NovelToon NovelToon
Izinkan Mama Kembali

Izinkan Mama Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Genius / Konflik etika / Selingkuh / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.

Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.

Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.

Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?

Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.

Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?

Ikuti kisahnya!💕

Follow author ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 Dibawa Pulang

Dengan hati-hati preman itu mendekati Shaka yang sedang memasang jurus kuda-kuda.

"Dasar bocah tengil, kembalikan tas itu padaku! Itu hasil kerja kerasku hari ini," preman itu menunjuk Shaka dengan kemarahan yang memuncak.

Bukannya mengembalikan tas tersebut, Shaka justru tertawa remeh. Tidak ada rasa takut sedikit pun ketika berhadapan dengan preman.

"Om kalau kerja yang benar, jangan merampas barang milik orang lain! Ingat umur Om. Aku khawatir Om keburu mati saat nyopet begini. Mendingan Om tobat deh!" kata Shaka lantang.

"Sialan...malah ceramah. Aku engga butuh ceramah lu, bocil! Hiaaaaaaat!" preman itu langsung menyerang Shaka, namun tiba-tiba ada penyerangan dari belakang.

Bugh

Bugh

Seorang lelaki bertubi-tubi menyerang preman itu tanpa ampun. Ia menarik kerah preman langsung lanjut memukulinya.

"Dasar banci. Bisa-bisanya mau nyerang anak kecil. Dia itu masih di bawah umur. Ga perlu dilawan!"

Tidak ada perlawanan dari preman tersebut. Penyerangan membabi buta dari lelaki itu membuatnya kalah telak.

Baru saja lelaki itu hendak meninju mukanya, preman itu sudah tidak berdaya. Akhirnya ambruk.

Dua orang satpam datang untuk menindak keributan. Setelah mereka tahu penjelasan dari beberapa orang yang melihat kejadian itu, preman pun dibawa ke pos keamanan. Para satpam berlalu dari kerumunan massa.

"Yeeeeaaaa Om hebat!"

Shaka bertepuk tangan lalu mengangkat kedua jempolnya. Shaka bahagia sekali karena sudah ada yang menolongnya dari orang jahat, padahal tadi hatinya sudah ketar-ketir. Ia hanya ingat pesan papanya, kalau bertemu orang jahat jangan pernah memperlihatkan kelemahan dan ketakutan di hadapannya. Yakinlah pasti akan ada orang yang menolongmu jika kita terus ingat pada Allah.

Keceriaannya tidak berlangsung lama manakala matanya bersirobok dengan seorang wanita yang tidak asing lagi.

"Tante..." katanya lirih. Ia membalikkan badannya secara perlahan, namun kerah bajunya ada yang menarik, hingga ia tertahan untuk bisa pergi.

"Heeee mau ke mana kamu?"

Shaka cengar-cengir. Sungguh tanpa diduga sama sekali, ia bisa bertemu dengan tante lampir yang bernama Arisa.

"Eeh Tante...maaf tante, Shaka tidak bisa lama-lama. Shaka mau..."

Wanita itu menarik kembali kerah baju yang Shaka kenakan.

"Mau ke mana lagi bocil? Pulang sekarang! Ibumu mencarimu. Bisa-bisa dia jatuh sakit karena ulahmu. Ayo pulang! Lagian tas Tante ada padamu, bocil!"

Shaka melihat tas selempang milik tante lampir yang masih menggantung di lehernya.

"Eh iya Tante. Ini tasnya. Tadi Shaka lho yang ambil tas ini dari preman," jelas Shaka berharap tante lampirnya tidak akan marah-marah lagi.

Shaka mengeluarkan tas yang menggantung di lehernya dengan tangan kanannya, lalu menyerahkannya pada Arisa.

Laki-laki jagoan yang menolong Shaka tadi mendekati Arisa.

"Kamu mengenalnya?"

"Sangat kenal. Anak ini kabur dari rumah. Nih anak, anak asisten rumah tangga kakakku. Iparku sampe nangis dibuatnya,"

"Iya tapi pegangnya jangan dikerah bajunya dong. Kasihan pasti sakit itu."

Lelaki yang bernama Arya itu meringis tidak tega melihat anak kecil diperlakukan tidak baik oleh kekasihnya.

"Biarin Mas. Nanti dia kabur lagi."

"Lepaskan aku Tante kumohon. Aku hanya ingin pulang ke Jakarta bertemu papa!" teriak Shaka memohon.

Arya mengeryitkan keningnya. Rasanya ia pernah melihat anak tersebut tapi entah di mana. Ia terus menatap anak yang merengek tidak mau dipulangkan tanpa perlawanan secara fisik. Padahal tadi saat berhadapan dengan preman, anak itu berdiri gagah menantang preman untuk berkelahi.

Tiba-tiba Rumina melerai setelah ia melihat Shaka diperlakukan tidak baik oleh seorang yang tidak ia kenal.

"Lepaskan Shaka!"

Arisa menoleh. Mengeryitkan keningnya penuh tanda tanya.

"Hei siapa kamu?"

"Aku neneknya!"

"Hah nenek?" Arisa tertawa membuat semua orang yang melihat kejadian tersebut ikut menatap Rumina meminta penjelasan.

"Kalau kamu tahu anak ini cucumu, berarti kamu tahu siapa nama ibunya?"

"Ooh tentu saja," jawab Rumina dengan percaya diri. Padahal hatinya sudah berdegup kencang.

"Siapa? Katakan siapa nama ibunya?"

Rumina terdiam. Ia tidak bisa menjawab karena selama ini Shaka tidak pernah memberitahukan nama mamanya. Walaupun tadi pagi sempat menceritakan tentang papanya namun Shaka tidak pernah menyebutkan nama orang tuanya.

Arisa tertawa sumbang, "Oooh jangan-jangan kamu yang selama ini menculik Shaka?"

Deg

Deg

Hati Rumina berdegup kencang. Ia kesulitan untuk menelan salivanya. Wajahnya seketika pucat. Seolah aliran darahnya terhenti saat itu juga. Apa yang ia khawatiri terjadi juga.

"Kenapa diam? Nenek pasti yang sudah menculik Shaka..."

Rumina memindai sekeliling tempat tersebut, mereka yang melihat kejadian itu seolah sedang menghujatnya tanpa alasan yang jelas.

"Tidak. Aku bukan penculik. Kalau kamu tidak percaya, bisa tanyakan pada Shaka. Nak Shaka, nenek bukan penculik kan?" kata-kata Rumina terdengar lirih.

"Iya. nenek bukan penculik. Nenek orang baik sama seperti suaminya. Mereka yang sudah menolong Shaka."

Shaka masih kesulitan bergerak karena tangan Arisa masih mencengkram bahunya.

"Kalau nenek bukan penculik Shaka, berarti Shaka ikut denganku biar aku yang akan mengembalikannya pada ibunya!" ujar Arisa tegas.

"Kumohon kembalikan shaka padaku. Biar aku saja yang mengembalikan Shaka pada Ibunya," pinta Rumina dengan penuh harap, agar ia tidak dipersalahkan oleh suaminya karena sudah menyerahkan Shaka pada orang yang tidak dikenal.

"Aku tidak mau pulang!" pekik Shaka.

Arya mendekati Shaka yang merasa ketakutan untuk diajak pulang. Ia mencoba untuk membujuknya.

"Shaka namamu bagus deh. Mau engga sebelum ke Jakarta, Shaka pulang dulu ke rumah Ibunya Shaka. Kasihan lho Ibu Shaka nangis. Nanti Om Arya yang anter. Mau Ya!" ujar Arya dengan lembut dan tenang.

Shaka menatap lelaki itu dengan sendu, ada pembiasaan papanya yang tergambar pada lelaki tersebut. Ia seolah berada di hadapan papanya. Hatinya sedikit tenang.

"Mau ya?" tanya Arya lagi.

Shaka hanya mengangguk.

"Maaf Nek. Shaka biar kami yang mengantar ke orang tuanya. Nenek jangan khawatir. Oiya ini kartu namaku. Kalau nenek ada keperluan silakan hubungi aku saja," ujar Arya sedikit menenangkan hati Rumina.

Rumina akhirnya membiarkan mereka membawa Shaka walaupun hatinya sangat khawatir. Rumina hanya menatap nanar mobil yang membawa Shaka.

Di dalam mobil, Shaka duduk di belakang pengemudi. Ia menangis tanpa suara.

"Risa jangan memperlakukan anak kecil seperti itu,"

"Biarin aja Mas. Dia anak yang nakal. Merepotkan orang lain saja," ujarnya mendengus kesal.

Arya menggeleng-gelengkan kepalanya. Satu persatu karakter asli kekasihnya terkuak dengan sendirinya.

"Kalau kamu merasa repot, kenapa tidak kamu biarkan dia bersama nenek itu? Biarkan nenek itu yang mengantar Shaka pada orang tuanya."

"Aku ingin ada pembuktian pada kakakku bahwa aku pun bisa berbuat baik dengan menemukan anak ini dan mengembalikannya ke pangkuan ibunya."

"Ya Allah berarti kamu tidak tulus menolongnya? Pantas saja sikap kamu padanya tidak mencerminkan seorang wanita yang baik. Aku jadi berpikir ulang tentang hubungan kita. Mau dijadikan apa anak-anak kita nanti?"

"Mas bicara apa sih? Jangan ngawur deh. Kalau kita menikah dan punya anak, tentu aku memperlakukan anak dengan baik dong Mas. Aku manjakan mereka. Aku akan mendidiknya dengan baik. Tidak seperti Shaka ini. Pasti didikan ibunya yang ga bener sampe kabur dari rumah segala,"

Arya tidak menanggapi ucapan Arisa yang masih berkicau. Sungguh hal ini di luar dugaan. Ternyata di situasi tertentu kekasihnya sama sekali tidak ada kelembutan sebagai sosok wanita yang menjadi dambaannya.

Akankah hubungannya bisa dipertahankan?

1
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
yuna jdohny arya, dikara sma ank maryam/Chuckle/
Ñůŕšý: ikan koki laaaaaah
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️: ayooo, ikan apa yg bsa masakk
total 3 replies
Wanita Aries
Wah wah kyknya si arya penisirin bgt yak ma yuna.. mau digebet
Anonymous
kakeknya kah?
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
upppp
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
jgn blng udh pndh rmh ke rmh mama ny lgi
Wanita Aries
Shaka ktmu siapa yaa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Rumahnya Dikara udah dijual 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
msh membekas ya Shaka 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Bocil🤣🤣🤣
Kadek Bella
lanjut thoor
Wanita Aries
Ktmu jg ma tu bocil ya ar
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
eng ing eng, bnr kah ktmu/Facepalm/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
akhirnya ketemu 🤗
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
tayangan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Itu anak yg sama 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Apa ini Arya 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Masa dari dokter jadi jualan nasi goreng 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Abang nya juga sama aja 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Wah dasar Amara 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bener Shaka,kasihan bi Irah 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!