NovelToon NovelToon
Aku Bisa Tanpamu

Aku Bisa Tanpamu

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:497.5k
Nilai: 5
Nama Author: Iin Nuryati

Menikah dengan orang yang aku cintai, hidup bahagia bersama, sampai akhirnya kami dikaruniai seorang putra tampan. Nyatanya setelah itu justru badai perceraian yang tiba-tiba datang menghantam. Bagaikan sambaran petir di siang hari.

Kehidupanku seketika berubah 180 derajat. Tapi aku harus tetap kuat demi putra kecilku dan juga ibu serta adikku.

Akankah cinta itu kembali datang? Sementara hatiku rasanya sudah mati rasa dan tidak percaya lagi pada yang namanya cinta. Benarkah cinta sejati itu masih ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Kawan Lama

✉️: Kapan kamu mau mampir ke kafe kakak, Ham? Dari kemarin ditungguin nggak dateng-dateng kamu.

Hamzah membaca chat wa dari Awan. Senyumnya mengembang. Mantan kakak tingkatnya itu selalu menyuruh Hamzah untuk datang ke kafe miliknya. Tetapi karena kesibukannya, Hamzah belum sempat mampir dan mengunjungi Awan.

Hamzah berpikir sejenak. Mungkin hari ini bisa. Kebetulan Keinan libur jadi dia tidak harus menjemput Keinan di sekolahnya. Hamzah kemudian mengetik pesan balasan untuk Awan.

✉️: Insya Allah siang ini ya, kak. Selesai kelas nanti aku mampir kesitu.

Tring!!!

Hamzah langsung membuka pesan balasan dari Awan.

✉️: Oke. Kakak tunggu. Kita makan siang bareng nanti. Kakak nggak akan makan sebelum kamu datang.

Hamzah tersenyum membaca pesan balasan dari Awan. Dari dulu kakak tingkatnya itu memang terkenal humoris dan pandai bergaul.

✉️: Oke kak.

Setelah membalas demikian, Hamzah kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

Meraih tas ranselnya, Hamzah kemudian keluar dari kamar dan menghampiri ibu serta kakaknya di dapur.

"Bu, Kak, Hamzah berangkat dulu, ya," kata Hamzah.

"Oke, Dek. Hati-hati, ya," balas Shofi yang dibalas anggukan kepala oleh Hamzah.

"Iya, Ham. Hati-hati, nggak usah ngebut-ngebut bawa motornya," pesan Aminah.

"Pasti, Bu. Oh iya Bu, hari ini aku pulang agak sore-an, ya. Mau mampir ke tempat kawan lama aku," kata Hamzah lagi meminta ijin.

"Iya, nggak pa-pa. Pokoknya hati-hati saja," balas Aminah.

Lagi-lagi Hamzah mengangguk. Hamzah kemudian mencium punggung tangan kanan ibu dan kakaknya tersebut.

"Hamzah berangkat. Assalamu'alaikum," pamit Hamzah.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati," balas Aminah dan Shofi bersamaan.

☘️☘️☘️

Siang hari.

Sesuai janjinya tadi, siang ini Hamzah datang ke kafe milik Awan.

"Selamat datang di kafe Awan. Mari Kak, silahkan masuk," ucap salah satu pegawai Awan yang berdiri di dekat pintu masuk dan bertugas untuk menyambut tamu dan mengarahkan tamu untuk mencari tempat duduk, namanya Adit.

"Iya, makasih. Kak Awan-nya ada? Saya udah ada janji dengan Kak Awan," kata Hamzah.

"Oh, udah ada janji dengan bos Awan, ya? Bos Awan ada kok-"

"Hamzah," teriak Awan yang baru saja keluar dari ruangannya, memanggil Hamzah.

"Kak Awan," balas Hamzah.

"Dia temen gue, Dit. Udah, Lo lanjut kerja aja," kata Awan setelah berada di dekat Hamzah dan Adit.

"Oh, oke deh, bos," balas Adit.

"Ayo masuk, Ham," ajak Awan.

"Iya, Kak."

"Oh iya, Dit, tolong nanti anterin minuman sama makanan ke ruangan gue, ya. Gue mau makan siang bareng Hamzah di dalam," kata Awan kepada Adit.

"Oke, bos. Siap!" balas Adit.

Awan kemudian mengajak Hamzah untuk masuk ke dalam ruangannya di kafe tersebut.

"Duduk, Ham," kata Awan mempersilahkan Hamzah untuk duduk di sofa yang terdapat di dalam ruangannya tersebut.

"Makasih, Kak."

Awan dan Hamzah kemudian mendudukkan diri mereka bersebelahan di sofa.

"Gimana kabar kamu, Ham?"

"Alhamdulillaah baik. Kak Awan sendiri gimana kabarnya?"

"Syukurlah. Alhamdulillaah kakak juga baik kok. Kuliah kamu gimana? Nggak ada masalah kan?"

"Alhamdulillaah Kak, semuanya lancar."

"Bagus kalau gitu. Sibuk banget ya kamu, Ham? Seminggu lebih loh, baru hari ini kamu punya waktu buat mampir kesini."

"Sorry deh, Kak. Habis kuliah sama jemput Keinan, aku bantuin ibu jualan di warungnya. Terus malamnya aku ambil kerja sampingan di kafe One Light."

"Loh, kamu masih kerja di kafenya Bu Yolanda ya sampai sekarang? Ibu juga masih jualan gado-gado, Ham?"

Bu Yolanda adalah salah satu dosen di kampus X, itu kenapa Awan juga mengenal beliau.

"Iya Kak, ibu masih jualan gado-gado. Aku juga masih kerja di kafe punya Bu Yolanda. Lumayan kan Kak buat tambah-tambah biaya kuliah aku. Untung aja dulu Kak Awan rekomendasi-in aku ke Bu Yolanda. Makanya aku bisa langsung diterima buat kerja sampingan disana tiap malam. Makasih banyak ya, Kak," ucap Hamzah berterima kasih.

"Apaan sih, Ham. Nggak usah dibahas lagi deh. Kakak seneng kok bisa bantuin kamu. Dulu kakak belum punya kafe ini, jadi nggak bisa bantuin kamu secara langsung. Rumah makan milik Papa sama abang-nya kakak juga udah full karyawannya. Dan kebetulan waktu itu Bu Yolanda cerita kalau beliau kekurangan karyawan, makanya kakak langsung rekomendasi-in kamu," kata Awan, sedikit mengenang masa lalu.

"Itu aja kakak udah bantu aku banyak banget kok. Kalau nggak ada bantuan dari Kak Awan, aku pasti masih kebingungan cari kerjaan sampingan."

"Udah deh, udah. Nggak perlu bahas-bahas masalah itu lagi."

Tok. Tok. Tok.

Tiba-tiba terdengar pintu ruangan Awan diketuk dari luar.

"Masuk," kata Awan.

Klek.

"Permisi, bos. Ini minuman sama makanannya," kata Adit setelah membuka pintu ruangan Awan tersebut.

"Oh, iya. Bawa sini, Dit."

Adit kemudian masuk seraya membawa nampan di tangannya. Dan setelah selesai menata semua yang dia bawa ke atas meja sofa, Adit pun kemudian pamit untuk undur diri.

"Ayo, Ham, kita makan dulu. Udah laper nih kakak dari tadi nungguin kamu."

"Iya deh, Kak."

Awan dan Hamzah pun kemudian mulai menyantap makan siang mereka.

"Gimana kamu, udah jadian belum sama Ayesha?" tanya Awan di sela-sela mengunyah makan siangnya.

"Uhuk, uhuk," Hamzah langsung tersedak mendengar pertanyaan dari Awan tadi.

"Ck, kamu, Ham. Gitu aja langsung keselek. Nih minum dulu," cibir Awan kemudian mengambilkan minuman untuk Hamzah.

Hamzah menerima gelas dari Awan kemudian langsung meminum isinya.

"Kak Awan sih, tiba-tiba nanya gituan. Ya aku kan jadi kaget," gerutu Hamzah.

"Kan kakak penasaran gimana kelanjutan hubungan kalian sekarang. Dulu, kamu yang malu-malu, terus Ayesha yang agresif buat ngedeketin kamu terus. Penasaran aja gitu sekarang jadinya gimana? Berhasil nggak si Ayesha buat ngeluluhin hati kamu?"

"Ya, gitu deh, Kak. Sekarang kami emang udah jadian. Alhamdulillaah udah jalan dua tahun ini. Tapi dari awal aku udah bilang sama Ayesha, kalau aku nggak bisa kayak cowok-cowok lain yang sering ngajakin jalan, rutin ngapel, atau apalah itu. Soalnya ya gini keadaan aku, waktu aku terbagi-bagi buat kuliah, bantu-bantu di rumah, sama kerja sampingan juga kan."

"Tapi Ayesha bisa menerima kan?"

"Ya untungnya sih Ayesha bisa menerima dan memahami kesibukan aku, Kak. Apalagi sekarang Ayesha juga ada kerjaan sampingan juga di toko kue milik sepupunya gitu. Jadi ya, kita berdua mencoba untuk tetap saling mengerti dan memahami aja sih."

"Hebat kalian berdua. Salut kakak sama kedewasaan pemikiran kalian dalam berhubungan yang nggak egois dan justru saling mensupport."

"Iya Kak. Aku juga bersyukur banget punya cewek kayak Ayesha yang nggak pernah menuntut aku harus gini harus gitu. Dia selalu mengerti kesibukan aku. Bahkan beberapa kali, kalau aku lagi ada kelas siang, Ayesha yang bakal jemput Keinan duluan dan bawa Keinan ke toko kue milik sepupunya itu. Jadi nanti aku tinggal jemput kesana."

"Ayesha udah kamu kenalin sama Keinan juga?"

"Udah dong, Kak. Udah aku kenalin ke ibu sama kakak aku juga. Aku juga udah kenal kok sama orang tua dan kakaknya Ayesha. Dari awal kita emang udah sepakat untuk terbuka ke keluarga kita masing-masing. Soalnya kita berdua niatnya serius dari awal, bukan untuk main-main aja."

"Hebat-hebat. Salut banget kakak sama anak muda kayak kalian berdua ini yang nggak menganggap main-main suatu hubungan dan juga perasaan kalian. Kakak do'ain semoga kalian berdua langgeng sampai ke pelaminan nanti ya, aamiin."

"Aamiin Yaa robbal 'aalamiin. Makasih, Kak."

"Sama-sama. Ya udah yuk, kita selesai-in dulu makan siangnya."

Hamzah mengangguk. Mereka berdua kemudian melanjutkan acara makan siang mereka.

1
Lala lala
Luar biasa
Lala lala
kampung norak dmn tuh ributin janda baik2 . di t4 ku mau janda mau psk ga prnh diserang emak asal sopan tdk ganggu rt org
Lala lala
kan hp hamzah mati..makanya ga bs hub awan nitip keinan
Surya Hermawan
Luar biasa
Surya Hermawan
kisah keinan dah aku baca tp bundanya baru buka/nemu
🇩𝗘𝗪𝗜 𝗠𝗔𝗛𝗔𝗥𝗔𝗡𝗜 🌀🖌
anak yang penuh semangat pasti sukses
🇩𝓮𝔀𝓲 𝓡𝓪𝓽𝓲𝓱🌀🖌
anak pintar, seneng punya anak seperti itu
🇩𝓮𝔀𝓲ᵇᵘⁿᵍᵃ²🌀🖌
nama nya sudah pasti wangi bun
🇩ҽɯι ₳Ɽ₳ 🌀🖌
sedih ya bun, kalau anak di bully
🇩єωι αяιмвι🌀🖌
lagi cari jejak karya ini mah
🇩EWI ᴺᵁᴿ CAHAYA🌀🖌
mulai dari awal
🇩êwï §êñjå 🌀🖌
nama nya bagus keinan
🇩EWI SEKAR TANJUNG🌀🖌
keluarga yang kompak
Zidan Borneo
keluarga kecil yg bahagia. sng lihatnya jika keluarga shofi bahagia, walau di seorang janda
Zacky Lim
keinan sdh mandi, pasti wangi banget. sayang sm bunda ya! anak manis dan kebanggaan orangtua
🇳ʊʀʍǟ̈̄ʟǟ̈̄ ɖɛաɨ🌀🖌
subhanallah pinter nya keinan
🇲🅰🆈🆁🅰ᵈᵉʷᶦ🌀🖌
cinta yang buta buat lelaki yang bodoh seperti kamu bayu
🇹ⱤłɆᵈᵉʷᶦ 🌀🖌
keinan cukup dengar kan saja ya
🇹ⱤłɆᵈᵉʷᶦ 🌀🖌
wkwkwk hukuman papa enak keinan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ˢ⍣⃟ₛ🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
anak mu pintar Shofi 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!