal nasution
g0
Siska
👍🏻
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!